20 Oktober, 2011

Bagaimana Cara Menyikapi Kritikan

Kritik Anda adalah Kue Anda

Ditulis oleh: Anne Ahira untuk Mukhtar, A.Pi


Mukhtar, A.Pi,


"Anda tidak berhak dipuji kalau tidak
bisa menerima kritikan."

-- Halle Berry, 2005

Itulah kalimat dahsyat yang disampaikan

Halle Berry, artis peraih Oscar melalui
film James Bond 'Die Another Day' di
tahun 2004 ketika mendapat piala Razzie
Award.

Razzie Award adalah penghargaan yang

diberikan kepada mereka yang dinilai
aktingnya buruk. Label pemain terburuk
ini didapatkan Halle setelah memainkan
perannya di film 'Cat Woman'.

Ia adalah orang yang pertama kali

langsung datang ke tempat pemberian
penghargaan tersebut.

Tidak ada Aktor dan Artis lain

sebelumnya yang sanggup datang dan
hanya menyampaikan pesannya melalui
video.

Sambutannya sungguh menarik :
"Saya
menerima penghargaan ini dengan tulus.
Saya menganggap ini sebagai kritik
bagi saya untuk tampil lebih baik di
film-film saya berikutnya. Saya masih
ingat pesan ibu saya bahwa... 'Kamu
tidak berhak dipuji kalau kamu tidak
bisa menerima kritikan'."


Tepukan tangan sambil berdiri sebagai

bentuk ketakjuban dari para hadirin
sangat memeriahkan malam itu. Ya,
sangat sedikit orang yang sanggup
menerima kritikan seperti Halle.

Nah, sekarang, apa arti kritik bagi

Mukhtar, A.Pi? Apakah itu musibah buruk?
Seperti bencana yang tidak terduga,
atau... simbol kehancuran diri? Adakah
yang bisa menganggap kritik layaknya ia
menerima pujian?

Kritik memiliki banyak bentuk...


Kritik bisa berupa nasehat, obrolan,

sindiran, guyonan, hingga cacian pedas.
Wajar saja jika setiap orang tidak suka
akan kritik.

Bagaimanapun, akan lebih menyenangkan

jika kita berlaku dan tampil sempurna,
memuaskan semua orang dan mendapatkan
pujian.

Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa

kita bisa aman dari kritik? Tokh kita
hanyalah manusia dengan segala
keterbatasannya. Dan nyatanya, di dunia
ini lebih banyak orang yang suka
mengkritik, daripada dikritik. :-)

Kalau Mukhtar, A.Pi suka sepak bola, pasti

sering mengamati para komentator dalam
mengeluarkan pernyataan pedasnya.

Padahal belum tentu kepandaian mereka

dalam mengkritik orang lain sebanding
dengan kemampuannya jika disuruh
memainkan bola sendiri di lapangan. ;-)

Belum lagi para pakar dan pengamat

politik, ekonomi, maupun sosial. Mereka
ramai-ramai berkomentar kepada publik,
seolah pernyataan merekalah yang paling
benar. :-)

Namun bukan itu permasalahannya!


Pertanyaannya sekarang adalah...

seandainya Mukhtar, A.Pi mendapatkan kritikan,
yang sakitnya melebihi tamparan, apa
yang harus Mukhtar, A.Pi lakukan?

Jawabannya adalah...


=> Nikmatilah setiap kritikan layaknya

kue kegemaran kita!

Mungkinkah? Mengapa tidak! :-)


Kita mempunyai wewenang penuh untuk

mengontrol perasaan kita.

Berikut tips untuk Mukhtar, A.Pi saat menghadapi
kritik:

1. Ubah Paradigma Mukhtar, A.Pi Terhadap Kritik


Mukhtar, A.Pi, tidak sedikit orang yang jatuh

hanya gara-gara kritik, meski tidak
semua kritik itu benar dan perlu
ditanggapi. Padahal, kritik menunjukkan
adanya yang *masih peduli* kepada kita.

Coba perhatikan perusahaan-perusahaan

besar yang harus mengirimkan berbagai
survey untuk mengetahui kelemahannya.

Bayangkan jika Mukhtar, A.Pi harus melakukan

hal yang sama, mengeluarkan banyak uang
hanya untuk mengetahui kekurangan
Mukhtar, A.Pi! LoL. :-)

Kritik merupakan kesempatan untuk

koreksi diri. Tentu saja akan
menyenangkan jika mengetahui secara
langsung kekurangan kita, daripada
sekedar menerima dampaknya, seperti
dikucilkan misalnya.

2. Cari tahu sudut pandang si pengkritik


Tidak ada salahnya mencari tahu detil

kritik yang disampaikan. Mukhtar, A.Pi bisa
belajar dari mereka dan melakukan
koreksi terhadap diri Mukhtar, A.Pi. Bisa jadi
kritik yang disampaikan benar adanya.

Jika perlu, justru carilah orang yang

mau memberikan kritik sekaligus saran
kepada Mukhtar, A.Pi. Tokh Mukhtar, A.Pi tidak akan
menjadi rendah dengan hal itu.

Justru sebaliknya, pendapat orang bisa

jadi membuka persepsi, wawasan, maupun
paradigma baru yang mendukung goal
Mukhtar, A.Pi.

3. Kritik tidak perlu dibalas dengan kritik!


Tanggapi kritik dengan bijak. Mukhtar, A.Pi

tidak perlu merasa marah atau
memasukkannya ke dalam hati. Toh
menyampaikan pendapat adalah hak semua
orang.

Nikmatilah apapun yang mereka

sampaikan. Tidak ada ruginya untuk
ringan dalam mema'afkan seseorang.
Anggaplah semua itu untuk perbaikan
yang menguntungkan Mukhtar, A.Pi kelak.

Jangan pernah Mukhtar, A.Pi balas kritik dengan

kritik. Karena hal ini hanya akan
membuat perdebatan, menguras tenaga &
pikiran. Tidak ada gunanya...

4. Terimalah kritikan dengan senyuman.
^_^

Ini semua bisa melatih mental kita agar

bisa *tegar* menghadapi ujian yang
lebih hebat di kemudian hari.

Singkatnya, kita memang hanya layak

dipuji jika sudah berani menerima
kritikan. Meski tidak mudah, asah terus
keberanian Mukhtar, A.Pi untuk menikmati kritik
layaknya menikmati kue Mukhtar, A.Pi.

Ingat, pujian dan apresiasi hanya akan

datang apabila kita sudah melakukan
sesuatu yang berharga.

So, jangan pernah bosan untuk memburu
kritik, dan tanggapilah setiap kritik dengan
lapang dada! :-)

Tidak ada komentar: