05 November, 2014

Pemboman Ancam Ekosistem Laut Aceh

Aceh kembali dihadapkan pada bencana ekosistem laut. Pascatsunami, Desember 2004, kondisi terumbu karang yang membaik kini terancam perilaku buruk para nelayan. Menurut Marzuki, Sekretaris Jenderal Jaringan Kuala, lembaga nirlaba di bidang kelautan, penangkapan ikan dengan bom dan obat bius semakin marak di perairan Aceh dalam beberapa tahun terakhir. 

"Saat ini, kondisi terumbu karang mulai pulih sekitar 50 persen setelah musibah tsunami. Namun muncul ancaman lain akibat pemboman dan pembiusan ikan," kata Marzuki di sela-sela penutupan Working Group Pesisir dan Laut Aceh, di Banda Aceh, Jumat (24/10/2014) sore. Kelompok ini terdiri dari jaringan aktivis lingkungan, akademisi, dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar.

Praktik melanggar hukum ini kerap terjadi di kawasan Ujung Pancu dan Lhoong, Aceh Besar. Marzuki menduga, para nelayan memdapatkan peledak dari oknum aparatur negara. Selain merusak terumbu karang, tindakan nelayan ini mengakibatkan jumlah ikan di sekitar empat mil garis pantai Aceh Besar menurun. 

"Jika ini dibiarkan, nelayan Aceh akan semakin miskin karena jumlah tangkapan ikan di perairan dangkal semakin berkurang. Sementara untuk berlayar ke lautan dalam, nelayan kita harus berhadapan dengan nelayan Sibolga dan Thailand yang memiliki alat tangkap lebih baik," kata Marzuki. 

Marzuki juga menyorot aktivitas penambangan pasir besi di kawasan Krueng Raya. Meski beroperasi di luar batas garis kawasan konservasi, aktivitas itu mempengaruhi kehidupan laut yang tak mengenal batas geografis. Jika terus dibiarkan, penambangan akan merusak kawasan laut Aceh Besar. Saat ini, wilayah pesisir Aceh Besar memiliki kekayaan biota laut, seperti terumbu karang, lamun, mangrove, manta, penyu, duyung (dugong), dan beragam jenis hiu. 

"Perlu penanganan bersama untuk memberantas aktivitas yang merusak laut. Namun sayang, Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat lebih tertarik untuk memperdebatkan batas pengelolaan laut Aceh karena minyak dan gas, ketimbang mempertahankan ekosistem laut yang memiliki dampak besar bagi kehidupan," kata Marzuki.(Fauji)
 

Tidak ada komentar: