18 Juni, 2008

Terumbu Karang di Perairan Banyuwangi Rusak

BANYUWANGI -- Kepala Seksi Eksplorasi dan Konservasi Dinas Perikanan Banyuwangi Soebandijono mengatakan 80 persen terumbu karang di perairan daerah itu rusak. Kawasan terparah berada di sepanjang perairan Pulau Tabuhan hingga Pulau Senggrong, sepanjang 80 kilometer garis pantai. "Kerusakan sudah berlangsung bertahun-tahun," katanya kepada Tempo kemarin.

Penyebab utama kerusakan terumbu karang adalah kebiasaan buruk para nelayan, terutama para pencari ikan hias, yang kerap menggunakan bom peledak dengan bahan potasium saat menangkap ikan.

Kerusakan terumbu karang, kata Soebandijono, menyebabkan hasil tangkapan ikan terus merosot dari tahun ke tahun. Sebelum 1990-an, hasil tangkapan ikan bisa mencapai lebih dari 66 ribu ton per tahun. Namun, pada 2007 turun menjadi 61 ribu ton.

Meskipun sudah parah, kata dia, usaha perbaikan terumbu karang sangat lambat. Dari seluruh wilayah yang mengalami kerusakan, sekitar 10 di antaranya diperbaiki pada 2001-2003. Setelah itu, upaya perbaikan terhenti hingga sekarang. Bahkan tahun ini, usulan Dinas Perikanan untuk menganggarkan perbaikan terumbu karang tidak disetujui.

Imam Sazali, Sekretaris Kelompok Pengawas Masyarakat, lembaga swadaya masyarakat yang mengkhususkan diri pada pengawasan keamanan tumbuhan laut, mengatakan perilaku nelayan yang menggunakan bom ikan masih saja terus berlangsung akibat tidak adanya sistem pengawasan perairan yang memadai oleh berbagai instansi yang semestinya bertanggung jawab mengamankan terumbu karang. "Semestinya ada aparat keamanan yang melakukan penjagaan di setiap kecamatan," katanya. IKA NINGTYAS. Koran Tempo, Selasa, 17 Juni 2008

Tidak ada komentar: