Suatu kali di sebuah kota maritim yang terkenal dengan hasil
perikanannya, tampak dua orang pemuda yang bekerja sama membuat sebuah
perahu. Kedua pemuda itu adalah dua kawan akrab yang hendak memulai
usaha. Modal awalnya adalah dengan membuat perahu yang cukup besar untuk
membawa mereka dan sejumlah pekerja ke tengah laut.
Saat membangun perahu tersebut, salah seorang pemuda menemukan salah satu kayu yang sedikit berlubang karena dimakan rayap. Namun, karena hanya kecil, mereka pun memutuskan untuk tetap memakai kayu tersebut dan hanya membersihkan ala kadarnya dari bekas rayap.
Saat perahu itu jadi, mereka pun rutin melaut. Hasilnya cukup membanggakan. Mereka bahkan mengatakan, bahwa perahu itu merupakan perahu keberuntungan mereka. Sebulan, dua bulan, hingga setahun kemudian, tanpa disadari ternyata salah satu kayu yang dulu dihinggapi rayap kembali berlubang. Rupanya, rayap yang dulu ada—dan dikira sudah dibersihkan dari kayu—berhasil meninggalkan bibit telur yang kemudian menetas dan berkembang biak. Awalnya lubang baru itu bisa segera ditambal. Tapi karena ternyata rayap sudah membiak sangat banyak, akhirnya lubang-lubang di perahu itu pun makin banyak.
Suatu saat, karena lubang yang makin banyak, beberapa bagian perahu itu pun makin rapuh. Saat di tengah laut, sebuah ombak yang cukup besar menghantam bagian lambung perahu yang paling rapuh termakan rayap. Perahu pun oleng dan pecah sehingga akhirnya karam.
Netter yang Luar Biasa,
Kisah tersebut menggambarkan, betapa hal remeh yang kadang acap tidak kita anggap ancaman, bisa menjadi sandungan bagi usaha kita di masa depan. Riak-riak kecil di antara para karyawan yang bersaing sehingga mendatangkan office politic yang saling sikut, sering membuat limbung perusahaan. Kebocoran kecil karena penggunaan dana-dana yang dianggap receh—pemborosan kertas, listrik, air, hingga telepon yang digunakan bukan untuk kepentingan perusahaan—kadang jika diaudit lebih detail, sering menghasilkan angka kerugian yang kerap mencengangkan. Datangnya pesaing yang masih kecil dan tak bermodal besar, kadang juga tiba-tiba malah menjadi pesaing berat saat tidak diantisipasi dengan baik.
Ada sebuah ungkapan bijak: “Berhati-hatilah dan berhematlah atas pengeluaran-pengeluaran kecil. Kebocoran kecil bisa mengaramkan kapal.” Maka, jika dirasa ada masalah kecil yang menimpa usaha kita, segera selesaikan. Jangan sampai karena urusan kecil, kehilangan yang besar. Jangan menunda atau menganggap remeh. Sebab, bisa jadi, bibit-bibit masalah kecil akan berakumulasi jadi kendala besar yang kelak bisa mengancam kelangsungan perusahaan.
Tetap waspada. Segera atasi persoalan. Cari solusi terbaik untuk tetap berkembang.
Salam sukses, luar biasa!!!
Saat membangun perahu tersebut, salah seorang pemuda menemukan salah satu kayu yang sedikit berlubang karena dimakan rayap. Namun, karena hanya kecil, mereka pun memutuskan untuk tetap memakai kayu tersebut dan hanya membersihkan ala kadarnya dari bekas rayap.
Saat perahu itu jadi, mereka pun rutin melaut. Hasilnya cukup membanggakan. Mereka bahkan mengatakan, bahwa perahu itu merupakan perahu keberuntungan mereka. Sebulan, dua bulan, hingga setahun kemudian, tanpa disadari ternyata salah satu kayu yang dulu dihinggapi rayap kembali berlubang. Rupanya, rayap yang dulu ada—dan dikira sudah dibersihkan dari kayu—berhasil meninggalkan bibit telur yang kemudian menetas dan berkembang biak. Awalnya lubang baru itu bisa segera ditambal. Tapi karena ternyata rayap sudah membiak sangat banyak, akhirnya lubang-lubang di perahu itu pun makin banyak.
Suatu saat, karena lubang yang makin banyak, beberapa bagian perahu itu pun makin rapuh. Saat di tengah laut, sebuah ombak yang cukup besar menghantam bagian lambung perahu yang paling rapuh termakan rayap. Perahu pun oleng dan pecah sehingga akhirnya karam.
Netter yang Luar Biasa,
Kisah tersebut menggambarkan, betapa hal remeh yang kadang acap tidak kita anggap ancaman, bisa menjadi sandungan bagi usaha kita di masa depan. Riak-riak kecil di antara para karyawan yang bersaing sehingga mendatangkan office politic yang saling sikut, sering membuat limbung perusahaan. Kebocoran kecil karena penggunaan dana-dana yang dianggap receh—pemborosan kertas, listrik, air, hingga telepon yang digunakan bukan untuk kepentingan perusahaan—kadang jika diaudit lebih detail, sering menghasilkan angka kerugian yang kerap mencengangkan. Datangnya pesaing yang masih kecil dan tak bermodal besar, kadang juga tiba-tiba malah menjadi pesaing berat saat tidak diantisipasi dengan baik.
Ada sebuah ungkapan bijak: “Berhati-hatilah dan berhematlah atas pengeluaran-pengeluaran kecil. Kebocoran kecil bisa mengaramkan kapal.” Maka, jika dirasa ada masalah kecil yang menimpa usaha kita, segera selesaikan. Jangan sampai karena urusan kecil, kehilangan yang besar. Jangan menunda atau menganggap remeh. Sebab, bisa jadi, bibit-bibit masalah kecil akan berakumulasi jadi kendala besar yang kelak bisa mengancam kelangsungan perusahaan.
Tetap waspada. Segera atasi persoalan. Cari solusi terbaik untuk tetap berkembang.
Salam sukses, luar biasa!!!
http://www.andriewongso.com/articles/details/14019/Karena-Urusan-Kecil-2C-Kehilangan-yang-Besar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar