28 Mei, 2012

Data Forensik Lindungi Sumber Daya Perikanan

 

Uni Eropa menggunakan sistem penelitian forensik guna melindungi populasi dan ketersediaan ikan bagi masyarakatnya. Hal ini terungkap dari laporan jurnal Nature Communications, minggu lalu (22/5).
Sebuah sistem genetis untuk mengenali asal dan jenis ikan dengan ketepatan yang tinggi berhasil dikembangkan guna melindungi populasi ikan dan pasokan ikan bagi masyarakat Uni Eropa.
Saat ini sebanyak 25% ikan ditangkap secara ilegal di seluruh dunia. Negara-negara Eropa diperkirakan akan menderita kerugian hingga €10 miliar (US$12,5 miliar) dari praktik penangkapan ikan ilegal ini pada 2020.

Guna melindungi pasokan dan populasi ikan, mulai tahun lalu, Uni Eropa telah memerkenalkan undang-undang yang mengharuskan penjual memberikan label yang menyebutkan asal dan jenis ikan. Tahun depan, undang-undang ini meminta negara-negara Uni Eropa untuk mencek kebenaran label-label ikan tersebut.
Salah satu inisiatif utama guna mengecek kebenaran label-label tersebut adalah dengan mendanai penelitian berjuluk “FishPopTrace”. Penelitian ini berupaya mengumpulkan, mengelola dan menyimpan sampel-sampel genetis dari seluruh dunia guna mengidentifikasi asal dan jenis-jenis ikan.

Dengan data dan sampel genetis tersebut, penelitian yang dipimpin oleh para peneliti dari Bangor University, Inggris ini, akan bisa dengan mudah mengidentifikasi dan membandingkan sampel-sampel ikan, mulai saat ikan tersebut ditangkap, hingga saat dihidangkan di meja makan.
Alat identifikasi DNA ini sangat fleksibel dan bisa dipakai bersama teknologi lain seperti dengan sistem pelabelan konvensional, guna memberikan informasi yang lebih akurat dan independen terkait jenis dan asal usul ikan yang dijual atau dikonsumsi oleh masyarakat.

“Kita telah mengetahui ciri-ciri populasi ikan dari berbagai negara, metodologi baru ini memungkinkan kita mengidentifikasi ikan di wilayah-wilayah yang lebih spesifik seperti Laut Utara dan Laut Baltik. Sistem identifikasi ini juga bisa diterapkan pada semua jenis ikan,” ujar Profesor Gary Carvalho yang memimpin penelitian ini.

Dengan sistem identifikasi yang lebih akurat, negara-negara di dunia akan bisa mengetahui kondisi populasi dan jenis ikan dan mengambil langkah-langkah sistematis untuk melestarikannya.
Alat ini juga bisa digunakan untuk membuktikan keakuratan sertifikasi dan label lingkungan (eco-certification dan eco-labelling) yang sudah ada. Konsumen juga bisa membeli dan mengonsumsi ikan dengan lebih aman, dengan mengetahui asal-usul dan jenis ikan.

Yang terakhir, dengan sistem forensik baru ini, pengadilan akan dengan mudah memeroleh bukti eksploitasi sumber daya perikanan atau penangkapan ikan ilegal dengan sistem yang sama digunakan untuk kasus-kasus kriminal.

Tidak ada komentar: