24 Juli, 2009

Terumbu Karang, Sumber BioAktif Untuk Farmasi

Kompas - Penelitian di bidang farmasi mulai mengeksplorasi potensi organisme laut sebagai bahan obat-obatan. Potensi ini belum banyak tergali, padahal terdapat berbagai bahan zat aktif dalam organisme laut yang bisa dikembangkan menjadi obat alami. Spons serta beberapa organisme yang hidup di terumbu karang ternyata memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.

Dosen sekaligus Ketua Panitia Stan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Purwanto, mengatakan, penelitian ini mulai dilakukan Fakultas Farmasi UGM sekitar tiga tahun lalu. Sebelumnya, penelitian lebih diarahkan pada tumbuhan sebagai obat-obatan herbal.

Hal itu dia ungkapkan pada pembukaan Pekan Penelitian UGM (UGM Research Week) 2009 di Yogyakarta, Selasa (21/7). Salah satu organisme laut yang telah banyak diteliti di Fakultas Farmasi UGM adalah spons. Diketahui, sebagian besar hewan spons potensial dikembangkan menjadi obat alami kanker. Serangkaian percobaan menunjukkan bahwa zat aktif yang dikandung binatang laut bertubuh lunak tersebut mampu membunuh sel kanker payudara.

Selain spons, penelitian banyak dilakukan pada terumbu karang. Pada beberapa jenis terumbu karang ditemukan zat antibakteri yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Temuan ini diarahkan pada pembuatan obat alami pencegah infeksi.

Sejumlah penelitian juga menunjukkan, terumbu karang memiliki kandungan mineral tinggi, seperti zat kapur dan kalsium, yang bisa dikembangkan sebagai suplemen makanan.

Menurut Purwanto, selain itu, penelitian juga diarahkan pada pembuatan tiruan zat aktif agar obat bisa diproduksi tanpa menggunakan organisme asli. ”Ini perlu dilakukan agar produksi obat alami tidak mengancam kelestarian organisme laut,” katanya.

Pekan Penelitian UGM yang berlangsung 21-29 Juli juga menampilkan sejumlah penelitian terbaru yang dihasilkan 18 fakultas di UGM dalam setahun terakhir. Dengan jumlah total peserta 95 stan, acara ini juga menampilkan unit-unit di UGM, di antaranya pusat studi, perpustakaan, arsip, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), serta unit kegiatan mahasiswa. Penyelenggaraannya diadakan bersamaan dengan Pekan Sejarah (History Week) UGM 2009.

Ketua LPPM UGM Danang Parikesit mengatakan, pekan ilmiah ini merupakan wujud tanggung jawab akademik dan ilmiah dari sivitas universitas. Kegiatan ini sekaligus ditujukan untuk menjalin kemitraan dengan perguruan tinggi, masyarakat, dan pemerintah daerah.

Sumber : Koran Kompas, Juli 2009


Tidak ada komentar: