12 Agustus, 2015

Ditjen KP3K melaksanakan Seminar Nasional Penyelamatan Terumbu Karang

 Direktoratr Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP menyelenggarakan  Seminar Nasional Penyelamatan Terumbu Karang pada tanggal 6 Agustus 2015 bertempat di GD. Graha Marinir, Jl. Prapatan No. 40 Jakarta Pusat  yang dibuka oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Bapak Laks. TNI Ade Supandi. Acara diawali ucapan selamat datang oleh Bapak Mayjen TNI (Mar) Buyung Lalana, SE Dankormar, Laporan Bapak Dr. Sudirman Saat, M.Hum Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir  dan Pulau-Pulau Kecil selaku panitia kegiatan, kemudian secara bersama sama melakukan pemukulan bedug untuk pembukaan seminar.
Tujuan Seminar Nasional Penyelamatan Terumbu Karang adalah meningkatkan kesadaran dan peran serta stakeholder, menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan terumbu karang, dan meningkatkan pengetahuan para pihak dalam pengelolaan data, potensi, bentuk-bentuk, pemanfaatan dan daya dukung lingkungan pada ekosistem.
Peserta Seminar Nasional Penyelamatan Terumbu Karang  dihadiri oleh Kedutaan Besar (8 orang), Kemenko Maritim (2 orang), Mabes TNI (2 orang), Mabes TNI AD (2 orang), Mabes TNI AL (4 orang), Mabes TNI AU (1 orang), Polri (7 orang), Kodam Jaya (3 orang), Korps Marinir (49 orang), Koarmabar (2 orang), Kolinlamil (2 orang), Lantamal (3 orang), Dishidros (2 orang), Seskoal (2 orang), Akademi Angkatan Laut (2 orang), Puspomal (1 orang),  Lemhannas (2 orang), Bakamla (1 orang), Universitas Pertahanan (1 orang), Kementerian Kelautan dan Perikanan (Sekretariat Jendral; Inspektorat Jendral; Dirjen Perikanan Tangkap; Dirjen Perikanan Budidaya; Dirjen Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Perikanan; Dirjen Kelautan, Pesisir Dan Pulau - Pulau Kecil; Dirjen Pengawasan SD Kelautan & Perikanan; Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan KP; Kepala Badan Pengembangan SDM KP; Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (10 orang), Bappenas (2 orang), LIPI (2 orang), Kementerian Pariwisata (2 orang), Kementerian Dalam Negeri (2 orang), Kementerian Perhubungan (2 orang), Kementerian ESDM (2 orang), Kementerian Kominfo (3 orang), Pemerintah Provinsi (34 orang), Pemerintah Kabupaten (16 orang), KP3K (25 orang), Universitas (17 orang), Lembaga Non Pemerintahan (12 orang).
Menurut  Bapak Dr. Sudirman Saat, M.Hum Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mengatakan Indonesia memiliki sekitar 17.500 km² ekosistem terumbu karang, tersebar di seluruh wilayah perairan pesisir yang jernih, hangat, beroksigen serta bebas dari padatan terlarut dan aliran air tawar yang berlebihan. Pada decade terakhir, keindahan alami dan keunikan terumbu karang menarik jutaan turis domestik dan mancanegara untuk datang ke Indonesia. Struktur terumbu karang juga melindungi pulau, pantai yang bernilai, dan kawasan industri dari ganasnya gelombang dan badai dan tenaga alami lainnya di laut. Sebagai tambahan, telah dilaporkan bahwa ekosistem terumbu karang memiliki peran utama dalam mengurangi pemanasan global karena fungsinya sebagai penangkap karbon yang besar. Penambangan karang telah di dokumentasi sebagai bahan konstruksi, pembuatan jalan, dan produksi kapur di berbagai tempat di Indonesia.
Oleh karenanya, sebagai salah satu upaya pelestarian dan penyadaran masyarakat dan penglola dirasa perlu untuk berbagi pengalaman dan kesepahaman rencana untuk mengatasi tantangan yang masih ada dalam pengelolaan terumbu karang di Indonesia, semua pihak perlu duduk bersama dan saling belajar terkait pengelolaan terumbu karang pada acara Seminar Nasional Penyelamatan Terumbu Karang.
Paparan disampaikan narasumber dengan topik :
a)    Dr. Laurence McCook dengan judul Pengelolaan Terumbu Karang untuk Pelestarian Sumberdaya, Kesejahteraan dan Kedaulatan: Sebuah Pembelajaran.
b)    Prof. Hasjim Djalal dengan judul Konservasi Laut Mendukung Kedaulatan NKRI.
c)    Prof. Dr. Suharsono dengan judul Status Terkini Terumbu Karang Indonesia dan Permasalahannya.
d)    Prof. Jamaluddin Jompa dengan judul Membangun Tata Kelola Terumbu Karang yang Menyejahterakan Masyarakat.
e)    Talkshow Upaya Konservasi Terumbu Karang untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat dengan pembahas dari Dankormar TNI AL; Dirjen KP3K, KKP; Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Kemenpar; Direktur Eksekutif Regional Sekretariat CTI, Ketua I-CAN dengan moderator yaitu Presenter SCTV (Pramita Andini).
Pada sesi pertengahan acara seminar ibu Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan memberikan sambutan Indonesia merupakan pusat segitiga terumbu kerang (coral triangle) dengan keanekaragaman hayati yang sangat luar biasa. Julukan mega biodiversity country menggambarkan kekayaan hayati laut Indonesia bagaikan amazon the sea. Di samping pesona bawah laut di beberapa daerah yang sangat indah, di sebagian lain kondisi terumbu kerang Indonesia menghadapi tekanan yang sangat berat.”
“Saat ini kondisi terumbu kerang yang masih baik hanya 30 persen, sedang sisanya 70 persen dalam kondisi rusak dan rusak berat” Hal tersebut menurutnya, terjadi akibat banyaknya kegiatan yang dapat merusak terumbu karang, seperti penggunaan bom, potassium dan pencemaran sampah serta aktivitas lainnya. Serta disebabkan kurangnya kesadaran untuk melestarikan lingkungan menambah berat tekanan terumbu kerang.
“Aksi penyelematan terumbu kerang diharapkan mampu menyelamatkan potensi kekayaan laut Indonesia melalui upaya melindungi, melestarikan dan memanfaatkan sumber daya terumbu karang secara berkelanjutan. Selain itu untuk menjamin kelestarian dan keanekaragaman hayatinya untuk generasi saat ini maupun yang akan datang,” tegas Menteri Susi.
Setelah selesai memberikan sambutan Ibu Menteri bersama sama menandatangani komitmen penyelamatan terumbu karang dengan perwakilan instansi, perguruan tinggi dan kedutaan besar negara sahabat.

Tindak lanjut yang diharapkan dari seminar ini adalah:
a)    Berbagi pengalaman dan kemajuan pengelolaan terumbu karang.
b)    Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi elemen keberhasilan penerapan pengelolaan terumbu karang berdasarkan pengalaman yang dilakukan oleh berbagai pihak, baik lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan.
c)    Mengidentifikasikan tantangan yang masih dihadapi dalam penerapan pengelolaan terumbu karang yang dapat menghambat upaya atau adopsi di daerah lain.
d)    Membangun forum bersama untuk melembagakan pembelajaran dan komunikasi antara pengelola.
e)    Meningkatnya kesadaran dan pertisipasi masyarakat dalam pelestarian dan pengelolaan terumbu karang.

Tidak ada komentar: