12 November, 2014

Miliarder Ini Pernah Hidup Miskin di Rumah Reyot

Mengarungi kehidupan miskin sejak lahir ternyata pernah dialami salah satu miliarder ternama asal Amerika Serikat Bill McDermott. Kini, masyarakat mengenal McDermott sebagai bos perusahaan ternama, SAP yang bernilai US$ 21 miliar dan menjadi salah satu orang terkaya di AS.
 
McDermott ternyata tidak mendapatkan kehidupannya sekarang begitu saja. Perlu perjuangan panjang dan keras baginya untuk sampai ke gerbang kesuksesannya saat ini. Mengutip laman Business Insider, Rabu (12/11/2014), McDermott lahir dari sebuah keluarga miskin di Long Island, AS. Meski miskin, keluarganya penuh dengan cinta dan selalu berjuang bersama menghadapi segala kesulitan ekonomi yang menghadang.

McDermott tinggal di sebuah rumah gubuk yang lantainya pasti kebanjiran saat hujan turun. Tapi orangtuanya tetap senang tinggal di sana hingga rumah tersebut ambruk. Cobaan terus berdatangan, adik McDermott yang masih bayi meninggal saat dia baru berusia 7 tahun. Menginjak usia 11 tahun, McDermott terlibat perkelahian di jalanan sampai akhirnya dia menusuk pipi seorang anak dengan pensil.

Sejak itu, dia berjanji akan berhenti berkelahi. Dia lantas memulai bisnis di usia yang sama dengan menyediakan kertas ke pengusaha surat kabar, kartu ucapan, dan pembuat kue. Menginjak remaja, McDermott memberanikan diri meminjam uang untuk membeli toko makanan di sekitar rumahnya. Dari toko makanan tersebut dia bisa belajar di perguruan tinggi.

Lulus kuliah dia bekerja sebagai sales di Xerox hingga akhirnya berhenti dan menjadi presiden global Gartner. Cobaan kembali datang. Istrinya diserang kanker dan dia tetap harus bekerja demi membiayai pengobatan istrinya. Ibunya juga meninggal beberapa tahun lalu karena penyakit yang sama.
Kerja kerasnya berbuah hasil, kini McDermott telah menjadi salah satu orang terkaya di AS.

Seluruh kisah kehidupannya dituangkan dalam buku yang dia tulis sendiri berjudul `Winners Dream`. Buku tersebut berisi kenangan hidup dan sebagian strategi bisnis yang dilakoninya.
"Saya masih pria yang sama seperti dulu. Tak ada yang berubah pada diri saya. Itu memotivasi saya untuk tetap rendah diri dan terus berusaha," ungkap McDermott.

Dia berharap kisahnya tak hanya menginspirasi anak muda untuk bekerja keras tapi juga agar mereka bisa melakukan hal serupa. (Sis/Nrm)

Tidak ada komentar: