19 Desember, 2009

FADEL AJAK DUNIA SELAMATKAN LAUT

Indonesia menjadi pengagas dan penyelenggara kegiatan the oceans day bersama lembaga kelautan internasional, yang dilaksanakan parallel dengan event COP 15 UNFCCC di Copenhagen. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Dr. Fadel Muhammad berkesempatan menyampaikan butir-butir pemikiran akan pentingnya dimensi kelautan dalam negosiasi perubahan iklim bersama-sama dengan Hon Hilary Benn MP, Menteri Lingkungan Hidup, Pangan dan Pedesaan (DEFRA) Inggris. di kantor European Environment Agency, Copenhagen (14/12).

Dalam kesempatan tersebut, Fadel menegaskan agar seluruh mitra kelautan di dunia perlu bersama-sama menyelamatkan laut dan juga menyelamatkan masyarakat dan komunitas yang tinggal di wilayah pesisir, pulau-pulau dan kepulauan, karena dampak perubahan iklim terhadap laut dan pesisir telah nyata dengan adanya kenaikan paras air laut, pemutihan terumbu karang dan pengasaman laut. Lebih lanjut Fadel menjelaskan bahwa Indonesia sangat berkomitmen dalam menanggulangi dampak perubahan iklim melalui upaya pelestarian dan konservasi ekosistem laut, pesisir dan pulau-pulau kecil. Komitmen Indonesia telah mendapat apresiasi dari dunia internasional dengan ditunjukannya Indonesia sebagai Sekretariat Regional Coral Triangle Initiative (CTI) yang bertempat di Manado, Sulawei Utara dan Indonesia juga terpilih sebagai Ketua Dewan Menteri CTI yang merupakan prakarsa enam Negara; Indonesia, Philippina, Malaysia, Timor Leste, Solomon Island dan Papua New Guinea.

Fadel juga mengutip kebijakan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yang dilakukan oleh Indonesia. Sesuai dengan pidato Presiden SBY pada pertemuan G-20, target yang disampaikan adalah penurunan emisi 26 persen sampai 2020 dengan upaya dan prakarsa sendiri, serta 41 persen apabila ada dukungan internasional sampai dengan 2020. Dunia internasional harus menempatkan pengarustamakan dimensi kelautan dalam perubahan iklim global sebagai amanat Deklarasi Kelautan Manado, tegas Fadel. Hal ini selaras dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim dan sangat berkepentingan terhadap keberadaan mitra dan tersedianya dukungan berbagai upaya adaptasi dan mitigasi serta alih teknologi dalam program adaptasi dampak perubahan iklim.

Kegiatan the ocean day dibuka secara resmi oleh Pangeran dari Monaco H.S.H Prince Albert II, dan diawali dengan penyampaian laporan dan pengantar dari Direktur Eksekutif European Environment Agency Prof Jacqueline McGlade, Co-Chair dan Kepala Sekretariat Global Forum on Oceans, Coasts, and Islands Universitas Delaware Dr Biliana Cicin-Sain. Kegiatan the oceans day yang mengangkat tema pengarustamaan kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil dalam perubahan iklim (The Importance of Oceans, Coasts, and Small Island Developing States in the Climate Regime) dihadiri sebanyak 150 peserta dari 39 negara yang terdiri dari para pakar, pengambil kebijakan dan pengamat kelautan dari seluruh dunia, hadir untuk mendiskusikan berbagai isu kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang mendesak untuk segera ditangani dalam kerangka perubahan iklim.

Rangkaian acara the Ocean Day diakhiri dengan Panel 6 (Perspectives from World Leaders and Reception) yang dimoderatori oleh Dr. Gellwynn Jusuf, Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Gellwynn bertindak memperkenalkan tokoh-tokoh kunci kelautan dari beberapa badan-badan internasional kelautan yang mempunyai peran kunci dalam memberikan dampak upaya penurunan emisi karbon di atmosfer, antara lain dari UNEP, Bank Dunia, Uni Eropa dan Amerika Serikat.Tunjukkan semua





Jakarta, 16 Desember 2009

Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi

Tidak ada komentar: