Susi Pudjiastuti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Susi Pudjiastuti didaulat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Penetapan ini diumumkan Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2014).
Susi lahir di Pangandaran, 15 Januari 1965 adalah pengusaha pemilik
dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil
perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari
Jawa Barat. Ia disebut-sebut akan menduduki menteri di bidang maritim
dan perikanan.
Hingga awal tahun 2012, Susi Air memiliki 46 pesawat dengan berbagai
tipe seperti Cessna Grand Caravan, Pilatus PC-06 Porter dan Piaggio P180
Avanti. Susi Air mempekerjakan 179 pilot, dengan 175 di antaranya
merupakan pilot asing. Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp300
Miliar dan melayani 200 penerbangan perintis.
Ayah dan ibunya Susi Pudjiastuti
yaitu Haji Suwuh dan Hajjah Suwuh Lasminah berasal dari Jawa Tengah
yang sudah lima generasi lahir dan hidup di Pangandaran. Keluarganya
adalah saudagar sapi dan kerbau, yang membawa ratusan ternak dari Jawa
Tengah untuk diperdagangkan di Jawa Barat. Kakek buyutnya Haji Ireng
dikenal sebagai tuan tanah.
Susi hanya memiliki ijazah SMP. Setamat SMP ia sempat melanjutkan
pendidikan ke SMA. Namun, di kelas II SMAN Yogyakarta dia berhenti
sekolah karena dikeluarkan dari sekolah lantaran keaktifannya dalam
gerakan Golput. Setelah tidak lagi bersekolah, dengan modal Rp750 ribu
hasil menjual perhiasan, pada 1983 Susi mengawali profesi sebagai
pengepul ikan di Pangandaran. Bisnisnya terus berkembang, dan pada 1996
Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product
dengan produk unggulan berupa lobster dengan merek "Susi Brand".
Ketika bisnis pengolahan ikannya meluas dengan pasar hingga ke Asia
dan Amerika, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan
cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lain kepada pembeli
dalam keadaan masih segar.
Didukung suaminya, Christian von Strombeck, seorang Jerman yang lama
bekerja sebagai mekanik pesawat dan pilot di Indonesia, pada 2004 Susi
memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp20 Miliar menggunakan
pinjaman bank.
Melalui PT. ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan kemudian,
satu-satunya pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut
lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia
ke pasar Jakarta dan Jepang.
Call sign yang digunakan Cessna itu adalah Susi Air. Dua hari setelah
gempa tektonik dan tsunami Aceh melanda Aceh dan pantai barat Sumatera
pada 26 Desember 2004, Cessna Susi adalah pesawat pertama yang berhasil
mencapai lokasi bencana untuk mendistribusikan bantuan kepada para
korban yang berada di daerah terisolasi. Peristiwa itu mengubah arah
bisnis Susi.
Di saat bisnis perikanan mulai merosot, Susi menyewakan pesawatnya
itu yang semula digunakan untuk mengangkut hasil laut untuk misi
kemanusiaan. Selama tiga tahun berjalan, maka perusahaan penerbangan ini
semakin berkembang hingga memiliki 14 pesawat, ada 4 di Papua, 4
pesawat di Balikpapan, Jawa dan Sumatera. Perusahaannya memiliki 10
pesawat Cessna Grand Caravan, 2 pesawat Pilatus Porter, 1 pesawat
Diamond star dan 1 buah pesawat Diamond Twin star. Sekarang Susi Air
memiliki 45 pesawat terbang beragam jenis.
Susi menerima banyak penghargaan antara lain Pelopor Wisata dari
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, Young Entrepreneur of the
Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, serta Primaniyarta Award
for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden
Republik Indonesia. Tahun 2006, ia menerima Metro TV Award for
Economics, Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV,
Indonesia Berprestasi Award 2009 dari PT Exelcomindo. Pada tahun 2008 ia
mengembangkan bisnis aviasinya dengan membuka sekolah pilot Susi Flying
School melalui PT ASI Pudjiastuti Flying School.(Willy
Widyanto/Wikipedia)
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/10/26/profil-menteri-kelautan-dan-perikanan-susi-pudjiastuti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar