29 April, 2014

Pengawasan Ekosistem Pesisir di Kota Tual

tim tkSelama bulan Maret 2014, Stasiun Pengawasan SDKP Tual telah melakukan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dengan melakukan pengawasan ekosistem pesisir khususnya ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang yang terdapat di Kota Tual, Provinsi Maluku.
Pada bulan ini telah dilakukan pengawasan di 2 Lokasi, yakni ekosistem Mangrove di Desa Piditan dan Ekosistem Terumbu Karang di Meti Samaar.  Lokasi  tersebut dapa dilihat pada peta berikut :
Peta lokasi kegiatan pengawasan
Peta lokasi kegiatan pengawasan

Berdasarkan hasil pengawasan pada ekosistem Mangrove di Desa Piditan, tidak ditemukan adanya pelanggaran dalam pemanfaatan ekosistem mangrove, namun pada beberapa lokasi ditemukan sampah yang dibuang warga ke sekitaran mangrove, hal ini terjadi karena masih kurangnya pemahaman masyarakat akan arti penting ekosistem ini. Kondisi mangrove pada lokasi ini relatif masih baik, namun kurang padat dengan luas ± 200 m2.  Komponen hutan mangrove terdiri dari jenis Rhizopora sp, dan Sonneratia sp.  Substrat terdiri dari pasir berlumpur.
Pengawasan ekosistem mangrove
Pengawasan ekosistem mangrove
Sampah yang berserakandi ekosistem mangrove
Sampah yang berserakan di ekosistem mangrove

Berdasarkan hasil pengawasan ekosistem terumbu karang di Meti Samaar, tidak ditemukan adanya pelanggaran, disekitar lokasi terdapat 2 sampan yang sedang beroperasi dengan menggunakan alat tangkap Hand Line. Berdasarkan hasil pemantauan ditemukan beberapa kerusakan yang terdapat dilokasi ini, seperti dapat dilihat pada gambar berikut:
Patahan karang yang ditemukan di Meti Samaar
Patahan karang yang ditemukan di Meti Samaar

Kerusakan yang ada berupa patahan-patahan karang (Rubble), hal ini mengindikasikan pada site ini pernah terjadi kegiatan destructive fishing dengan penggunaan bahan peledak.

Berdasarkan hasil pemantauan dengan metode PIT (Point Intercept Transect), kondisi terumbu karang pada site Meti Samaar tergolong dalam kondisi Sedang (gambar 2), dengan penutupan karang hidup  45,00 %, yang terdiri dari 26,67 % karang bercabang (branching dan encrusting) dan 18,33 % karang keras lainnya (Non Acropora) dengan model pertumbuhan massif, encrusting dan branching.
tk
Hamparan karang hidup di Meti Samaar

Berdasarkan hasil kegiatan tersebut, ada beberapa hal yang direkomendasikan, yakni :

  • Sosialisasi tentang arti penting ekosistem mangrove dan himbauan ke masyarakat sekitar agar tidak membuang sampah di kawasan ekosistem mangrove;
  • Kondisi ekosistem terumbu karang di Meti Samaar masih relatif bagus, untuk itu kegiatan patroli rutin pengawasan perlu dilaksanakan di lokasi ini.
(zulfikar afandy) http://stasiunpsdkptual.org/pengawasan-ekosistem-pesisir-di-kota-tual/

Tidak ada komentar: