Uni Eropa menggunakan sistem penelitian forensik guna melindungi populasi dan ketersediaan ikan bagi masyarakatnya. Hal ini terungkap dari laporan jurnal Nature Communications, minggu lalu (22/5).
Sebuah sistem genetis untuk mengenali asal dan jenis ikan dengan
ketepatan yang tinggi berhasil dikembangkan guna melindungi populasi
ikan dan pasokan ikan bagi masyarakat Uni Eropa.
Saat ini sebanyak 25% ikan ditangkap secara ilegal di seluruh dunia.
Negara-negara Eropa diperkirakan akan menderita kerugian hingga €10
miliar (US$12,5 miliar) dari praktik penangkapan ikan ilegal ini pada
2020.
Guna melindungi pasokan dan populasi ikan, mulai tahun lalu, Uni
Eropa telah memerkenalkan undang-undang yang mengharuskan penjual
memberikan label yang menyebutkan asal dan jenis ikan. Tahun depan,
undang-undang ini meminta negara-negara Uni Eropa untuk mencek kebenaran
label-label ikan tersebut.
Salah satu inisiatif utama guna mengecek kebenaran label-label
tersebut adalah dengan mendanai penelitian berjuluk “FishPopTrace”.
Penelitian ini berupaya mengumpulkan, mengelola dan menyimpan
sampel-sampel genetis dari seluruh dunia guna mengidentifikasi asal dan
jenis-jenis ikan.
Dengan data dan sampel genetis tersebut, penelitian yang dipimpin
oleh para peneliti dari Bangor University, Inggris ini, akan bisa dengan
mudah mengidentifikasi dan membandingkan sampel-sampel ikan, mulai saat
ikan tersebut ditangkap, hingga saat dihidangkan di meja makan.
Alat identifikasi DNA ini sangat fleksibel dan bisa dipakai bersama
teknologi lain seperti dengan sistem pelabelan konvensional, guna
memberikan informasi yang lebih akurat dan independen terkait jenis dan
asal usul ikan yang dijual atau dikonsumsi oleh masyarakat.
“Kita telah mengetahui ciri-ciri populasi ikan dari berbagai negara,
metodologi baru ini memungkinkan kita mengidentifikasi ikan di
wilayah-wilayah yang lebih spesifik seperti Laut Utara dan Laut Baltik.
Sistem identifikasi ini juga bisa diterapkan pada semua jenis ikan,”
ujar Profesor Gary Carvalho yang memimpin penelitian ini.
Dengan sistem identifikasi yang lebih akurat, negara-negara di dunia
akan bisa mengetahui kondisi populasi dan jenis ikan dan mengambil
langkah-langkah sistematis untuk melestarikannya.
Alat ini juga bisa digunakan untuk membuktikan keakuratan sertifikasi
dan label lingkungan (eco-certification dan eco-labelling) yang sudah
ada. Konsumen juga bisa membeli dan mengonsumsi ikan dengan lebih aman,
dengan mengetahui asal-usul dan jenis ikan.
Yang terakhir, dengan sistem forensik baru ini, pengadilan akan
dengan mudah memeroleh bukti eksploitasi sumber daya perikanan atau
penangkapan ikan ilegal dengan sistem yang sama digunakan untuk
kasus-kasus kriminal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar