29 Agustus, 2009

Maraknya Pencurian di Indonesia

(fokus) Masih maraknya pencurian ikan di perairan Indonesia terutama Indonesia Bagian Timur dinilai Wakil Daerah Maluku Tenggara karena lemahnya pengawasan Pemerintah Pusat. Akibatnya daerah yang kaya dengan ikan terpaksa hanya mendapat pendapatan asli daerah yang rendah.


Tertangkapnya 7 kapal Thailand di Tual Maluku Tenggara pekan lalu menurut Ketua DPRD Maluku Tenggara, Mahmud Tanher adalah sebagian kecil dari aktivitas ilegal fishing yang selama ini terjadi di Perairan Arafura.

Akibatnya Kabupaten Tual yang memiliki potensi ikan laut terbesar di dunia tidak pernah berkembang. Terbukti dari pendapatan asli daerah yang setiap tahunnya berkisar 13 milyar rupiah.

Idealnya jika dikelola dengan baik dan tidak ada pungutan liar, pendapatan asli daerah Kabupaten Maluku Tenggara bisa mencapai 65 milyar rupiah pertahun.

Buruknya pengawasan pusat terhadap daerah dirasakan pengusaha ikan laut yang telah menanamkan investasinya di Tual.

Menurut Dirut PT Maritim Timur Jaya, David Chio, usahanya sulit berkembang akibat ilegal fishing yang terkesan sengaja dibiarkan. Indikasi kecurangan dalam proses pemanfaatan sumber daya perikanan di Maluku sangat kentara dengan cara bekerjasama antara pengusaha dengan oknum instansi terkait memanipulasi jumlah dan hasil ikan tangkap untuk menghindari tingginya biaya retribusi.
http://www.stopiuufishing.com/news-article,artikel_detail,lang,in,id,69

2 komentar:

Anonim mengatakan...

mksh pak mukhtar ats informasinya yg selalu update...secara lgsung sya bisa mengetahu permasalahan yg ada di laut dan pulau2 indonesia...slm knal dr saya (henry) anggota stop ilegall logging...misal ada pertemuan offline mungkin tdk pak??sperti kunjungan ke pantai, luat, dan melihat aktiftas nelayan secara lngsung..ataupun audiensi dengan menteri kelautan dan perikan..

MUKHTAR A.Pi. M.Si mengatakan...

saya selalu melakukan kunjungan ke aktifitas nelayan, kalau bisa audiensi dengan menteri bisa juga tuh, tolong diakomodir