11 Maret, 2010

Dampak Buruk Pemanasan Global akibat Eksploitasi Hutan Tak Terkendali

;*Asosiasi Bumi Hijau Sosialisasikan Penghijauan pada Pelajar dan Masyarakat

Stabat, (Analisa)*

Pemanasan global yang saat ini melanda hampir seluruh belahan dunia, salah
satunya karena rusaknya cadangan hutan dunia akibat ekploitasi hutan yang
tidak terkendali. Dampak buruk dari rusaknya hutan, menyebabkan kadar O2
atau Oksigen diatmosfir semakin menipis, hingga dapat mengancam
keberlangsungan makhluk hidup di dunia.

Mencegah dampak buruk dari pemanasan global akibat rusaknya hutan saat ini,
Asosisasi Bumi Hijau bekerjasama dengan Pemkab Langkat melakukan sosialisai
penghijauan agar masyarakat dapat memahami pentingnya penghijauan secara
berkelanjutan untuk keberlangsungan hidup di masa mendatang.

Beradasarkan data dikutip dari Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Utara
(WALHI), kerusakan hutan yang berada di kawasan hutan TNGL Langkat hampir
mencapai 22.000 hektare lebih dari jumlah total luas hutan TNGL berdasarkan
data Badan Pusat Statistik Langkat yang mencapai 213.985 hektare pada tahun
2004.

Kerusakan hutan itu bila tidak segera mungkin dilakukan upaya yang kongkrit
untuk menanggulanginya, tentu saja akan lebih berdampak buruk pada kerusakan
ekosistem hutan dan lingkungan hidup.

Ketua Asosiasi Bumi Hijau Drs Dahrim PA MPD didampingi Kepala Desa Minta
Kasih Abdul Wahid dan Kepala Sekolah SMAN I Salapian Drs Esnur di Salapian,
Selasa(2/3) mengatakan, salah satu dampak dari kerusakan hutan TNGL bagi
kehidupan makhluk hidup, semakin berkurangnya oksigen yang dihasilkan dari
tumbuh-tumbuhan.

*Terus Berkurang*

"Satu pohon dapat memancarkan beberapa metrik kadar oksigen dan bila hutan
kita semakin berkurang, kadar oksigen yang dipancarkan pepohonan akan terus
berkurang. Padahal, seluruh makhluk hidup sangat membutuhkan oksigen untuk
keberlangsungan hidup mereka,"terangnya.

Dahrim mengatakan, sosialisasi penghijauan 2010 yang dilaksanakan dengan
mengikutsertakan pelajar sekolah SMAN I Salapian dan SMU Methodist Kuala
serta masyarakat Desa Mintakasih itu, bertujuan untuk memberikan pengertian
terutama generasi muda tentang pentingnya penghijauan di saat bumi mengalami
pemanasan global saat ini.

"Menanam satu pohon berarti kita telah berupaya untuk menyelamatkan bumi dan
makhluk hidup,"ujar Dahrim pada seluruh pelajar memberikan arahannya sebelum
melakukan aksi tanam sribu pohon untuk mensosialisasikan penghijaun pada
pelajar.

Sosialisasi penghijauan itu, selain menumbuhkan kesadaran pelajar tentang
pentingnya menjaga kelestarian alam juga dirangkai dengan penanaman seribu
pohon mahoni di sepanjang sisi jalan di Desa Mintaksih.

Kades Mintakasih Abdul Wahid mengharapkan dengan dilaksanakanya sosialisasi
penghijauan dan aksi penanaman seribu pohon itu dapat menumbuhkan minat
pelajar dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Wahid juga berharap dengan dilaksanakanya kegiatan itu, kelesteraian
lingkungan hidup di Desa Mintakasih dan di Langkat dapat terpelihara dengan
baik. *(als)*

Tidak ada komentar: