20 September, 2013

Wisata Bahari, Indonesia Bisa Bercermin pada Maladewa

Pengembangan pariwisata disusun dalam integrated master plan, terkait dengan semua kepentingan dan harmonis bagi keberlangsungan alam.

maladewa,pantai,matahari,liburan,travelMaladewa (Thinkstockphoto)
 
Kepulauan Maladewa terbangun di atas konsep sustainable marine tourism. Gugusan kepulauan atol di Samudra Hindia ini sekarang telah disebut contoh terbaik untuk pengembangan wisata berkelanjutan sekaligus menjadi destinasi incaran para pelancong internasional.
"Kami sungguh memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di dalam negeri," demikian terang Moosa Zameer Hassan, Deputy Director General-Ministry of Tourism Arts & Culture Republic of Maldives yang bicara pada saat workshop internasional "Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan", diselenggarakan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) Indonesia, di Jakarta (1/4).

Ia memaparkan, pembangunan pariwisata disusun dalam bentuk integrated master plan— yang melalui berbagai strategi— dapat menautkan kepentingan semua pihak. Serta harmonis bagi keberlangsungan alam pula. Seluruh kebijakan pariwisata menyasar pembangunan berkelanjutan dan pengembangan sektor.

Misalnya, perikanan tangkap yang berkelanjutan serta merta dikembangkan menjadi satu mata pencaharian utama di tengah masyarakat kepulauan, dan saat ini telah menyumbang 1,5-3 persen pendapatan produk domestik bruto (GDP).
maladewa,pantai,matahari,liburan,travelMaladewa (Thinkstockphoto)

"Kepulauan Maladewa juga akan tetap memelihara daya saing destinasi kami sementara kian mengembangkan strategi inovasi, teknologi, dan solusi untuk keberlanjutan," tuntasnya.
Prinsip-prinsip tersebut, dikatakan Sunoto, penasihat senior di KKP, penting dan bisa diterapkan Indonesia yang ditunjang oleh kekayaan laut. "Maladewa berhasil mewujudkan potensi kemakmuran lewat kelautan dan perikanan, kita bisa mengadopsi dasar-dasarnya dalam merintis ekonomi biru," ucap Sunoto.

Menurut Christian Fenie, seorang konsultan pariwisata, pulau-pulau Indonesia sebagai surga pariwisata, bahkan taman laut di Indonesia timur merupakan yang terkaya di dunia. Pria kelahiran Prancis ini selama 32 tahun terakhir mengabdikan diri untuk memajukan kepariwisataan di Indonesia, terutama wilayah lautan Indonesia Timur.

Ia menambahkan, sudah seyogyanya program pembangunan destinasi pariwisata melibatkan pakar atau konsultan pariwisata profesional sebagai staf ahli untuk mendampingi pejabat/birokrat yang duduk di pemerintahan—pengambil kebijakan.

Tidak ada komentar: