31 Desember, 2010

Pencemaran Merkuri Belum Tuntas

> Jakarta, Kompas - Luasan tanah tercemar merkuri di lahan eks bengkel dan
> gudang ExxonMobil di Gampong Hueng, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh
> Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, belum dapat dipastikan. ExxonMobil tidak
> memenuhi target pelaporan hasil uji laboratorium untuk memperkirakan luasan
> tanah tercemar merkuri.
>
> Deputi Bidang Pengelolaan Bahan Beracun Berbahaya (B3) dan Sampah
> Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Masnellyarti Hilman menyatakan, uji
> laboratorium sampel tanah di lahan ExxonMobil itu menunjukkan kandungan
> merkuri sangat tinggi. ”Kemungkinan itu merkuri itu adalah limbah pengolahan
> gas alam ExxonMobil yang tercecer,” kata Masnellyarti.
>
> Areal eks bengkel, klinik, base camp, dan gudang yang berjarak sekitar 5
> kilometer dari lokasi produksi gas ExxonMobil itu tidak lagi dipergunakan
> ExxonMobil sejak 2004. Data KLH menyebutkan lokasi dengan cemaran merkuri
> tertinggi luasnya berkisar 45 meter persegi.
>
> Analisis laboratorium Pusat Pengendalian Dampak Lingkungan menyatakan, dua
> sampel tanah dari areal utama itu menunjukkan kandungan merkuri mencapai
> 303.379 miligram per kilogram dan 43.030 miligram per kilogram tanah. KLH
> juga mengambil sampel tanah sekitar 15 meter dari areal utama, yang ternyata
> mengandung merkuri 88 miligram per kilogram tanah. Sementara sampel tanah
> sekitar 25 meter dari area utama mengandung 21 miligram per kilogram tanah.
>
> ”Sampel tanah dari areal utama penemuan itu menunjukkan kandungan merkuri di
> atas 300.000 miligram per kilogram tanah. Areal itu sudah dibersihkan dan
> tanah yang tercemari merkuri telah diangkut ke pengolah limbah. Namun, di
> luar area yang diangkut pun masih ditemukan tanah dengan kandungan merkuri
> sangat tinggi sehingga kami meminta ExxonMobil memperluas daerah pengambilan
> sampel tanah,” tutur Masnellyarti.
>
> *Mulai dibersihkan*
>
> Sejak 4 Oktober, ExxonMobil telah memulai pembersihan lokasi dan mengangkut
> 50 ton tanah dari areal utama ke PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI)
> di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. ExxonMobil seharusnya melaporkan
> hasil pengujian sampel baru pada pekan ketiga Desember, tetapi hingga Selasa
> (28/12) laporan itu belum diterima KLH.
>
> Vice President of Public Affair ExxonMobil Indonesia Maman Budiman, melalui
> layanan pesan singkat, menyatakan bahwa pihaknya masih membersihkan lokasi
> penemuan merkuri itu. ”Pengambilan sampel tahap kedua baru dimulai pekan
> lalu, 21 Desember,” tulis Maman, Selasa.
>
> Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Nanggroe Aceh
> Darussalam TM Zulfikar menyatakan, pembersihan yang dilakukan ExxonMobil
> lambat. ”ExxonMobil tidak pernah menjelaskan kepada publik di Aceh bagaimana
> perkembangan pembersihan tanah yang tercemari merkuri itu,” kata Zulfikar.
>
> Laporan Environmental Protection Agency Amerika Serikat yang
> dikutip International Persistent Organic Pollutants Elimination Network
> menyebutkan, merkuri memengaruhi dan merugikan perkembangan otak dan sistem
> saraf. Merkuri dapat mengurangi kemampuan berpikir, memori, perhatian,
> penguasaan bahasa, keterampilan motorik hasil, dan keterampilan ruang
> visual.
>
> Merkuri adalah logam yang bersifat cair, melebur pada suhu -38,87 derajat,
> dan menguap dalam suhu normal ruangan, yaitu 25-38 derajat celsius. Di
> udara, uap merkuri bersifat persisten, akan bertahan di atmosfer antara 6
> hingga 18 bulan. Saat meluruh, merkuri bisa memasuki rantai makanan,
> utamanya memasuki rantai makanan ekosistem kelautan dan perairan. (ROW)
>

Tidak ada komentar: