JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku prihatin dengan kondisi kampung nelayan di Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah. Jokowi sempat blusukan ke kampung nelayan terluas di Semarang tersebut pada Rabu (3/12/2014).
"Terus terang hati saya ngenes melihat kampung ini, timbul dalam
pikiran saya, 'Kenapa nelayan kita tidak menguasai permodalan? Tidak
menjadi 'majikan' atas lautan negaranya sendiri? Padahal lautan kita
luas, ikan-ikan di lautan kita amat banyak'," kata Jokowi dalam akun Facebook-nya, Ir H Joko Widodo, Rabu.
Jokowi mengatakan, dampak pencurian ikan di perairan Indonesia sangat luas, salah satunya para nelayan menjadi miskin. Ia lalu menyinggung pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kepadanya bahwa nelayan melihat pukat harimau milik warga negara asing yang seenaknya menangkap ikan.
"Jelas Bu Susi marah, nasionalisme-nya terbakar, rasa cinta-nya
pada rakyat membuat ia marah 'Kenapa nelayan kita miskin, sementara
lautan kita dirampok habis-habisan'," kata Presiden.
"Kita harus bertindak dan saya sebagai Presiden yang juga
Panglima Tertinggi TNI sudah perintahkan jajaran keamanan
"amankan...amankan, sekali lagi...amankan lautan kita dari kapal-kapal
penjarah ikan negara asing. Ini langkah pertama kita membereskan mafia
maling ikan di lautan kita," tambah Jokowi.
Presiden lalu mengutip data Badan Pemeriksa Keuangan soal adanya
kerugian Rp 300 triliun dalam sektor perikanan. Ada sekitar 5.400 kapal
yang melakukan pencurian ikan.
"Ini bukan angka main-main, kalau kita bisa mengamankan Rp 300
triliun, berapa banyak aliran modal masuk ke negara dan menyejahterakan
nelayan bangsa sendiri? Berapa banyak koperasi-koperasi nelayan bisa
dihidupkan, digairahkan aliran kas-nya, berapa banyak industri-industri
perikanan dan turunannya bisa terbangun? Berapa banyak kemudian
puskemas-puskesmas bisa dibangun, sekolah-sekolah dibangun, pusat-pusat
kebudayaan di pesisir bisa dikembangkan? Rumah-rumah ibadah bisa
dibangun?" kata Jokowi.
"Saya tidak ingin melihat nelayan-nelayan bangsa Indonesia
miskin, bengong melihat kapal pukat harimau negara asing merampok lautan
bangsa kita, kita harus ubah itu," tambahnya.
Sebagai Presiden RI dan Panglima Tertinggi TNI, Presiden lalu memerintahkan kepada jajaran terkait, "Amankan
lautan kita dari aksi penjarahan ilegal, perkuat struktur aliran
permodalan ke nelayan-nelayan sehingga mereka mudah mendapatkan akses
untuk melaut dan membawa hasilnya, bangun infrasturuktur-infrastruktur
baru di kampung-kampung nelayan, ini tugas konstitusi."
http://nasional.kompas.com/read/2014/12/03/15532321/Jokowi.Ngenes.Lihat.Nelayan.Miskin.tetapi.Pukat.Harimau.Negara.Asing.Merampok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar