Stok ikan perairan Tambelan, Natuna, turun drastis. Fakta itu terungkap dalam hasil ekspedisi peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Dirjen Pendidikan Tinggi Indonesia (DIKTI) ke perairan tersebut 4 – 16 November 2010 lalu.
“Pada tahun 1974 stok ikannya mencapai 1,8 – 2,3 ton per kilometer persegi, sementara sekarang hanya 0,27 ton per kilometer persegi. Jadi, berkurang drastis,” kata Fahmi M.Phil, staf Pusat Penelitian Oseanografi LIPI yang memimpin ekspedidi Natuna tersebut.
Ia mengungkapakan, berkurangnya stok ikan di perairan tersebut disebabkan adanya eksploitasi yang berlebihan. Proses penangkapan ikan juga kadang dilakukan dengan bahan peledak dan racun, sehingga semakin berpengaruh terhadap stok ikan daerah itu.
Ironisnya, Fahmi mengatakan, “Berdasarkan wawancara kami dengan masyarakat, penangkapan ikan yang berlebihan bukan dilakukan oleh masyarakat setempat, tetapi dari daerah lain. Bahkan, katanya dulu kapal negara lain bisa berlabuh di desa setempat dan dibiarkan oleh warga.”
Salah satu hal yang menyebabkan masyarakat membiarkan aksi warga luar tersebut adalah adanya iming-iming yang diberikan pada warga setempat. Selain itu, Fahmi juga mengungkapkan, penegakan hukum yang rendah menjadi salah satu pemicunya.
Fahmi mengatakan, eksploitasi oleh warga negara lain memang saat ini sudah tak sebesar dulu. Namun, ia mengatakan, “Tetap perlu pembangunan kesadaran pada diri masyarakat, sehingga tidak terjadi eksploitasi yang berlebihan.”
Sumber : Kompas.com
http://id.mc761.mail.yahoo.com/mc/welcome?.gx=1&.tm=1293756541&.rand=de91vnlk95prp#_pg=showMessage&sMid=0&&filterBy=&.rand=1139911596&midIndex=0&mid=1_3389_AG1zbHwAATitTRzaDQdG7hleTzQ&f=1&fromId=redaksi@goblue.or.id&m=1_3389_AG1zbHwAATitTRzaDQdG7hleTzQ,1_17659_AHVzbHwAAQrMTRscygoXzyTsfUw,1_18210_AJFzbHwAAGXYTRr0pQ74oRUsyDI,1_18696_AI1zbHwAAUf1TRrw4gK%2Fhh0ORu4,1_19290_AH1zbHwAAHFfTRruKge3nX9%2FF7o,1_19902_AKlzbHwAAUEFTRrhKADcgSusrtc,&sort=date&order=down&startMid=0&hash=7284a2cdd9238cf711746ce763013b7b&.jsrand=391398
Tidak ada komentar:
Posting Komentar