20 Maret, 2010

Mengunjungi “Sahabat” di Kedalaman Lebih 6000 Meter


Area yang gelap gulita, sedingin es dan memiliki tekanan yang fenomenal. Bagian terdalam dari samudera adalah salah satu dari beberapa tempat paling tidak ramah di Bumi, namun temuan dari ekspedisi baru-baru ini menunjukkan bahwa terdapat kehidupan yang luar biasa dalam palung-palung laut ini.

Ketertarikan terhadap bagian terdalam dari laut dipicu oleh ekspedisi luar biasa yang terjadi 50 tahun yang lalu. Pada 23 Januari 1960, Kapal Selam Trieste yang dikendalikan oleh Jacques Piccard dan Don Walsh turun ke dasar Challenger Deep di Palung Mariana, yang berada pada kedalaman lebih dari 10.900 m (35.800 kaki) dan merupakan titik terdalam lautan.

Untuk diketahui terdapat beberapa pembagian laut berdasarkan kedalaman yaitu Bathyal zone: 1,000-3,000m (3,000-10,000ft), Abyssal: 3,000-6,000m (10,000-20,000ft), Hadal: 6,000m-11,000m (20,000-36,000ft)

Mereka adalah yang pertama bahkan hingga saat ini adalah satu-satunya manusia yang pernah mencapai kedalaman ini. Kapal bergerak di bawah tekanan 1.100 bar, setara dengan beberapa lusin jumbo jet yang ditumpuk di atas Anda, para penjelajah berada di bawah selama 20 menit dan kembali naik ke permukaan sebelum mulai berisiko. Tetapi ketika mereka mendekati dasar laut, bukannya menemukan padang pasir gersang tanpa kehidupan, penjelajah ini mengatakan bahwa mereka melihat sebuah kolam ikan dari masa lalu.

Kapten Don Walsh mengatakan kepada BBC: “Flatfish (nama ikan) terlihat tepat sebelum kami mendarat dan kondisi air masih jernih dan bagus. Aku menebak kami berada kurang dari satu meter dari dasar. Jacques berada di viewport dan aku melihat kami mendapat panggilan dari tim di permukaan ketika ia melihat dasar perairan dan juga ikan.

“Pengamatan menyatakan bahwa tempat ini (palung laut) adalah tempat paling terpencil yang memiliki penghuni.Perburuan saat ini bertujuan untuk lebih mengenal dunia bawah laut yang sangat misterius ini.” katanya.

Palung laut, tercatat terdapat 37 buah di seluruh dunia, dan yang terdalam ditemukan di Samudera Pasifik yang curam dan berupa ngarai sempit di dasar laut. Mereka berada di tepi jurang, dengan kedalaman 3,000-6,000 meter (10,000-20,000 ft) di bawah permukaan laut. Dan lokasi setelah itu disebut zona hadal, yang masuk ke kedalaman 11.000 m (36.000 ft).

Profesor Paul Tyler dari National Oceanography Centre, Southampton, Inggris, menjelaskan, “Masalahnya adalah hewan beradaptasi. Baik, kami pikir ini adalah lingkungan yang sangat tidak bersahabat, tetapi binatang yang hidup di sana memiliki kemungkinan besar beradaptasi perlahan-lahan selama jutaan tahun untuk menyesuaikan diri dengan tekanan laut dalam.”

Banyak palung mengandung persediaan makanan yang berlimpah, terutama yang dekat dengan pantai. Partikel organik hanyut kearah yang lebih dalam, tenggelam ke dasar, dan berakhir pada bagian yang curam.

Tetapi sementara ilmuwan mengetahui bahwa terdapat fauna yang dapat bertahan hidup di sini. Ekspedisi pertama yang dilakukan adalah pengerukan, di mana mesin keruk ditarik di dasar laut untuk mengumpulkan sejumlah makhluk, kemudian memberikan beberapa gagasan tentang suatu gambaran biologis palung.

Monty Priede, direktur dari University of Aberdeen’s Oceanlab, mengatakan, “Dengan teknologi baru ada minat baru di zona hadal, jika Anda kembali ke tahun 60-an dan 70-an, Anda hanya tahu kira-kira dalam jarak satu mil di sekitar Anda saat berada di laut. Tapi dengan navigasi modern, sebuah kapal dapat bergerak dalam akurasi 10m (30ft) dan kita dapat menurunkan suatu kendaraan yang dioperasikan jarak jauh dan Anda tahu persis di mana kendaraan itu berada.”

Selama beberapa tahun, tim Hadeep dari Oceanlab telah menjelajah berbagai palung di seluruh dunia menggunakan kendaraan bawah air yang dibuat untuk menahan kondisi ekstrim jurang-jurang bawah laut ini. Kendaraan ini dilengkapi pula dengan kamera beresolusi tinggi.

Dr Alan Jamieson, dari Oceanlab, yang merancang kendaraan, mengatakan, “Alat ini diturunkan dari kapal agar tenggelam ke dasar. Untuk mendapatkannya kembali, Anda mengirim perintah akustik, dan kapal ini akan mengembalikan perintah ini kembali ke permukaan. Setelah kapal berada di dasar laut, biota dasar laut akan terpikat oleh bau ikan umpan yang telah dibawa oleh kapal peneliti. Kemudia kamera merekam peristiwa yag terjadi.

”Dalam penelitian ini prinsip-prinsip yang digunakan sederhana, tetapi tidak demikian dengan teknologi yang digunakan.” Kata Jamieson.

