07 Mei, 2009

Sungai Sambas Keruh Lagi

SAMBAS-Setelah sempat lega, kini warga Sambas, khususnya yang bermukim di tepian sungai, kembali dilanda kecemasan. Betapa tidak, sudah tiga hari ini, air sungai yang bening berubah lagi menjadi keruh. Warnanya tak ubah seperti kopi susu yaitu kecoklatan. "Kami kira kemarin air telah normal.
 
Tak tahunya, buruk lagi begini," tukas Suryadi, salah seorang warga, mengadu ke koran ini kemarin.Menurut Suryadi ia dan sejumlah masyarakat lainnya yang resah mengaku heran dengan memburuknya kondisi air sungai. Karena dengan air yang keruh tersebut, warga tak dapat menggunakannya untuk keperluan sehari-hari. Jangankan untuk diminum, tukasnya, untuk mandi dan mencuci saja sebenarnya mereka enggan.

Mereka berharap pemerintah memberikan perhatian serius terhadap kelestarian Sungai Sambas. Bila selama ini yang menjadi biang penyebab keruhnya warna air adalah aktivitas penambangan emas tanpa izin di daerah perhuluan,  Suryadi, mestinya dilakukan tindakan tegas. "Buktinya kemarin sempat
membaik disaat razia gencar digelar terhadap PETI," imbuhnya.Syabas Khan, warga yang lain menambahkan, persoalan air sungai yang selama ini menjadi sumber kehidupan masyrakat tidak bisa dipandang remeh oleh pemerintah. Mestinya, kata dia, tanpa perlu warga berteriak, dengan melihat langsung kelapangan, mestinya aparat langsung bertindak.

Menurut Syabas pokok masalah keruhnya air sebagainana telah diketahui sejak dulu yaitu karena aktivitas PETI. Maka dari itu, tegasnya, siapa saja yang berkompeten hendaknya tidak lagi menoleransi segala kegiatan yang mencemarkan lingkungan tersebut. "Jangan karena menimbang kepentingan segelintir orang untuk mencari nafkah, tapi yang menjadi korban banyak,"

ungkapnya.Paling utama harus diberangus, tegas Syabas, adalah para cukong yang membiayai kegiatan PETI. Sebab tanpa didukung oleh dana yang memadai, rakyat kecil selaku operator lapangan tidak bisa berbuat apa-apa. "Berarti kalau yang ditangkap selama ini hanya level kruco, persoalan PETI tidak bakal pernah selesai. Dan selamanya rakyat pengguna air Sungai Sambas menjerit," tuturnya.(mur)

Tidak ada komentar: