Maikel Jefriando - detikfinance
Kapal patroli milik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Berau (Foto: Maikel/detikFinance)
DetikFinance yang berkesempatan mengikuti perjalanan Susi, Minggu (16/11/2014) melihat langsung penangkapan yang di luar rencana ini.
Susi dijadwalkan mengunjungi beberapa pulau kecil di sekitar Derawan. Ada pulau Maratua sebagai pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia. Berlanjut ke pulau Kakaban dan Sanglaki.
Malam harinya, Susi menghabiskan waktu di pulau Derawan. Dua agendanya malam itu, makan bersama Bupati Berau Makmur beserta jajaran Kementerian KP dan pelepasan 69 tukik atau anak penyu hijau.
Waktu menunjukkan pukul 22.30 WITA. Namun secara mendadak, Susi bersama Bupati Berau berjalan ke arah perkampungan nelayan. Ia melihat berbagai aktivitas, seperti penjualan cenderamata, pakaian, hingga hasil laut.
Susi melakukan obrolan singkat dengan para nelayan. Awalnya pembicaraan hanya seputar aktivitas nelayan setiap harinya. Kemudian salah satu nelayan tersebut mengeluhkan kapal dan nelayan asing yang sering mencuri ikan di sekitar pulau Derawan.
Obrolan menjadi panas, ketika Susi mulai terkaget-kaget mendengar informasi nelayan. Mulai dari penangkapan ikan menggunakan bom, mengancam dan merampas hasil tangkapan nelayan hingga mengkonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
Susi dijadwalkan mengunjungi beberapa pulau kecil di sekitar Derawan. Ada pulau Maratua sebagai pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia. Berlanjut ke pulau Kakaban dan Sanglaki.
Malam harinya, Susi menghabiskan waktu di pulau Derawan. Dua agendanya malam itu, makan bersama Bupati Berau Makmur beserta jajaran Kementerian KP dan pelepasan 69 tukik atau anak penyu hijau.
Waktu menunjukkan pukul 22.30 WITA. Namun secara mendadak, Susi bersama Bupati Berau berjalan ke arah perkampungan nelayan. Ia melihat berbagai aktivitas, seperti penjualan cenderamata, pakaian, hingga hasil laut.
Susi melakukan obrolan singkat dengan para nelayan. Awalnya pembicaraan hanya seputar aktivitas nelayan setiap harinya. Kemudian salah satu nelayan tersebut mengeluhkan kapal dan nelayan asing yang sering mencuri ikan di sekitar pulau Derawan.
Obrolan menjadi panas, ketika Susi mulai terkaget-kaget mendengar informasi nelayan. Mulai dari penangkapan ikan menggunakan bom, mengancam dan merampas hasil tangkapan nelayan hingga mengkonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
Susi tak puas. Ia mengajak nelayan duduk di sebuah
warung menjelaskan lebih lanjut. Begitu pun dengan rombongan yang
mengikutinya duduk di warung tersebut.
Pembicaraan tidak terasa telah memakan waktu sekitar satu jam. Saat nelayan melaporkan, Ia langsung meminta konfirmasi dari pihak terkait yang ada malam itu. Seperti Bupati Berau, Kepolisian, Dandim, dan jajarannya di KKP.
"Bikin operasi gabungan. Kepolisian, Dandim dan pengawasan kementerian jadi satu. Lima kapal cukup, tangkap semuanya," perintah Susi.
Beranjak dari warung, Susi melanjutkan ke salah satu aula terbuka di sekitar penginapan. Ia meminta beberapa orang kumpul pada satu meja melanjutkan rencana penangkapan.
"Nggak bisa tunggu besok, harus sekarang. Kalau tidak, kabur mereka," kata Susi setengah berteriak pada pukul 03.00 WITA.
Tim patroli pun segera bergerak cepat menggunakan 3 kapal. Operasi dimulai pukul 04.00 WITA dan kembali ke pulau Derawan 3 jam kemudian. Tim gabungan membawa 3 kapal berukuran sedang, dan 2 perahu kecil. Serta 15 orang awak kapal.
"Proses selanjutnya akan kita buatkan BAP. Kemudian kita kembangkan lebih lanjut. Karena dicurigai masih banyak mereka di sekitar sini," kata Sudirman Saad, Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau Kecil KKP. (http://finance.detik.com/read/2014/11/17/123852/2750207/4/kronologi-menteri-susi-rancang-penangkapan-3-kapal-asing-di-pulau-derawan )
Pembicaraan tidak terasa telah memakan waktu sekitar satu jam. Saat nelayan melaporkan, Ia langsung meminta konfirmasi dari pihak terkait yang ada malam itu. Seperti Bupati Berau, Kepolisian, Dandim, dan jajarannya di KKP.
"Bikin operasi gabungan. Kepolisian, Dandim dan pengawasan kementerian jadi satu. Lima kapal cukup, tangkap semuanya," perintah Susi.
Beranjak dari warung, Susi melanjutkan ke salah satu aula terbuka di sekitar penginapan. Ia meminta beberapa orang kumpul pada satu meja melanjutkan rencana penangkapan.
"Nggak bisa tunggu besok, harus sekarang. Kalau tidak, kabur mereka," kata Susi setengah berteriak pada pukul 03.00 WITA.
Tim patroli pun segera bergerak cepat menggunakan 3 kapal. Operasi dimulai pukul 04.00 WITA dan kembali ke pulau Derawan 3 jam kemudian. Tim gabungan membawa 3 kapal berukuran sedang, dan 2 perahu kecil. Serta 15 orang awak kapal.
"Proses selanjutnya akan kita buatkan BAP. Kemudian kita kembangkan lebih lanjut. Karena dicurigai masih banyak mereka di sekitar sini," kata Sudirman Saad, Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau Kecil KKP. (http://finance.detik.com/read/2014/11/17/123852/2750207/4/kronologi-menteri-susi-rancang-penangkapan-3-kapal-asing-di-pulau-derawan )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar