14 Desember, 2014

KRI Sutlan Hasanuddin Tangkap 2 Kapal Thailand Sedang Curi Ikan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus meneguhkan sepak terjangnya memberantas illegal fishing di tanah air. Itu dibuktikan dengan langkah KRI Sultan Hasanuddin-366 menangkap dua kapal yang dioperatori nelayan Thailand. Kapal-kapal itu tertangkap di perairan Natuna, Kepulauan Riau. Penemuan ini bermula ketika KRI Sultan Hasanuddin sedang melaksanakan Operasi Rakata Jaya di perairan Kepri. Salah satu kapal jenis Sigma Class di Bawah Kendali Operasi (BKO) Komando Armada Laut Barat (Koarmabar) itu mendeteksi kontak mencurigakan di radar kapal pada Kamis (11/12/2014) lalu. Setelah didekati lebih kurang jarak satu mil kontak tersebut berhasil diidentifikasi sebagai kapal ikan.

Ketika itu, KRI kebanggaan Indonesia ini tengah beroperasi di wilayah Laut Natuna. Perairan perbatasan antara Indonesia-Malaysia sekitar  60 mil sebelah barat Tarempa. Bereaksi cepat, Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 Letkol Laut Heri Tri Wibowo memerintahkan bawahannya untuk turun. Sebelumnya ia berhasil memaksa kapal asing itu merapat ke KRI. Ditemukan dalam kapal berukuran sedang itu ada dua palka penuh ikan hasil rampokan. Secara posisi melaut, kapal itu jelas melanggar daerah perbatasan karena berada di perairan pulau milik Indonesia.

"Saat itu posisi kapal ikan tersebut berada di 03 39 54 U-104 58 27 T, tepatnya  di perairan barat Pulau Jemaja," kata Heri melalui keterangannya diterima Tribun, Minggu (13/12/2014).
Usai penggeledahan, ternyata dokumen kapal ternyata tidak lengkap. Keasliannya juga patut diragukan. Selain itu Anak Buah Kapal bernama KM Tanjung Pura 02 itupun seluruhnya warga negara Thailand. Ditemukan juga dua palka tempat penyimpanan ikan di kapal itu sudah penuh terisi ikan. Yang lebih parah, di tiang tertinggi KM Tanjung Pura 02 berkibar bendera Indonesia. Diyakini lambang negara itu digunakan untuk mengelabuhi petugas.

Armada laut pencari ikan itu kini sudah diamankan di Lanal Tarempa. Para nelayan terbukti sedang mencuri ikan di perairan Indonesia lantara tak bisa menunjukkan kelengkapan dokumen dan seluruh ABK nya adalah WNA. Tak menunggu lama, selang 1 jam 40 menit setelah penangkapan pertama, Heri dan krunya menemukan keganjilan di radar kapal. Sekitar dua mil dari posisi pemeriksaan kapal pertama ada kontak mencurigakan. KRI Sultan Hasanuddin segera mengejar dan mengidentifikasi objek yang ternyata kapal ikan.

Mengetahui ditarget TNI AL, kapal itu berusaha kabur. Terjadi aksi kejar mengejar, namun usaha kapal nelayan itu sia-sia. KRI Sultan Hasanuddin berhasil menghentikannya pada koordinat 03 32 48 U-104 49 36 T. Heri memerintah kapal asing segera merapat ke KRI untuk proses pemeriksaan. ABK KRI turun untuk menggeledah dan ditemukan ternyata dokumen kelengkapan kapal ikan itu tidak ada, alias bodong. Kapal kedua berhasil diringkus dan dikawal menuju Lanal Tarempa. Kapal bernama KIA Tawatesai (bahasa Thailand) berisi sembilan orang dari negara gajah putih. Sama seperti kapal sebelumnya, di dua palka penyimpanan ikan terisi penuh oleh hasil laut Indonesia.

Sekedar info, Perairan Kepulauan Riau memang tempat favorit bagi pencuri ikan. Pasalnya, ada pertemuan air hangat dan air dingin di wilayah itu. Percampuran dua jenis air ini menyebabkan banyaknya organisme laut kecil atau yang biasa disebut plankton. Populasinya yang banyak menarik ikan-ikan untuk berburu di perairan itu sehingga jumlah ikan juga sangat melimpah.

Tidak ada komentar: