Terinspirasi
dari hasil pertemuan dengan kawan-kawan blogger Bima yang diadakan di
Wawo tanggal 17 Februari 2013 kemarin, bahwa minat untuk melestarikan
dan mempromosikan budaya Bima memang masih sangat rendah.
Kesimpulan
(subyektif) saya ini dari jumlah peserta yang masih sangat minim,
diakui atayu tidak minat generasi muda di Bima untuk melestarikan budaya
dan sejarah bima yang bisa dikembangkan menjadi potensi pariwisata
masih sangat minim. Hal ini diperparah dengan program yangdari
Pemerintah (Kota/Kabupaten) Bima yang rendah terhadap sektor ini.
Padahal wisata adalah salahsatu primadona dalam menghasilkan devisa
untuk daerah. Pembangunan khususnya fisik yang dilakukan oleh pemerintah
saat ini hanya menyentuh pada pembangunan fasilitas materil. Pemerintah
lebih tertarik pada pembangunan pertokoan dan sejenisnya ketimbang
mendorong investor untuk membangun fasilitas yang berhubungan dengan
sektor pariwisata.
Hal
ini diperparah dengan tingkat partisipasi masyarakat yang masih sangat
rendah, entah dari masyarakatnya sendiri atau pemerintahnya yang tidak
melaksanakan program pembangunan yang berasaskan pada partisipasi
masyarakat.
Contoh
yang bisa diambil adalah pembangunan Lengge di Desa Sambori yang
sebelumnya (mungkin) tidak diawali dengan sebuah riset untuk
mengidentifikasi bentuk dan pola asli dari Lengge tersebut, sehingga
Lengge yang dibangun tidak merepresentsikan Lengge Sambori yang
sebenarnya. Dari bahasa masyarakat Sambori yang bisa tertangkap "indoku
lengge ndai ede, lengge dou bali ma ndede bentukna", masyarakat tidak
merasa memiliki lengge tersebut, sehingga lengge yang dibangun hanya
terlantar begitu saja, yang idealnya masyarakat bisa menggunakannya
dalam aktivitas kesehariannya, misalnya sebagaimna fungsi yang
sebenarnya, walaupun tidak lagi sebagai tempat tinggal paling tidak
digunakan untuk menyimpan hasil pertanian masyarakat, yang tujuannya
mengembalikan pola aktivitas masyarakat dan bagunan Sambori pada masa
lampau sehingga bisa memberikan ilustrasi kepada wisatawan yang
berkunjung tentang pola aktivias masyarakat Sambori.
Yang
lebih aneh lagi desa tradisional Sambori tidak termasuk menjadi
salahsatu destinasi wisata di Kabupaten Bima, padahal Sambori memiliki
karakteristik yang beda dan unik dibanddingkan dengan tempat lain di
Bima, baik itu pola aktivitas, kreasi budaya, maupun bentangan alamnya
yang berupa pegunungan yang sejuk.
Kota/Kabupaten
Bima memiliki poensi yang bisa dikatakan luar biasa, baik itu budaya,
adat istiadat, maupun panorama alamnya. Hal ini akan menjadi sangat
mubazir kalau saja Pemerintah tidak memiliki program yang jelas dan
terarah untuk menngembangkannya menjadi tujuan wisata yang pada akhirnya
mampu menambah PAD bagi Kota/Kabupaten Bima itu sendiri. Apalagi Bima
merupakan daerah transit aktivitas wisatawan yang berkunjung dari Lombok
ke Komodo atau sebaliknya. Hal ini sudah menjadi modal awal dari
pemerintah untuk mempromosikan potensi bima sebagai salahsaru destinasi
wisata di Indonesia. Untuk awalnya bisa dengan menyediakan informasi di
titik-titik masuk/keluar wisatawan ke bima, baik itu bandara, terminal
dan pelabuhan, berupa pos, baliho, peta destinasi wisata dll.
Untuk
selanjutnya pemerintah harus bisa memetakan potensi-potensi sektor
wisata di Bima lalu diklasifikasikan berdasarkan potensi yang dimiliki.
Yang memiliki potensi yang besar diprioritaskan untuk dibangun baik itu
fasilitas, utilitas, sarana dan prasarananya. Dalam hal ini pemerintah
bisa melakukannya sendiri atau menawarkan kepada investor.
Khusus
untuk desa-desa tradisional misalkan Sambori, Wawo, Donggo dll
pemerintah harus bisa mendorong atau menstimulasi masyarakatnya untuk
melestarikan atraksi budaya mereka, sehingga bisa ditampilkan pada
aktivitas budaya serta untuk melestarikan budaya desa tersebut agar
tidak punah. dari hasil perjalanan yang saya lakukan ada beberapa
atraksi yang sangat terancam kelestariannya, khusus untuk desa Sambori
yakni Belaleha, Arugele, Pamali Manggodo dll.
Pemerintah
harus membangun infrastruktur untuk itu, yaitu berupa pengadaan sanggar
kesenian di desa-desa tersebut, dan menunjuk orang-orang yang bisa
mengajarkan kepada yang lain (generasi muda khususnya) untuk belajar
tari-tarian atau atraksi budaya lainnya, sehingga bisa ditampilkan pada
saat wisatawan berkunjung di desa tersebut. Tentu saja pemerintah
sebelumnya harus bisa mengagendakan kegiatan wisata di desa tersebut
sinergi dengan waktu momentum aktivitas masyarakat desa dalam
melaksanakan aktivitasnya. Tujuannya adalah wisatawan bisa ikut terlibat
dalam kegiatan wisata tersebut.
Sekali lagi, kelestarian budaya kita terletak di tangan KITA (Pemerintah dan masyarakat Bima)
Untuk
kawan-kawan Blogger dan Fotografi Bima keep post kawan... semoga bisa
memberikan sumbangsih untuk perkembangan Bima ke depannya.
Salam JELAJAH (Jejak Langkah Budaya & Sejarah)
Wassalam
Santabe ta komentar mena, bune kombi menurut ndai kaso
Baca Artikel Dana Mbojo / Bima Lainnya
Untuk
kebutuhan Air Minum yang menyehatkan coba konsumsi Air Izaura Air yang
terbukti dapat membantu proses penyembuhan Kegemukan, Migran, Alergi,
Sakit Maag, ASam Urat, Nyeri Sendi, Sambelit, Saking Pinggang,
Osteiporosis, Reumatk, Kanker, Vertigo, Ashma, Brinchitis, Darah Tinggi,
Kencing Batu, Kolestrol, DIABetes, Jantung, Darah Rendah, Jerawat',
WAsir dan Batu Ginzal. Dan menghilangkan racun dalam tubuh.
Mau Sehat dan Menyehatkan Minum Air Izaura
Mau Meraih Penghasilan Besar, Membantu Kesehatan Semua Orang dan Memiliki Bisnis Yang Mudah Anda Jalankan dengan Modal 350 ribu s.d 500 ribu.
Mau Meraih Penghasilan Besar, Membantu Kesehatan Semua Orang dan Memiliki Bisnis Yang Mudah Anda Jalankan dengan Modal 350 ribu s.d 500 ribu.
Berminat Hub Mukhtar, A.Pi HP. 081342791003
Cari Kos Kosan di Kota Kendari ini tempat
Menerima pesanan
Kanopi, Pagar Besi, Jendela
dengan Harga
Murah dengan Sistim Panggilan.
Miliki Kavling tanah
di Pusat Pemerintahan Kabupaten Bima di GRIYA GODO PERMAI BIMA
Berminat Hub 081342791003
Investasi Kavling Tanah Perumahan di Griya Godo
Permai yang merupakan Daerah Pengembangan Ibu Kota Kabupaten Bima Nusa
Tenggara Barat. Jarak hanya + 1 Kilo meter dari Kantor Bupati Kab.
Bima dan dari jalan utama hanya + 500 Meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar