Walhi:
BLH Benteng Uji Air di 6 Titik
RBI, BENGKULU – Dugaan adanya pencemaran batu bara mendekati tidak terbantahkan. Hasil penelusuran Walhi Bengkulu menemukan 4 anak sungai yang bermuara ke Sungai Bangkahulu telah dicemari batu bara. Yakni, sungai Rindu Hati, Susupan, Kemumu dan Pelawai. Demikian dikemukakan Direktur Eksekutif Walhi Bengkulu Zenzi Akaido, Senin (9/5). “17 Mei nanti, saya akan berangkat ke Jakarta untuk membawa data dan fakta hasil survei ke Mabes Polri, Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup,” kata Zenzi yang juga menyebutkan nama-nama perusahaan yang diduga sebagai pelaku pencemaran tersebut.
Zenzi menambahkan, pencemaran terjadi karena adanya proses pencucian batu bara sebelum diangkut ke pelabuhan Pulau Baai. Akibat pencucian batu bara tersebut menimbulkan endapan, pengupasan tanah serta erosi. Parahnya lagi, perusahaan disinyalir tidak segan-segan untuk memindahkan aliran anak sungai ke tempat lain hanya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. “Pencemaran massif dilakukan di tepi sungai karena adanya proses pencucian batubara dan siap untuk di angkut ke pelabuhan. Dan ada satu lokasi pencucian batu bara yang ditempatkan di pinggir sungai,” kata Zenzi.
Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bengkulu Tengah Adi Sutoyo berjanji akan melakukan uji kadar pencemaran di sungai Bengkulu yang menjadi sumber air baku PDAM Kota Bengkulu. Adi mengatakan, pihaknya telah bekoordinasi dengan BLH Provinsi dan BLH Kota Bengkulu mengenai langkah tersebut.
Bahkan, pihaknya bersama kementerian lingkungan hidup telah menelusuri aliran sungai memantau pencemaran sungai Bengkulu dan beberapa sungai lainnya yang menjadi tempat pembuangan limbah aktivitas pertambangan dan pabrik. “Kami komitmen menuntaskan pencemaran ini, kami sudah rapat dengan pihak provinsi, bahkan Jumat (5/5) kami bersama kementerian dengan menggunakan speed boat menelusuri sungai,” kata Adi.
Adi menambahkan, hasil koordinasi tersebut disepakati dilakukan uji air di 6 titik yang terdiri 2 titik di lokasi Kota Bengkulu dan 4 titik di wilayah Benteng. Sampel air akan langsung diteliti di laboraturium yang disiapkan kementerian lingkungan hidup dan bisa diketahui kadar pencemaran yang terdapat dalam air tersebut. “Sampel air yang akan diuji diambil dari 6 titik, dari uji laboratorium itu bisa diketahui penyebab tercemarnya air tersebut. Jika memang dari tambang atau pabrik maka kami dari tim Amdal akan menegur perusahaan tersebut,” tambah Adi.
Adi juga berkomitmen menegakkan Amdal di Benteng. Bahkan pihaknya akan terus memantau aktivitas penambangan untuk memastikan pengolahan limbah yang dihasilkan dari aktivitas pabrik atau tambang tidak melanggar aturan. “Kami sudah mulai turun ke beberapa tambang, ada beberapa tambang yang mulai menerapkan Amdal sesuai UU tentang Amdal, dan bagi pabrik atau tambang yang belum menerapkan sistem tersebut, kami akan tegur dan meminta kepala daerah mengambil langkah penyelamatan,” ujar Adi. (top/tan)
Sumber: Halaman Facebook Radar Bengkulu, Selasa (10/5). (http://www.facebook.com/pages/Radar-Bengkulu/10150117053600591)
BLH Benteng Uji Air di 6 Titik
RBI, BENGKULU – Dugaan adanya pencemaran batu bara mendekati tidak terbantahkan. Hasil penelusuran Walhi Bengkulu menemukan 4 anak sungai yang bermuara ke Sungai Bangkahulu telah dicemari batu bara. Yakni, sungai Rindu Hati, Susupan, Kemumu dan Pelawai. Demikian dikemukakan Direktur Eksekutif Walhi Bengkulu Zenzi Akaido, Senin (9/5). “17 Mei nanti, saya akan berangkat ke Jakarta untuk membawa data dan fakta hasil survei ke Mabes Polri, Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup,” kata Zenzi yang juga menyebutkan nama-nama perusahaan yang diduga sebagai pelaku pencemaran tersebut.
Zenzi menambahkan, pencemaran terjadi karena adanya proses pencucian batu bara sebelum diangkut ke pelabuhan Pulau Baai. Akibat pencucian batu bara tersebut menimbulkan endapan, pengupasan tanah serta erosi. Parahnya lagi, perusahaan disinyalir tidak segan-segan untuk memindahkan aliran anak sungai ke tempat lain hanya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. “Pencemaran massif dilakukan di tepi sungai karena adanya proses pencucian batubara dan siap untuk di angkut ke pelabuhan. Dan ada satu lokasi pencucian batu bara yang ditempatkan di pinggir sungai,” kata Zenzi.
Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bengkulu Tengah Adi Sutoyo berjanji akan melakukan uji kadar pencemaran di sungai Bengkulu yang menjadi sumber air baku PDAM Kota Bengkulu. Adi mengatakan, pihaknya telah bekoordinasi dengan BLH Provinsi dan BLH Kota Bengkulu mengenai langkah tersebut.
Bahkan, pihaknya bersama kementerian lingkungan hidup telah menelusuri aliran sungai memantau pencemaran sungai Bengkulu dan beberapa sungai lainnya yang menjadi tempat pembuangan limbah aktivitas pertambangan dan pabrik. “Kami komitmen menuntaskan pencemaran ini, kami sudah rapat dengan pihak provinsi, bahkan Jumat (5/5) kami bersama kementerian dengan menggunakan speed boat menelusuri sungai,” kata Adi.
Adi menambahkan, hasil koordinasi tersebut disepakati dilakukan uji air di 6 titik yang terdiri 2 titik di lokasi Kota Bengkulu dan 4 titik di wilayah Benteng. Sampel air akan langsung diteliti di laboraturium yang disiapkan kementerian lingkungan hidup dan bisa diketahui kadar pencemaran yang terdapat dalam air tersebut. “Sampel air yang akan diuji diambil dari 6 titik, dari uji laboratorium itu bisa diketahui penyebab tercemarnya air tersebut. Jika memang dari tambang atau pabrik maka kami dari tim Amdal akan menegur perusahaan tersebut,” tambah Adi.
Adi juga berkomitmen menegakkan Amdal di Benteng. Bahkan pihaknya akan terus memantau aktivitas penambangan untuk memastikan pengolahan limbah yang dihasilkan dari aktivitas pabrik atau tambang tidak melanggar aturan. “Kami sudah mulai turun ke beberapa tambang, ada beberapa tambang yang mulai menerapkan Amdal sesuai UU tentang Amdal, dan bagi pabrik atau tambang yang belum menerapkan sistem tersebut, kami akan tegur dan meminta kepala daerah mengambil langkah penyelamatan,” ujar Adi. (top/tan)
Sumber: Halaman Facebook Radar Bengkulu, Selasa (10/5). (http://www.facebook.com/pages/Radar-Bengkulu/10150117053600591)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar