31 Oktober, 2013

Selamatkan Teluk Buli


TERNATE – LSM  Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Maluku Utara menyerukan semua pihak di daerah ini segera menyelamatkan Teluk Buli Halmahera Timur dari bencana ekologi. Seruan itu disampaikan melalui rilis  Selasa (29/10) yang ditandatangani Direktur Pengkampanye Tambang dan Energi Fahrudin Maloko. 
 
Melalui rilis itu disampaikan bahwa Pulau Halmahera sebagai pulau terbesar di provinsi Maluku Utara dengan luasan wilayah darat mencapai 17.780 Km2  dengan kandungan   sumber daya mineral berupa nikel terus dieksploitasi oleh sejumlah perusahaan tambang nasional maupun internasional.
Data Walhi Malut, pertambangan di Tanjung Buli  sudah 13 tahun lamanya. 
 
 
Dulunya kawasan  menjadi penghasil ikan teri.  Hampir secara keselurahan desa di sana memiliki mata pencaharian nelayan ikan teri (nelayan bagan). Misalnya Desa Maba Pura, dan Wailukum. Kini, nelayan ikan teri atau “Nelayan Bagan” sudah tidak ditemukan lagi. Hilangnya ikan teri sejak 2001 sejak  adanya pertambangan di Tanjung Buli.  “Sebelumnya tangkapan ikan teri  1-2 ton ikan per perahu bagan  namun kini produksi ikan teri telah hilang. Bahkan perahu bagan tidak ditemukan lagi.  Pesisir laut Tanjung Buli juga kini memerah akibat muntahan tanah mengandung nikel dari kegiatan pertambangan.”katanya.  Nelayan  yang membuang jaring ikan di perairan teluk Buli di wilayah tanjung Laleban juga hanya terkena lumpur merah.  Karena masalah ini Walhi Malut, akan mendukung aksi di lokasi bongkar muat Nikel di tanjung Buli oleh nelayan 28 November 2013 nanti. (ici)
 

Tidak ada komentar: