Indonesia memiliki Teknologi Penangkap Rajungan Ramah Lingkungan
Dari Cirebon untuk Indonesia memperkenalkan teknologi penangkapan
Rajungan ramah lingkungan, disebut bubu, wadong, bintur kepada nelayan
dari sabang sampai merauke untuk mengatasi ancaman ekspoitasi perikanan
di laut Indonesia
"Teknologi bubu ini telah diterapkan di pantai utara jawa yang hasilnya sangat memuaskan, selain juga ramah lingkungan.
bubu wadong merupakan alat tangkap yang pengoperasiannya mirip dengan
perangkap. Bubu yang terbuat dari besi kawat galvanis untuk rangkanya,
dilapisi jaring pe, disulam dengan benang d6 biasanya digunakan nelayan
tradisional.
Bubu wadong dapat dipasang sampai kedalaman lebih dari
40 meter sedangkan perangkap tradisional hanya mencapai kedalaman tiga
meter.
Selain ramah lingkungan karena perairan pantai tetap
terjaga, jarring bubu juga menciptakan kerjasama antar nelayan sehingga
mengurangi konflik yang timbul akibat perebutan wilayah penangkapan.
Perekonomian nelayan juga meningkat karena hasil tangkapan yang
diperoleh dalam kondisi segar dan dapat dijual dengan harga tinggi,
Cara kerja jaring bubu, menurutnya sangat mudah karena nelayan hanya
menaruh umpan ditempat pengait lalu dikancing, jaring bubu dimasukan ke
laut dan rajungan pun masuk ke perangkap, sehingga Rajungan dalam
kondisi segar dapat dipanen setiap hari.
penangkapan Rajungan
yang dilakukan nelayan tradisional dengan menggunakan berbagai alat
tangkap dapat mengakibatkan penurunan stok Rajungan Jumbo dan degradasi
lingkungan.
Di Wilayah Jawa saat ini telah terpasang 30
ribu/bulan Jaring Bubu di sepanjang pantai Utara Jawa dan produksi
Rajunganya memberi kontribusi terbesar. Jaring bubu wadong sendiri
diproduksi oleh Eka Plastik sebuah kelompok usaha nelayan yang bisa
memproduksi jaring bubu hingga 100 ribu /bulan dan bercita-cita jarring
bubu bisa diekspor ke berbagai Negara untuk itu kepada pihak-pihak
terkait mohon bimbinganya khususnya pemerintah agar usaha padat karya
ini bisa memberikan kontribusinya pada bangsa ini
Indonesia memiliki Teknologi Penangkap Rajungan Ramah Lingkungan
Dari Cirebon untuk Indonesia memperkenalkan teknologi penangkapan Rajungan ramah lingkungan, disebut bubu, wadong, bintur kepada nelayan dari sabang sampai merauke untuk mengatasi ancaman ekspoitasi perikanan di laut Indonesia
"Teknologi bubu ini telah diterapkan di pantai utara jawa yang hasilnya sangat memuaskan, selain juga ramah lingkungan.
Selain ramah lingkungan karena perairan pantai tetap terjaga, jarring bubu juga menciptakan kerjasama antar nelayan sehingga mengurangi konflik yang timbul akibat perebutan wilayah penangkapan.
Perekonomian nelayan juga meningkat karena hasil tangkapan yang diperoleh dalam kondisi segar dan dapat dijual dengan harga tinggi,
Cara kerja jaring bubu, menurutnya sangat mudah karena nelayan hanya menaruh umpan ditempat pengait lalu dikancing, jaring bubu dimasukan ke laut dan rajungan pun masuk ke perangkap, sehingga Rajungan dalam kondisi segar dapat dipanen setiap hari.
penangkapan Rajungan yang dilakukan nelayan tradisional dengan menggunakan berbagai alat tangkap dapat mengakibatkan penurunan stok Rajungan Jumbo dan degradasi lingkungan.
Di Wilayah Jawa saat ini telah terpasang 30 ribu/bulan Jaring Bubu di sepanjang pantai Utara Jawa dan produksi Rajunganya memberi kontribusi terbesar. Jaring bubu wadong sendiri diproduksi oleh Eka Plastik sebuah kelompok usaha nelayan yang bisa memproduksi jaring bubu hingga 100 ribu /bulan dan bercita-cita jarring bubu bisa diekspor ke berbagai Negara untuk itu kepada pihak-pihak terkait mohon bimbinganya khususnya pemerintah agar usaha padat karya ini bisa memberikan kontribusinya pada bangsa ini
Dari Cirebon untuk Indonesia memperkenalkan teknologi penangkapan Rajungan ramah lingkungan, disebut bubu, wadong, bintur kepada nelayan dari sabang sampai merauke untuk mengatasi ancaman ekspoitasi perikanan di laut Indonesia
"Teknologi bubu ini telah diterapkan di pantai utara jawa yang hasilnya sangat memuaskan, selain juga ramah lingkungan.
bubu wadong merupakan alat tangkap yang pengoperasiannya mirip dengan
perangkap. Bubu yang terbuat dari besi kawat galvanis untuk rangkanya,
dilapisi jaring pe, disulam dengan benang d6 biasanya digunakan nelayan
tradisional.
Bubu wadong dapat dipasang sampai kedalaman lebih dari
40 meter sedangkan perangkap tradisional hanya mencapai kedalaman tiga
meter.
Selain ramah lingkungan karena perairan pantai tetap terjaga, jarring bubu juga menciptakan kerjasama antar nelayan sehingga mengurangi konflik yang timbul akibat perebutan wilayah penangkapan.
Perekonomian nelayan juga meningkat karena hasil tangkapan yang diperoleh dalam kondisi segar dan dapat dijual dengan harga tinggi,
Cara kerja jaring bubu, menurutnya sangat mudah karena nelayan hanya menaruh umpan ditempat pengait lalu dikancing, jaring bubu dimasukan ke laut dan rajungan pun masuk ke perangkap, sehingga Rajungan dalam kondisi segar dapat dipanen setiap hari.
penangkapan Rajungan yang dilakukan nelayan tradisional dengan menggunakan berbagai alat tangkap dapat mengakibatkan penurunan stok Rajungan Jumbo dan degradasi lingkungan.
Di Wilayah Jawa saat ini telah terpasang 30 ribu/bulan Jaring Bubu di sepanjang pantai Utara Jawa dan produksi Rajunganya memberi kontribusi terbesar. Jaring bubu wadong sendiri diproduksi oleh Eka Plastik sebuah kelompok usaha nelayan yang bisa memproduksi jaring bubu hingga 100 ribu /bulan dan bercita-cita jarring bubu bisa diekspor ke berbagai Negara untuk itu kepada pihak-pihak terkait mohon bimbinganya khususnya pemerintah agar usaha padat karya ini bisa memberikan kontribusinya pada bangsa ini
- KIRIMAN TERBARU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar