Tingginya nilai yang
dimiliki oleh ekosistem perairan laut tidak membuatnya
aman dari tindakan-tindakan yang merusak, kerusakan tersebut dapat terjadi
karena faktor alam dan faktor manusia. Namun jika ditelaah secara jelas, kerusakan
yang disebabkan oleh alam tidaklah terlalu nampak sedangkan kerusakan yang disebabkan
oleh ulah manusia yang mengeksplorasi secara ilegal dan tidak bertanggung jawab justru sangat jelas terlihat.
Mengingat akan arti
penting dari ketiga ekosistem tersebut, maka untuk menjaga dan melindungi
kelestarian Sumberdaya Kelautan secara bertanggung jawab sesuai ketentuan yang
berlaku, diperlukan aktifitas pemantauan untuk
menjaga serta mengetahui kondisi dari ekosistem tersebut. Salah satu langkah strategis yang dilakukan untuk menjaga dan melindungi
kelestarian sumber daya kelautan secara bertanggung jawab dan berkesinambungan maka Stasiun
Pengawasan SDKP Tual melakukan
pemantauan
pada 12 Oktober 2013 dengan Surat Perintah Kepala Stasiun Pengawasan
SDKP Tual Nomor : 202/Sta.3/TU.076/X/2013 tgl 11 Oktober
2013.
Maksud dan
tujuan kegiatan pemantauan sumber daya kelautan, yakni :
1.
Mengetahui kondisi ekosistem terumbu karang yang
ada di Pulau Ohoitir, Kabupaten Maluku Tenggara
2.
Mengetahui jenis-jenis kegiatan pemanfaatan terumbu
karang
3. Memperoleh peta sebaran terumbu karang khususnya di Pulau Ohoitir, Kabupaten Maluku Tenggara.
4. Mengetahui tingkat prosentase tutupan karang dan kondisi terumbu karang Pulau Ohoitir.
5. Mendapatkan dokumentasi kondisi ekosistem terumbu karang yang ada
di Pulau Ohoitir
Output dari kegiatan ini adalah adanya data dan informasi
tentang kondisi ekosistem terumbu karang
di Pulau Ohoitir.
1. Diharapkan hasil kegiatan ini dapat dijadikan acuan bagi rencana pengawasan
ekosistem terumbu karang.
2. Sebagai sumber informasi awal untuk mengetahui kondisi terumbu karang di Pulau Ohoitir.
3. Sebagai data pembanding untuk mengetahui tingkat kondisi terumbu karang di
lokasi lain.
Lokasi pemantauan sumber daya
kelautan Stasiun Pengawasan SDKP Tual dilakukan di Pulau Ohoitir (5°43'35,698"S - 132°38'8,864"E), untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar di bawah :
Gambar 1. Peta lokasi pemantauan SDK di Pulau Ohoitir
Petugas yang melaksanakan kegiatan pemantauan sumber
daya kelautan Stasiun Pengawasan SDKP Tual terdiri Pengawas Perikanan yaitu : Herwin Salurante, ST, Zulfikar Afandy, S.Pi, Lutfi Felanie, S.Pi, Papang Budi Wahyono, S.Pi dan Sistha Wira Murti, S.Pi serta Suwanto
Gambar 2. Petugas pemantauan SDK di Pulau Ohoitir
Metode yang digunakan dalam kegiatan
ini adalah metode transek dengan model Point
Intercept Transect (PIT). Metode ini menggunakan roll meter sepanjang 30 m,
pencatatan benthik pada interval point/titik 0,5 m, penempatan meteran sesuai
kontur terumbu pada kedalaman 3-10 m sejajar garis pantai. model yang
dikembangkan CRITC-COREMAP (Coral Reef Information and Training Center-Coral
Reef Rehabilitation and Management Program). Identifikasi bentuk-bentuk pertumbuhan karang dan kategori kondisi tutupan karang mengacu pada Australian Institute of Marine Science dimana kategori
hancur/rusak meliputi tutupan benthik sebesar 0,0-24,9%, kategori sedang
sebesar 25,0-49,9%, kategori baik sebesar 50,0-74,9%, dan kategori sangat baik
sebesar 75-100% (English et al, 1994).
Gambar 3. Petugas Penyelam di Pulau Ohoitir
Tabel 1. Kategori bentuk pertumbuhan karang
Substrat
|
Kategori
|
Penjelasan
|
Karang Keras
|
||
AC
|
Acropora, termasuk Acropora bercabang, Acropora bentuk
meja, Acropora bentuk menjalar/mengerak, Acropora bentuk submassive, Acropora bentuk digitata.
|
|
NA
|
Non Acropora, termasuk Jenis karang bentuk bercabang,
Jenis karang bentuk massif, Jenis karang bentuk menjalar/mengerak, jenis
karang berbentuk daun, Jenis karang dari famili Fungiidae (bentuk jamur), Millepora sp. (karang api), Heliopora sp. (karang biru).
|
|
Dead Coral (karang mati)
|
||
DC
|
Karang yang barusan mati
|
|
DCA
|
Karang mati tertutup alga
|
|
Fauna lainnya
|
||
SC
|
Karang lunak
|
|
SP
|
Sponge
|
|
OT
|
Others: anemon, gorgonian, hydroid, ascidian, kima, dan
lain-lain
|
|
Abiotik
|
||
S
|
Pasir
|
|
R
|
Rubble (pecahan karang)
|
Untuk menghitung
besarnya persentase tutupan karang hidup, karang mati dan kategori lainnya,
dipergunakan rumus :
% tutupan life form x = (jumlah
point life form x)/(total jumlah point transek) x 100%
Gambar 4. Petugas Penyelam di Pulau Ohoitir
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Peralatan yang digunakan
No
|
Peralatan
|
Fungsi
|
1
|
Alat Selam Scuba
|
Alat bantu bernapas di bawah air
|
2
|
Perahu/Boat
|
Alat transportasi
|
3
|
Roll Meter
|
Sebagai transek
|
4
|
Sabak
dan Pensil
|
Media
mencatat bawah air
|
5
|
Kamera Bawah Air
|
Dokumentasi kegiatan
|
6
|
GPS
|
Menentukan
lokasi
|
Gambar 5. Petugas Penyelam di Pulau Ohoitir
Hasil Pemantauan yaitu Pulau Ohoitir merupakan salah satu pulau yang ada di Kepulauan Sepuluh Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara. Pulau dengan luas 0,45 km2 ini tidak terdapat pemukiman penduduk, namun terdapat perusahaan mutiara di bagian timur laut. Kegiatan pemantauan terumbu karang dilakukan di bagian tenggara pulau.
Gambar 6. Pulau Ohoitir
Berdasarkan hasil pemantauan dengan metode PIT (Point
Intercept Transect), kondisi terumbu karang pada Pulau Ohoitir tergolong dalam kondisi Sedang (gambar 2), dengan penutupan karang hidup hanya sebesar 40,00 %, yang terdiri dari 25 % karang bercabang (Acropora) dengan bentuk pertumbuhan tabulate
dan branching (gambar 4), dan 15 % karang keras lainnya
(Non Acropora), dengan bentuk pertumbuhan Coral Massif.
Gambar 7. Diagram persentase tutupan lifeform
terumbu karang di Pulau Ohoitir
Kerusakan karang
pada site sebesar 28,33 %, yang terdiri 11,67 % dari karang mati yang telah ditumbuhi alga (DCA) dan patahan karang (Rubble) sebesar 16,67 %. Sementara untuk kategori Death Coral tidak ditemukan pada site ini. Tingginya persentase patahan karang pada
site ini mengindikasikan pernah terjadi aktivitas destructive fishing dengan penggunaan bahan peledak.
Gambar 8. Karang bercabang (Acropora sp)
yang ada di Pulau Ohoitir
Gambar 9. Karang Bundar (Acropora sp) yang ada di Pulau Ohoitir
Gambar 9. Karang Bundar (Acropora sp) yang ada di Pulau Ohoitir
Organisme lain yang ditemukan sebesar 3,33 % yang terdiri dari Kima (Tridacna sp) dan Karang jamur.
Gambar 10. Jenis Kima yang ditemukan di Pulau Ohoitir
Kesimpulan
dari pemantauan ini adalah
1.
Kondisi terumbu karang pada Pulau Ohoitir tergolong dalam kondisi Sedang, dengan penutupan karang hidup hanya sebesar 40,00 %, yang terdiri dari 25 % karang bercabang (Acropora) dengan bentuk pertumbuhan tabulate
dan branching , dan 15 % karang keras lainnya
(Non Acropora);
2.
Penyebab kerusakan terumbu karang di Pulau Ohoitir disebabkan
oleh aktifitas destructive fishing dengan
penggunaan bahan peledak, hal ini dapat dilihat pada tingginya persentase
patahan karang, yakni sebesar 16,67 %.
Saran Hasil pemantauan perlu disosialisasikan terhadap masyarakat yang
berdiam di sekitar lokasi, terutama kepada Pokmaswas, agar dapat menjaga ekosistem
terumbu karang yang ada.
Lampiran 2. Data sheet pemantauan terumbu karang di Pulau Ohoitir
Site
|
: Sout East Pulau Ohoitir
|
Visibility
|
: 80%
|
||
Date
|
: 12/10/2013
|
Temp
|
: 29 °C
|
||
Depth
|
: 4-5 m
|
Latitude
|
: 5°43'35,698"S
|
||
Surveyor
|
: Zulfikar Afandy
|
Longtitude
|
: 132°38'8,864"E
|
||
Category
|
Point
|
Persen
|
|||
AC (Karang bercabang)
|
15
|
25,00
|
|||
NA (Karang keras)
|
9
|
15,00
|
|||
SC (Karang lunak)
|
11
|
18,33
|
|||
DC (Karang mati)
|
0
|
0,00
|
|||
DCA (Karang mati ditumbuhi alga)
|
7
|
11,67
|
|||
RB (Patahan karang)
|
10
|
16,67
|
|||
S (Pasir)
|
5
|
8,33
|
|||
FS (Fleshy seaweed
|
0
|
0,00
|
|||
OT (Biota lain)
|
2
|
3,33
|
Sumber : Laporan Stasiun PSDKP Tual
Kepala
Stasiun Pengawasan SDKP Tual
Email mukhtar_api@yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar