REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO - Sekitar 40 persen terumbu karang di Teluk Tomini yang ada di kawasan perairan Provinsi Gorontalo, diperkirakan rusak, disebabkan penangkapan ikan menggunakan bahan peledak.
Kepada Bidang Pengelolaan Lingkungan pada Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi (Balihristi) Provinsi Gorontalo, Rugaya Biki, Selasa, mengatakan kerusakan banyak terjadi pada terumbu karang di daerah pesisir yang berdekatan dengan daratan.
Meski demikian, lanjutnya, secara umum nilai tutupan terumbu karang yang tersebar di pesisir dan pulau-pulau setempat , mulai menyusut, hancur dan tergerus akibat ulah manusia. "Terumbu karang di sejumlah pulau, seperti di pulau Asiangi, Lamua Daa, Raja dan Popaya, relatif masih baik tutupannya, yakni berkisar antara 50 hingga 80 persen," katanya.
Dia mengatakan, terumbu karang di kawasan Teluk Tomini, khususnya di Provinsi Gorontalo terdiri dari dua jenis, yakni terumbu karang cincin (Atol) dan terumbu karang tepian (Fringing Reef).
Terumbu karang berfungsi sebagai pelindung ekosistem pantai juga menahan dan memecah energi gelombang sehingga mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya. Selain itu, terumbu karang juga berfungsi sebagai rumah bagi banyak jenis mahluk hidup di laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar