10 Juli, 2012

Plastik Cemari Laut Utara Amerika

 
Plastik mengancam kelestarian burung laut dan mencemari Laut Utara (North Sea), Amerika Serikat.

Hal ini terungkap dari penelitian terbaru yang dipimpin oleh ilmuwan dari University of British Columbia. Mereka meneliti burung laut di wilayah pantai Pasifik Barat Laut, Amerika Serikat dan menemukan bahwa pencemaran plastik di wilayah pantai Amerika Serikat telah mencapai tingkat yang membahayakan dan mencemari Laut Utara.

Penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Marine Pollution Bulletin ini meneliti isi perut Fulmar (sejenis Camar) yang berkeliaran di kawasan perairan di British Columbia, Kanada, Washington serta Oregon, Amerika Serikat.

“Seperti burung Kenari di pertambangan batu bara, burung Fulmar bisa menjadi pertanda polusi plastik di laut,” ujar Stephanie Avery-Gomm, yang memimpin penelitian ini. “Isi perut mereka bisa memberikan gambaran tingkat polusi plastik di Samudra Pasifik utara.”

Burung Fulmar biasanya berburu sendirian di laut dan menyimpan plastik yang telah mereka telan untuk jangka waktu yang lama, sehingga bisa dijadikan indikator pencemaran di laut.
Analisis dengan menggunakan burung Fulmar ini telah dipakai untuk memonitor pencemaran plastik di Laut Utara sejak 1980-an. Penemuan terbaru, ketika dihubungkan dengan penelitian yang sebelumnya menunjukkan peningkatan pencemaran plastik yang sangat besar dalam empat dekade terakhir.

Dari 67 burung Fulmar yang diteliti, sebanyak 92,5% terbukti memakan plastik – seperti styrofoam, tali pastik, bungkus permen – dengan rata-rata mencapai 36,8 serpihan plastik per ekornya. Berat rata-rata plastik yang mereka makan mencapai 0.385 gram per ekor, bahkan di salah satu perut burung ditemukan 454 serpihan plastik.

“Kandungan plastik ini mencapai 5% dari berat tubuh burung yang diteliti. Bayangkan jika ada 50 gram plastik di perut seseorang yang memiliki berat 100 kg,” ujar Avery-Gomm.

Krisis plastik di wilayah Samudra Pasifik Utara ini melengkapi krisis ‘Great Pacific Garbage Patch,’ yang luasnya terus meningkat. Para peneliti menyerukan pemerintah agar memonitor secara rutin polusi plastik ini dan efektifitas strategi untuk mengurangi sampah di laut.

Tidak ada komentar: