16 September, 2015

Menteri Susi Investigasi Sindikat Pembom Ikan Asal Hong Kong

Ilustrasi kapal penumpangJakarta -Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah melakukan investigasi aktivitas sindikat mafia asal Hong Kong yang memasok bom potasium kepada nelayan lokal di pulau-pulau terpencil sekaligus memborong hasil tangkapannya.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tak sendirian, pihak kepolisian, TNI Angkatan Laut, dan dinas-dinas perikanan di daerah juga dilibatkan untuk menumpas sindikat asal Hong Kong yang merusak dan menjarah laut Indonesia ini.

"Kita sedang selidiki, kita investigasi, kita akan bergerak bersama Polisi dan TNI Angkatan Laut. Kepala-kepala dinas juga tahu hal ini," kata Susi usai Rapat Koordinasi KKP di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (10/9/2015).

Susi mengaku amat geram dengan sindikat ini. Sebab, mereka menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah. Gara-gara bom potasium mereka, ikan-ikan karang di laut Indonesia bisa punah.

"Mereka menyuplai bahan baku bom potasium maupun dinamit," tutur Susi.

Sementara itu, Dirjen Perikanan Budidaya KKP, Slamet Subiakto, menyebut setidaknya ada 5 pulau yang karangnya rusak gara-gara ulah sindikat Hong Kong ini, yaitu Pulau Mentawai, Pulau Natuna, Kepri, Pulau Halmahera, dan Pulau Raja Ampat.

"Di kawasan Mentawai, Natuna, Kepulauan Riau, Halmahera, dan di Raja Ampat. Daerah-daerah lain juga banyak yang belum kita ketahui," kata Slamet saat jeda Rapat Koordinasi KKP.

Slamet menjelaskan, sindikat Hong Kong mengincar ikan-ikan karang yang berharga tinggi di pasar internasional, terutama ikan napoleon, kerapu, dan juga lobster.

"Yang diincar ikan Napoleon, Kerapu, ikan-ikan karang, dan lobster," ucapnya.

Dalam operasinya, kapal-kapal sindikat Hong Kong membawa bom potasium untuk dipasok kepada nelayan-nelayan lokal.

"Kapal-kapal asing itu membawa bahan-bahan yang tidak diinginkan, misalnya bahan peledak untuk diberikan kepada nelayan menangkap ikan-ikan karang," paparnya.

Kemudian, sindikat tersebut akan memborong ikan-ikan karang hasil tangkapan nelayan lokal yang menangkap dengan menggunakan bom.

Menurut Slamet, adanya bom potasium di pulau-pulau terpencil seperti Mentawai, Natuna, dan sebagainya sudah mengindikasikan adanya aktivitas sindikat Hong Kong tersebut. Sebab, mustahil nelayan lokal bisa memperoleh potasium sendiri.

"Di pulau-pulau terpencil kan sulit didapat bahan peledak, itu disuplai oleh sindikat itu. Itu kita larang," tandasnya.
(ang/ang)
 

Tidak ada komentar: