Mendengar poligami, pastinya banyak yang pro ataupun kontra. Namun saya tidak akan membahas hubungan perkawinan antar manusia. Tapi di dunia hewan. Beberapa kajian sudah mengungkap bahwa hewan banyak menganut sistem perkawinan poligami. Apa yang menyebabkan mereka seperti itu? Mari kita kaji bersama.
Secara umum di dalam buku Molecular Ecology oleh Beebee dan Rowe (2008), pada beberapa hewan dibagi atas dua sistem perkawinan, yaitu monogami dan poligami. Di dalam poligami ini terdapat beberapa tipe yaitu poligini (satu jantan dan lebih dari satu betina), poliandri (satu betina dan lebih dari satu jantan), poligiandri dan promiskuiti (keduanya jantan dan betina lebih dari satu).
Sistem perkawinan yang berbeda ini muncul untuk mengatasi berbagai macam kondisi lingkungan liar di dalam alam, misalnya pencarian makan dan ruang untuk pemiijahan. Jadi mereka benar-benar menyesuaikan dari kondisi dan kebutuhan. Berbeda dengan kebanyakan burung yang umumnya menunjukkan perilaku sosial monogami, mamalia pada umumnya menganut poligini atau promiskiti karena tugas menyusui sudah dikerjakan oleh betina pada proses pasca perkawinan. Terlebih lagi di alam lautan, banyak sekali faktor fisik osenografi yang mempengaruhi dinamika populasi. Sehingga untuk mempertahankan keturunan, sistem perkawinan tertentu menjadi pilihan.
Untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar hewan dalam satu populasi dapat menggunakan teknik molekular, misalnya DNA fingerprinting dan analisis mikrosatelit yang dapat mengidentifikasi sistem perkawinan di populasi alam yang liar. Nah, saat ini saya sedang mengkaji bagaimana sistem perkawinan ikan nemo (Clown Fish) di alam dengan menggunakan analisis parental mikrosatelit polimorfik. Selain akan mengungkap hubungan kekerabatan antar populasi ikan di dalam satu pulau dan antar pulau. Dari sini juga akan ketahuan berapa besar self-recruitment dari ikan nemo ini, mengingat ikan nemo termasuk ikan ekonomis penting untuk perdagangan ikan hias. Jika salah manajemen, maka kemungkinan besar ikan ini akan punah karena adanya praktek penangkapan berlebih di alam.
Sumber : http://viryacarvalho.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar