Sebelumnya, banyak ahli yang mengungkapkan bahwa
hutan mangrove dan bakau adalah pelindung masyarakat pesisir dari amukan
gelombang pasang atau tsunami. Cara kerja mangrove meminimalisir
tsunami pun dapat dilihat dari cuplikan video di bawah ini.
Peneliti dari Australian Research Council’s Centre of Excellence for
Coral Reef Studies memaparkan temuan yang mengejutkan masyarakat
kelautan dan perikanan. Mereka menyatakan bahwa hutan mangrove dan bakau
sama sekali bukan pelindung tsunami.
Penelitian itu pun tak ayal ditanggapi geram oleh banyak aktivis
pencinta lingkungan. Mereka meneliti daerah Tamil Nadu, India, beberapa
bulan setelah bencana tsunami 2004 menghujam. “Hasilnya, penduduk itu
selamat bukan karena adanya hutan mangrove. Melainkan karena daerah
mereka jauh lebih yang tinggi dari permukaan laut dan cukup jauh dari
bibir pantai,” ungkap ekologist dari lembaga Australia tersebut, Andrew
Baird, seperti dikutip ABC News.
Desa Tamil Nadu diketahui sebagai daerah dengan korban hempasan
tsunami paling sedikit. Dia menghitung, ada 87 persen faktor yang
menyebabkan banyaknya orang selamat di desa itu. “Faktor adanya mangrove
dan bakau tak sampai 1 persen saja,” ungkap Baird. Penelitian itu pun
didukung oleh sejumlah pakar dari University of Guam dan The Wildlife
Conservation Society-Indonesia.
Alhasil dia menyimpulkan, adanya upaya warga menyelamatkan mangrove
bukanlah hal yang tepat untuk mengatasi hempasan tsunami kelak. “Jangan
beri harapan palsu bahwa mangrove dan bakau adalah pengantisipasi
tsunami yang baik. Yang pasti, cara antisipasi yang tepat adalah
melakukan peringatan dini bahaya tsunami,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar