Menteri Kelautan dan Peri-kanan RI, Freddy Numberi mengungkapkan, enam nega-ra yang tergabung dalam Coral Triangle Initiatives (CTI) Summit, yang terdiri dari Indonesia, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste, Malaysia dan Kepulauan Solomon plus negara mitra CTI yakni Aus-tralia, Amerika Serikat dan konsorsium LSM dunia, di-pastikan bakal menghadiri pelaksanaan World Ocean Conference (WOC) pada 11-15 Mei 2009 di Manado.
Hal itu dibuktikan dengan surat resmi yang dikirimkan oleh masing-masing kepala negara, bahwa mereka siap datang ke Manado. Adanya pernyataan tersebut, dikatakan Numberi menjadi tantangan bagi Indonesia, lebih khusus lagi bagi pemerintah dan masyarakat Sulut. Pasal-nya, kehadiran para kepala negara ini harus dibarengi dengan
sistem keamanan yang terjamin. “Saya tahu bahwa Manado merupakan daerah yang aman. Tetapi untuk pelaksanaan WOC nanti, standar keamanan harus menjadi bagian yang diperhatikan. Ini akan menjadi challenge (tantangan). Karena itu harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Jangan kita santai, karena kita merasa daerah kita aman,” tandas Numberi yang juga Ketua Panitia Nasional WOC, di sela-sela pertemuan dengan panitia daerah berikut para pengelola hotel di Manado, Kamis (18/12) kemarin.
Bagi Bali, kata Numberi, mungkin soal keamanan tidak bermasalah. Sebab, untuk hal ini mereka telah siap. Tetapi dengan dukungan semua pihak, Numberi juga meyakinkan bahwa Manado akan bisa. Hanya saja akan muncul persoalan apabila setiap kepala negara ini memilih hotel sebagai tempat menginap. Pasalnya, maksud ini harus diikuti dengan pengosongan beberapa lantai, sebagai upaya bahwa kawasan dalam kondisi steril dan siaga.
“Pemilik hotel pasti akan bangga apabila ada kepala negara menginap. Tetapi konsekuensinya harus diikuti dengan persiapan security sistem,” ujarnya seraya menambahkan bahwa WOC adalah momen, sekaligus juga tantangan. Sebab nama Indonesia dipertaruhkan di sini. Dalam kesempatan yang sama, pertemuan yang dihadiri Sekprop Sulut Drs Robby Mamuaja dan Sekretaris Panitia Lokal Dr Boldy Tuerah itu,
Kapolda Sulut Brigjen Pol Bekto Suprapto mengatakan bahwa keamanan itu tidak datang dari langit. Tetapi harus diciptakan. Upaya tersebut perlu dian-tisipasi dengan emasang CCTV pada seluruh hotel yang akan dimanfaatkan peserta. Di mana nantinya akan ada seki-tar 6 ribu orang yang akan bergerak di Manado. “Teroris itu tidak pernah berhenti. Mereka akan terus berpikir untukmerencanakan pengeboman. Ada banyak con-toh realitas yang kita lihat, sehingga perlu diantisipasi. Kepada pemilik hotel, perlu iwajibkan untuk pemasangan x-ray dan check door. Dan perlu diketahui apabila para kepala negara ini datang, maka jauh-jauh hari sebelum hari pelaksanaan, mereka akan mengirimkan keamanannya untuk menilai situasi yang ada,” katanya.(eda) Manado, KOMENTAR.
Hal itu dibuktikan dengan surat resmi yang dikirimkan oleh masing-masing kepala negara, bahwa mereka siap datang ke Manado. Adanya pernyataan tersebut, dikatakan Numberi menjadi tantangan bagi Indonesia, lebih khusus lagi bagi pemerintah dan masyarakat Sulut. Pasal-nya, kehadiran para kepala negara ini harus dibarengi dengan
sistem keamanan yang terjamin. “Saya tahu bahwa Manado merupakan daerah yang aman. Tetapi untuk pelaksanaan WOC nanti, standar keamanan harus menjadi bagian yang diperhatikan. Ini akan menjadi challenge (tantangan). Karena itu harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Jangan kita santai, karena kita merasa daerah kita aman,” tandas Numberi yang juga Ketua Panitia Nasional WOC, di sela-sela pertemuan dengan panitia daerah berikut para pengelola hotel di Manado, Kamis (18/12) kemarin.
Bagi Bali, kata Numberi, mungkin soal keamanan tidak bermasalah. Sebab, untuk hal ini mereka telah siap. Tetapi dengan dukungan semua pihak, Numberi juga meyakinkan bahwa Manado akan bisa. Hanya saja akan muncul persoalan apabila setiap kepala negara ini memilih hotel sebagai tempat menginap. Pasalnya, maksud ini harus diikuti dengan pengosongan beberapa lantai, sebagai upaya bahwa kawasan dalam kondisi steril dan siaga.
“Pemilik hotel pasti akan bangga apabila ada kepala negara menginap. Tetapi konsekuensinya harus diikuti dengan persiapan security sistem,” ujarnya seraya menambahkan bahwa WOC adalah momen, sekaligus juga tantangan. Sebab nama Indonesia dipertaruhkan di sini. Dalam kesempatan yang sama, pertemuan yang dihadiri Sekprop Sulut Drs Robby Mamuaja dan Sekretaris Panitia Lokal Dr Boldy Tuerah itu,
Kapolda Sulut Brigjen Pol Bekto Suprapto mengatakan bahwa keamanan itu tidak datang dari langit. Tetapi harus diciptakan. Upaya tersebut perlu dian-tisipasi dengan emasang CCTV pada seluruh hotel yang akan dimanfaatkan peserta. Di mana nantinya akan ada seki-tar 6 ribu orang yang akan bergerak di Manado. “Teroris itu tidak pernah berhenti. Mereka akan terus berpikir untukmerencanakan pengeboman. Ada banyak con-toh realitas yang kita lihat, sehingga perlu diantisipasi. Kepada pemilik hotel, perlu iwajibkan untuk pemasangan x-ray dan check door. Dan perlu diketahui apabila para kepala negara ini datang, maka jauh-jauh hari sebelum hari pelaksanaan, mereka akan mengirimkan keamanannya untuk menilai situasi yang ada,” katanya.(eda) Manado, KOMENTAR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar