20 November, 2011

17 Nelayan Indonesia Di Malaysia Dipulangkan

Komisi IV Nilai Itu Bukan Keberhasilan Menteri KKP

MENTERI Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo boleh berbangga hati karena berhasil memulangkan 17 nelayan Indonesia yang ditangkap Pemerintah Malaysia

Ke-17 nelayan Indonesia yang ditangkap itu sudah diserahkan seeara langsung oleh Cicip kepada pihak keluarga di Bandara Polonia, Medan, kemarin. "Pengembalian 1 7 nelayan yang ditahan di Penang, Malaysia ini merupakan bentuk perhatian Pemerintah Indonesia terhadap para nelayan." ujar Cicip.

Dia mengatakan, kegiatan advokasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dilakukan dengan mengirimkan tim ke Malaysia untuk memberikan bantuan hukum dan pendampingan kepada nelayan yang bermasalah. Kegiatan ini juga sesuai amanat Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 15 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP.

Keberangkatan tim KKP ke Malaysia sejak 10 hari lalu dilakukan untuk membebaskan 23 nelayan Indonesia yang ditahan di Penang. Malaysia. Hasilnya. 17 nelayan berhasil dikembalikan ke tanah air untuk berkumpul kembali dengan keluarganya. Sedangkan 6 orang nelayan lainnya baru menjalani putusan pengadilan. Senin (14 11) dan akan segera dibawa pulang ke Indonesia.

Keenam nelayan tersebut mendapat beragam putusan pengadilan, yaitu 2 orang bebas, satu nelayan (nakhoda) mendapat putusan penjara selama lima bulan dan 3 nelayan mendapatkan hukuman tiga bulan penjara.

Menurut Cicip, Pemerintah Indonesia dan Majaysia perlu duduk bersama untuk membahas hal-hal terkait usaha pelayaran dan nelayan di daerah perbatasan Apalagi nelayan kerap melewati perbatasan tanpa sadar karena keterbatasan peralatan. Jadi.bukan sengaja untuk mencuri di laut negara lain.

Ketua Komisi IV DPR Ro-rnahurmuziy menilai, pengembalian 17 nelayan oleh Pcmenn-i.ih Malaysia bukan keberhasilan Indonesia dalam hal diplomasi dengan pihak asing. Soalnya, peristiwa itu harus didahului dengan tragedi tewasnya seorang nelayan asal Deli Serdang. Sumatera Utara yang bernama Ahmad Zailani.

"Yang penting, bagaimana tidak ada lagi korban jiwa dalam peristiwa selanjutnya." tegas pria yang akrab disapa Romi ini.

Politisi PPP ini meminta KKP segera mengirimkan bantuan alat tangkap ikan untuk sejumlah daerah yang anggarannya telah disahkan DPR.

Menurut Romi, dengan fasilitas pemberian alat tangkap yang modern, para nelayan di sejumlah daerah tidak perlu khawatir lagi akan memasuki perairan negara lain. BRAM

Sumber : Rakyat Merdeka 17 November 2011, hal. 16

Tidak ada komentar: