Untuk menjadikan anak-anak menjadi individu yang diterima oleh
lingkungan, tentu orangtua harus mengajarkan banyak hal. Salah satu
diantaranya adalah membiasakan mereka memberi atau berbagi.
Memberi bisa dilakukan dari hal yang paling kecil, misalnya memberi makanan, hingga hal seperti menyisihkan uang saku untuk diberikan pada orang lain yang lebih membutuhkan.
Memberi menjadi mudah bila orangtua sudah membiasakan diri melakukan hal ini sebagai contoh untuk anak. Jika memberi sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari, maka selanjutnya yang diperlukan adalah memberi dengan penuh keikhlasan. Sebab, jika itu berhasil ditanamkan, maka hidup akan makin terasa membahagiakan.
Lalu, bagaimana mengajarkan anak untuk ikhlas dalam memberi? Berikut beberapa hal yang bisa diajarkan pada mereka.
Memberi bisa dilakukan dari hal yang paling kecil, misalnya memberi makanan, hingga hal seperti menyisihkan uang saku untuk diberikan pada orang lain yang lebih membutuhkan.
Memberi menjadi mudah bila orangtua sudah membiasakan diri melakukan hal ini sebagai contoh untuk anak. Jika memberi sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari, maka selanjutnya yang diperlukan adalah memberi dengan penuh keikhlasan. Sebab, jika itu berhasil ditanamkan, maka hidup akan makin terasa membahagiakan.
Lalu, bagaimana mengajarkan anak untuk ikhlas dalam memberi? Berikut beberapa hal yang bisa diajarkan pada mereka.
1. Memberi Hadiah
Pelajaran memberi yang paling mudah adalah dengan mengajarkan memberi
hadiah. Hadiah bukan karena buah hati kita menghadiri undangan. Hadiah
ini untuk melekatkan nilai pertemanan. Misal, mereka punya dua buah
pulpen yang sama warnanya. Kita bisa mengajarkan mereka untuk memberikan
satu pulpen itu pada teman terdekatnya.
Memberi pada teman dekat ini tentunya akan menyenangkan untuk mereka, karena mereka masih bisa melihat ke mana perginya barang kesayangan mereka.
Memberi pada teman dekat ini tentunya akan menyenangkan untuk mereka, karena mereka masih bisa melihat ke mana perginya barang kesayangan mereka.
2. Memberi Bukan Karena Diminta
Mengajarkan pemberian pada peminta-minta tentu bukan hal yang baik.
Apalagi banyak dari sosok peminta-minta itu adalah orang manusia sehat
yang lengkap jasmaninya dan hanya berpura-pura susah agar dikasihani.
Memberi pada peminta-minta hanya akan membuat anak-anak belajar memberi
jika ada yang meminta.
Maka yang terbaik adalah mengajarkan untuk memberi dengan mendatangi orang-orang yang memang membutuhkan. Ajarkan pada anak bagaimana kita sebagai orangtua mengumpulkan barang untuk diberikan pada orang. Dan kita mendatangi orang itu hingga buah hati kita paham bagaimana proses memberi yang baik.
Maka yang terbaik adalah mengajarkan untuk memberi dengan mendatangi orang-orang yang memang membutuhkan. Ajarkan pada anak bagaimana kita sebagai orangtua mengumpulkan barang untuk diberikan pada orang. Dan kita mendatangi orang itu hingga buah hati kita paham bagaimana proses memberi yang baik.
3. Beri yang Masih Layak
Memberi itu menyisihkan sesuatu. Bukan membuangnya. Itu artinya kita
harus mengajarkan anak untuk memberikan barang mereka yang masih layak
pakai, bukan yang sudah tidak bisa terpakai.
Memberi dengan sesuatu yang masih baik akan membuat anak-anak sadar juga untuk menjaga segala benda miliknya, karena pasti kelak akan masih bisa bermanfaaat untuk orang lain.
Memberi dengan sesuatu yang masih baik akan membuat anak-anak sadar juga untuk menjaga segala benda miliknya, karena pasti kelak akan masih bisa bermanfaaat untuk orang lain.
4. Ajarkan Maaf
Memberi memang bukan berbuat kesalahan. Tapi banyak orang yang ketika
kita rasa pantas diberi tapi ia tidak mau diberi. Maka ajarkan pada
anak-anak untuk bertanya lebih dulu ketika akan memberi. “Maaf, kalau
aku kasih barang yang ini, kamu mau tidak?”
Pertanyaan kecil seperti itu akan membuat orang tidak merasa direndahkan ketika menerima dan kita tidak sakit hati ketika ditolak.
Ucapkan terima kasih ketika ia mau menerima barang yang kita beri. Karena sesungguhnya kita yang terbantu karena barang milik kita yang sudah jarang digunakan jadi bermanfaat lagi di tangan mereka.
Pertanyaan kecil seperti itu akan membuat orang tidak merasa direndahkan ketika menerima dan kita tidak sakit hati ketika ditolak.
Ucapkan terima kasih ketika ia mau menerima barang yang kita beri. Karena sesungguhnya kita yang terbantu karena barang milik kita yang sudah jarang digunakan jadi bermanfaat lagi di tangan mereka.
5. Ikhlaskan
Rangkaian panjang proses memberi di atas pada akhirnya menggiring
anak-anak kita untuk memberi yang terbaik dan mengikhlaskan. Salah satu
yang bisa dilakukan adalah dengan mencoba melupakan apa yang sudah
diberikan.
Melupakan pemberian tentu hal yang sulit bagi orang yang tidak biasa memberi. Tapi untuk anak yang sudah terbiasa diberi rangkaian panjang awal memberi dan bahagianya memberi, proses ini justru menjadi sangat mudah. Tentu, semua butuh proses dan pembiasaan. Maka, jadi tanggung jawab kita sebagai orangtua untuk mendampingi buah hati untuk mengajarkan dari sekarang agar memberi itu akan terasa jauh lebih indah dan penuh makna.
Melupakan pemberian tentu hal yang sulit bagi orang yang tidak biasa memberi. Tapi untuk anak yang sudah terbiasa diberi rangkaian panjang awal memberi dan bahagianya memberi, proses ini justru menjadi sangat mudah. Tentu, semua butuh proses dan pembiasaan. Maka, jadi tanggung jawab kita sebagai orangtua untuk mendampingi buah hati untuk mengajarkan dari sekarang agar memberi itu akan terasa jauh lebih indah dan penuh makna.
http://www.andriewongso.com/articles/details/14148/Memberi-dengan-Ikhlas?utm_source=AW+Newsletter+Subscribers&utm_campaign=7543ed3341-Selasa_16_Desember_201412_15_2014&utm_medium=email&utm_term=0_15a2554ef0-7543ed3341-93494149
Tidak ada komentar:
Posting Komentar