Tim Hadeep telah menangkap beberapa rekaman video makhluk yang hidup luar biasa pada kedalaman yang berbeda di berbagai palung. Mereka telah merekam keberadaan ikan ekor tikus yang berukuran 0.5m (1.6ft), sejenis udang yang disebut amphipods, dan pada kedalaman yang lebih dalam terdapat sekelompok besar ikan siput pada kedalaman 7.700 m ( 25.300 ft) di Palung Jepang yang merupakan ikan pada kedalaman terdalam yang ditangkap kamera.

Kehidupan laut dalam tak seaneh yang anda bayangkan, tidak jauh berbeda dengan makhluk yang hidup di kedalaman lebih dangkal.

Dr Jamieson menjelaskan: “Ini adalah ikan yang hidup pada kedalaman 1.000 m di kolom air yang sangat asing. Mereka tidak hidup di permukaan atau dasar laut itulah sebabnya mereka memiliki adaptasi yang luar biasa. Populasi di tempat ini sangat rendah sehingga jika Anda ingin makan sesuatu, Anda harus memastikan bahwa Anda bisa melakukannya dengan benar karena belum tentu ada kesempatan kedua untuk mendapatkan makanan lagi.”

Profesor Priede menambahkan bahwa keuntungan utama menfilmkan binatang adalah dapat memberikan tim kesempatan untuk mengamati perilaku hewan-hewan tersebut.

“Yang penting adalah bahwa kita dapat melihat binatang dalam konteksnya sebagai mahluk hidup. Jika Anda meletakkan pengeruk, Anda tidak akan tahu di mana benda itu berasal, seberapa dalam tempat mengambilnya, dan Anda tidak pernah tahu apakah benda itu merupakan bagian tubuh ataukah biota utuh. Sekarang kita sudah bisa melihat bahwa ikan-ikan makan amphipods, dan kita mendapatkan gambaran seberapa cepat mereka bergerak dan seterusnya.”

Binatang lain yang telah terlihat di laut dalam antara lain bintang laut, teripang dan cacing, serta makhluk yang jauh lebih kecil, termasuk protozoa bersel tunggal dan foraminifera.

Perkembangan penelitian terbaru ini telah mengungkapkan bahwa banyak palung ditinggali oleh sejenis binatang yang hidup di kedalaman yang lebih dangkal bahkan mereka yang berada pada lapisan yang lain.

Walaupun antara makhluk-mahluk palung yang satu dengan yang lain sangat berhubungan, setiap parit tampaknya memiliki spesies khusus.

Dr Alan Jamieson menjelaskan: “Sebagai contoh, sebut saja ikan siput. Dalam Palung Jepang, ada satu ikan siput tertentu, tetapi ada spesies lain ikan siput di Palung Kermadac, dan ada satu lagi di Palung Puerto Rico dan mereka semua memiliki hubungan kekeluargaan yang sangat erat dan berada pada kedalaman yang sama, tetapi mereka semua spesies yang berbeda.”

Dia menjelaskan bahwa setiap spesies pada dasarnya adalah “terperangkap” dalam palung masing-masing dan untuk bergerak masuk ataupun keluar dari sana mereka harus berenag melewati perubahan tekanan yang ekstrim.

Sementara tim Oceanlab berencana untuk pergi ke Palung Peru-Chili tahun depan, para ilmuwan di Amerika Serikat telah mengalihkan perhatian mereka pada Palung Mariana. Ilmuwan dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) di Massachusetts, AS berharap “Nereus”, kendaraan baru mereka akan membantu memberikan lebih banyak cahaya pada zona hadal.

Kapal selam ini dapat bekerja dalam dua mode berbeda. Kapal ini dapat diturunkan ke dasar palung sambil ditambatkan ke sebuah kapal dengan menggunakan ribuan meter serat optik halus, yang memungkinkan para ilmuwan untuk mengontrol dari permukaan sementara kapal selam menjelajahi dasar laut secara mandiri.

Pada tahun 2009, Nereus sampai di dasar Palung Mariana. Ini adalah kedua kalinya tempat ini dimasuki kapal selam, setelah Penjelajahan Trieste (pada tahun 1995 sebuah kapal jepang bernama Kaiko melakukan perjalanan, mereka melihat teripang, cacing dan udang).

Andy Bowen, manajer proyek dan pengembang utama kapal selam mengatakan: “Sangat sedikit informasi tentang jenis kehidupan apa yang mungkin ada di sana, jadi harus ada beberapa diskusi tentang kemungkinan menggunakan Nereus dalam penelitian ini.”

Dengan adanya kemajuan-kemajuan ini, para ilmuwan berkata bahwa kita masih hanya menggores permukaan daerah ini dalam penelitian.

Lisa Levin dari Lembaga Oseanografi Scripps mengatakan: “Bahkan kami merasa lebih banyak melihat apa yang ada di bulan daripada di palung laut. Tidak diragukan lagi, tempat ini ini adalah salah satu batas yang tidak diketahui.”

Dia berharap bahwa penemuan baru dalam penelitian ini akan membantu kita untuk lebih memahami ekosistem yang tidak biasa ini, dan penelitian ini akan menghasilkan beberapa penemuan mengagumkan sepanjang jaman.

Dia berkata: “Kita sedang dalam era baru eksplorasi. Ketika Anda memiliki seperangkat kondisi unik, Anda akan menemukan organisme yang unik dan komunitas langka dan yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Klik disini untuk melihat mahluk hidup di berbagai kedalaman di Hadal

Sumber :BBC. CO .UK

Tidak ada komentar: