JAKARTA
(11/1) – Pertumbuhan nilai ekspor produk kelautan dan perikanan menjadi
salah satu perhatian utama pemerintah dalam hal ini Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP). Berdasarkan data BPS yang diolah
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
(Ditjen PDSPKP), pada periode Januari – November 2016-2017, nilai ekspor
produk perikanan naik 8,12% dari USD3,78 miliar pada 2016 menjadi
USD4,09 miliar pada 2017.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti dalam konferensi pers di kantor KKP, Kamis (11/1),
mengungkapkan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, KKP akan terus
mengupayakan peningkatan produksi dan ekspor produk perikanan Indonesia.
Untuk mewujudkannya, penegakan hukum dalam melawan Illegal, Unreported,
and Unregulated (IUU) Fishing harus tetap digalakan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur
Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP)
Nilanto Perbowo juga memaparkan terkait kenaikan neraca perdagangan yang
mengalami pertumbuhan sebesar 7,42% dari USD3,403 miliar pada 2016
menjadi USD3,655 miliar pada 2017.
Sementara itu, untuk nilai neraca
perdagangan perikanan Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun dari 2012-2016
naik sebesar 2.31% per tahun. Angka ini lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan negara-negara pesaing seperti Tiongkok (+0.60%),
Vietnam (-21.39%), Filipina (-6.75%), dan Thailand (-15.14%) dalam
periode yang sama.
Pada periode Januari – November
2016-2017 berbagai komoditas kelautan dan perikanan mengalami
peningkatan nilai ekspor, di antaranya udang mengalami kenaikan 0,53%,
tuna tongkol cakalang (TTC) naik 18,57%, rajungan & kepiting (RK)
naik 29,46%, cumi sotong gurita (CSG) naik16,54%, dan rumput laut (RL)
naik 23,35%, sedangkan komoditas lainnya naik 3,61%.
Pada periode yang sama, nilai ekspor
produk kelautan dan perikanan ke negara tujuan utama juga menunjukkan
peningkatan. Nilai ekspor ke Amerika Serikat naik 12,82%, Jepang naik
8,31%, ASEAN naik 3,42%, Tiongkok naik 11,28%, Uni Eropa naik 9,38%, dan
lainnya turun 1,76%.
Peningkatan
nilai produksi ini diakui Sekretaris Jenderal KKP Rifky Effendi
Hardijanto ikut berpengaruh pada peningkatan pendapatan pajak dari
sektor perikanan. “Pendapatan pajak bersih dari sektor perikanan
meningkat dari Rp734 miliar di tahun 2014, menjadi Rp1,082 triliun di
tahun 2017 atau meningkat sebesar 47,41%. PNBP (red-Pendapatan Negara
Bukan Pajak) sumber daya perikanan naik dari Rp214,44 miliar di tahun
2014 menjadi Rp 490,23 miliar di tahun 2017, naik 129% atau tertinggi
dalam 5 tahun terakhir,” pungkasnya.
Menteri Susi menginginkan, meningkatnya
produksi perikanan juga dapat meningkatkan konsumsi ikan dalam negeri
sebagai indikator kinerja dan bagian penting untuk ketahanan pangan,
terutama sebagai sumber protein.
“Konsumsi dalam negeri meningkat tanpa
ada peningkatan signifikan volume impor. Tren volume impor ikan
Indonesia dari Januari – November 2012-2017 meningkat sebesar 1.61%.
Sementara itu, konsumsi ikan per tahun dari tahun 2012 meningkat dari
33,89 kg per kapita per tahun menjadi 43,94 kg per kapita per tahun 2016
atau naik 29,65 %. Bila dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia
259,37 juta orang, dengan asumsi harga rata-rata ikan USD1 per kg, nilai
yang diciptakan dari pasar ikan dalam negeri adalah USD9,37 miliar,”
tandas Menteri Susi.
Lilly Aprilya Pregiwati
Kepala Biro Kerja Sama dan Humas KKP
Kepala Biro Kerja Sama dan Humas KKP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar