29 Juli, 2014

Keindahan Bawah Laut Raja Ampat Terancam

 
Raja Ampat merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Papua Barat yang memiliki 1.846 pulau dengan hanya 35 pulau yang berpenghuni. Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yaitu pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati dan Pulau yang berada di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua.
 Keadaan Geografis Raja Ampat terdiri dari wilayah lautnnya yang mencapai 80% dari total luas wilayah dan hanya 20% daratan. Mempunyai penduduk yang berjumlah 64.371 jiwa yang tersebar pada 24 Distrik, 177 kampung dan 4 kelurahan.
 
Ekosistem Perairan Kepulauan Raja Ampat yang merupakan sorga bawah laut yang merupakan objek wisata, terutama wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini
 
Sebuah fakta menarik bahwa 75% karang dunia terdapat didalam laut Raja Ampat, menjadikannya rumah yang nyaman bagi lebih dari 1.000 jenis ikan dan sekitar 700 jenis moluska. Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi oleh Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia selama dua pekan penelitian di daerah itu.
 
Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Ini menjadikan 75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.
 
Hasil survey TNC, CI dan beberapa ahli lainnya yang terbaru terdiri 553 species karang keras, 1.456 species ikan (beberapa endemik atau baru ditemukan),   lebih 600 species bivalvea (kerang-kerangan / bia), Tempat peneluran penyu hijau (P. Piai) dan 15 species mamalia laut (paus, lumba-lumba dan duyung)
 
Selain itu mempunyai Habitat yang unik  yaitu Terumbu karang tepi, penghalang, taka, laguna dan cincin,   Mangrove, lamun, pantai berpasir  dan  laut yang dalam, selat sempit dan dalam.
 
Selain itu Raja Ampat memiliki Kawasan Konservasi Perairan (KKP) yaitu Kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dgn sistem ZONASI, untuk mewujudkan pengelolaan Sumberdaya Ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.
1.      Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kepualauan Raja Ampat dan laut sekitarnya berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. KEP.64/MEN/2009 Tanggal 3 September 2009 dengan luas 60.000 Hektar.
2.      Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kepualauan Waigeo Sebelah Barat dan laut sekitarnya berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. KEP.65/MEN/2009 Tanggal 3 September 2009 dengan luas 271.630 Hektar.
3.      Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Raja Ampat berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 05 Tahun 2009 Tanggal 16 April 2009 dengan luas 1.125.940 Hektar yang terdiri dari :
·        KKLD Kepulauan Ayau-Asia seluas 101.440 Hektar.
·        KKLD Sayang Wayang seluas 155.000 Hektar.
·        KKLD Selar Dampier seluas 303.200 Hektar.
·        KKLD Teluk Mayalibit seluas 53.100  Hektar.
·        KKLD Kepulauan Kofiau dan Boo seluas 170.000  Hektar.
·        KKLD Misool Timur Selatan seluas 343.200  Hektar.
Biota laut yang dilindungin di Perairan Raja Ampat adalah Keong Kepala Kambing (Cassis conmuta), Nautilus Berongga (Nautilus pompilus), Triton Terompet (Chelonia tritonis), Ketam Kenari (Birgus latro), Soasoa (Hydrosaurus amboinensis), Ikan Hias Kupu-kupu (Chaetodon spp), Sersan Mayor (Abudefdul spp), Ikan Badut (Amphiprion sp), Kepe-kepe (Pamacentrus spp), Mujair Laut (Dascyllus spp), Kima Sisik (Tridacna squamosa), Kima Tapak Kuda (Hippopus hippopus), Lola (Trochus niloticus), Akar Bahar (Antiphates sp), KIma Raksasa (Tridacna maxima), Keong Terompet (Charonia tritonis), Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate), Penyu Belimbing (Dermochelst coriacea) Duyung (Dugong-dugong), Lumba-lumba putih (Sousa chinensis), Kalabia dan Ikan lema (Rastrelliger sp), Kuda Laut katai (Wobbegobufdul) serta Pari Manta.
 
Juga ada ikan endemik raja ampat, yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan gobbie. Di Manta point yg terletak di Arborek selat Dampier, Anda bisa menyelam dengan ditemani beberapa ekor Pari Manta yang jinak seperti ketika Anda menyelam di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef, Anda bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Kadang kumpulan ikan tuna, giant trevallies dan snappers. Tapi yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan barakuda, walaupun sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita ketemu barakuda soliter atau sendirian). Hiu karang juga sering terlihat, dan kalau beruntung Anda juga bisa melihat penyu sedang diam memakan sponge atau berenang di sekitar anda.
 
Ancaman Besar Kerusakan Perairan Raja Ampat !!!
1.      Overfishing – penangkapan berlebihan oleh nelayan luar yang mengurangi ruang gerak nelayan lokal 
 
2.      Perburuan satwa yang dilindungi 
 
 
 3.  Pertambangan dan pembangunan yang tidak memperhatikan sempadan pantai/sungai yang mengakibatkan erosi dan sedimentasi yang tinggi – yang akhirnya membunuh terumbu karang 
 
 
 4.      Gangguan aliran sungai 
 
5.      penangkapan ikan dengan bius dan bom!!!
 
Dampak dari bius ikan, Sianida/potas adalah racun à bukan hanya garopa yang kena – juga ada ribuan s/d jutaan bibit dan anakan ikan yang kena mati – sampai karang juga mati. Perlu 5-10 tahun karang bisa tumbuh kembali diatas kerangka yang mati dari sianida (jika tidak hancur).
 
Dampak dari pemboman, Ikannya banyak didapatkan! Akan tetapi, kerusakannya luar biasa dan berdampak selama puluhan bahkan ratusan tahun setelah karang di bom, Karang patah – sehingga terumbu karang yang dulu banyak struktur untuk rumah ikan menjadi seperti padang dari pecah-pecahan karang. 
Kalau dilakukan terus, “rumahnya ikan” sudah habis – tidak ada tempat untuk berlindung dan bermain.
 
Beberapa peristiwa dalam pengawasan dan penegakan hukum diperairan Raja Ampat sebagai berikut :
1.         Bulan Oktober 2010 Pemboman ikan di KKPN Raja Ampat, Manyaifun, Waigeo Barat Kepulauan.
2.         Bulan Oktober 2011 ada 2 kapal penangkap ikan dengan bom dan kompresor di Batanta KKLD Selat Dampier.
3.         Bulan Desember 2011 ada 1 kapal hiu dengan 1,7 ton sirip hiu dan 13 ABK di Batanta KKLD Selat Dampier.
4.         Bulan February 2012 ada 1 kapal bom ikan dengan 7 anggota di KKLD Kofiau
5.         Bulan April 2012 ada 7 Kapal Penangkap hiu di KKLD Wayag
6.         Bulan Mei 2012 ada Perahu bom dengan 7 ABK di KKLD Batanta.
7.         Bulan Juni 2012 ada Karapas penyu sisik 8 karung di Ditemukan di Pulau Doom oleh informan WWF.
 
8.         Bulan Agustus 2012  ada 4 buah kapal Penangkap HIU dari  Sorong yang mendapat ijin dari Pemerintah Halmahera untuk menangkap Ikan HIU di KKLD Wayag, Sayang Piay.
9.         Bulan September 2012 ada Pembom Ikan di KKLD Selat dampier, Batanta.
10.    Bulan September 2012 ada Perahu pencari siput dengan kompresor di zona inti di KKLD Teluk Mayalibit.
11.    Bulan Oktober 2012 ada Pembantaian penyu oleh orang local di Wayag
12.    Bulan Oktober 2012 ada Pembom ikan di Wayar, Salawati.
13.    Bulan November 2012 ada Kapal penangkap hiu dengan barang bukti 84 ekor anak hiu yang telah dibantai di Salawati, KKLD Selat Dampier.
14.    Bulan Desember 2012 ada Penembakan nelayan pembom ikan di Misool.
15.    Bulan February 2013 ada Penangkapan hiu di Yenbraimuk/Tanjung Putus di Gam, KKLD selat Dampier.
16.    Bulan April 2013 ada 2 kapal ilegal fishing dan pemburu penyu di KKLD Wayag, Sayang Piay.
17.    Bulan April 2013 ada Destructive fishing dengan spear gun di Sardines reef dan Mioskon di KKLD Selat dampier sektor GAM.
18.    Bulan Mey 2013 ada Pembom ikan di Batanta, KKLD Selat Dampier.
19.    Bulan Juni 2013 ada Penangkapan dan pembantaian 214 ekor penyu Hijau dan sisik oleh Nelayan Vietnam. KKLD Ayau Asia, Raja Ampat di KKLD Ayau Asia, Raja Ampat.
20.    Bulan Juli 2013 ada 2 long boat pelaku ilegal fishing di kawasan konservasi di KKPD Sayang – Piay.
21.    Bulan Juli 2013 ada Pembom ikan di KKPD Selat Dampier.
22.    Bulan September 2013 ada Kapal Hiu dengan barang bukti Kompresor, Kapal, nilon long line di KKPD Ayau Asia.
23.    Bulan  September 2013 ada Penyelundupan Penyu Sisik dan Penyu Hijau di KKPD Ayau Asia.
24.    Bulan September 2013 ada Kapal Philipina tanpa dokumen masuk di Kawasan konservasi dan melakukan aktifitas penangkapan Penyu dan Hiu di KKPD Ayau Asia.
25.    Bulan November 2013 ada Kapal penampung ikan hidup menangkap ikan hias di sekitar kepulauan ayau.
26.    Bulan Februari 2014 ada Pelaku pemboman oleh masyarakat lokal di Amdui.
27.    Bulan Juni 2014 ada 2 kapal  bagang apung dan 2 long boat pelaku ilegal fishing di kawasan konservasi Pulau Salawati.

Apa yang Harus Kita Lakukan ???????????????????????????????

Sumber Berbagai Artikel dan Paparan Acara Temu Forum Koordinasi Penanganan Tindak Pidana Perikanan di Kawasan Konservasi Bentang Laut Kepala Burung Provinsi Papua Barat Tahun 2014 Tanggal,  19-20 Mei 2014 di Mansinam Beach Hotel Manokwari.
Penulis  : Mukhtar, A.Pi, M.Si (140729)
Kepala Stasiun Pengawasan SDKP Tual
 


Tidak ada komentar: