27 Agustus, 2013

Teknologi Penangkap Rajungan Ramah Lingkungan

Indonesia memiliki Teknologi Penangkap Rajungan Ramah Lingkungan

Dari Cirebon untuk Indonesia memperkenalkan teknologi penangkapan Rajungan ramah lingkungan, disebut bubu, wadong, bintur kepada nelayan dari sabang sampai merauke untuk mengatasi ancaman ekspoitasi perikanan di laut Indonesia
"Teknologi bubu ini telah diterapkan di pantai utara jawa yang hasilnya sangat memuaskan, selain juga ramah lingkungan.

Teknologi Penangkap Rajungan Ramah Lingkungan

Indonesia memiliki Teknologi Penangkap Rajungan Ramah Lingkungan

Dari Cirebon untuk Indonesia memperkenalkan teknologi penangkapan Rajungan ramah lingkungan, disebut bubu, wadong, bintur kepada nelayan dari sabang sampai merauke untuk mengatasi ancaman ekspoitasi perikanan di laut Indonesia
"Teknologi bubu ini telah diterapkan di pantai utara jawa yang hasilnya sangat memuaskan, selain juga ramah lingkungan.

bubu wadong merupakan alat tangkap yang pengoperasiannya mirip dengan perangkap. Bubu yang terbuat dari besi kawat galvanis untuk rangkanya, dilapisi jaring pe, disulam dengan benang d6 biasanya digunakan nelayan tradisional.
Bubu wadong dapat dipasang sampai kedalaman lebih dari 40 meter sedangkan perangkap tradisional hanya mencapai kedalaman tiga meter.

Selain ramah lingkungan karena perairan pantai tetap terjaga, jarring bubu juga menciptakan kerjasama antar nelayan sehingga mengurangi konflik yang timbul akibat perebutan wilayah penangkapan.

Perekonomian nelayan juga meningkat karena hasil tangkapan yang diperoleh dalam kondisi segar dan dapat dijual dengan harga tinggi,
Cara kerja jaring bubu, menurutnya sangat mudah karena nelayan hanya menaruh umpan ditempat pengait lalu dikancing, jaring bubu dimasukan ke laut dan rajungan pun masuk ke perangkap, sehingga Rajungan dalam kondisi segar dapat dipanen setiap hari.

penangkapan Rajungan yang dilakukan nelayan tradisional dengan menggunakan berbagai alat tangkap dapat mengakibatkan penurunan stok Rajungan Jumbo dan degradasi lingkungan.

Di Wilayah Jawa saat ini telah terpasang 30 ribu/bulan Jaring Bubu di sepanjang pantai Utara Jawa dan produksi Rajunganya memberi kontribusi terbesar. Jaring bubu wadong sendiri diproduksi oleh Eka Plastik sebuah kelompok usaha nelayan yang bisa memproduksi jaring bubu hingga 100 ribu /bulan dan bercita-cita jarring bubu bisa diekspor ke berbagai Negara untuk itu kepada pihak-pihak terkait mohon bimbinganya khususnya pemerintah agar usaha padat karya ini bisa memberikan kontribusinya pada bangsa ini 
 bubu wadong merupakan alat tangkap yang pengoperasiannya mirip dengan perangkap. Bubu yang terbuat dari besi kawat galvanis untuk rangkanya, dilapisi jaring pe, disulam dengan benang d6 biasanya digunakan nelayan tradisional.
Bubu wadong dapat dipasang sampai kedalaman lebih dari 40 meter sedangkan perangkap tradisional hanya mencapai kedalaman tiga meter.

Selain ramah lingkungan karena perairan pantai tetap terjaga, jarring bubu juga menciptakan kerjasama antar nelayan sehingga mengurangi konflik yang timbul akibat perebutan wilayah penangkapan.

Perekonomian nelayan juga meningkat karena hasil tangkapan yang diperoleh dalam kondisi segar dan dapat dijual dengan harga tinggi,
Cara kerja jaring bubu, menurutnya sangat mudah karena nelayan hanya menaruh umpan ditempat pengait lalu dikancing, jaring bubu dimasukan ke laut dan rajungan pun masuk ke perangkap, sehingga Rajungan dalam kondisi segar dapat dipanen setiap hari.

penangkapan Rajungan yang dilakukan nelayan tradisional dengan menggunakan berbagai alat tangkap dapat mengakibatkan penurunan stok Rajungan Jumbo dan degradasi lingkungan.

Di Wilayah Jawa saat ini telah terpasang 30 ribu/bulan Jaring Bubu di sepanjang pantai Utara Jawa dan produksi Rajunganya memberi kontribusi terbesar. Jaring bubu wadong sendiri diproduksi oleh Eka Plastik sebuah kelompok usaha nelayan yang bisa memproduksi jaring bubu hingga 100 ribu /bulan dan bercita-cita jarring bubu bisa diekspor ke berbagai Negara untuk itu kepada pihak-pihak terkait mohon bimbinganya khususnya pemerintah agar usaha padat karya ini bisa memberikan kontribusinya pada bangsa ini

Tidak ada komentar: