Dalam hukum ini Anda harus membandingkan antara 2 pilihan yang diantaranya “buruk dan baik”.
Jika diambil kesimpulan, kebanyakan orang pasti akan memilih yang baik daripada yang buruk.
Dengan itu kita bisa mencari celah agar orang dapat membeli produk yang kita tawarkan dengan Hukum yang satu ini.
Oleh karena itu sebelum meminta orang untuk memilih, tanyakan dulu yang buruk lalu berikan pilihan kedua yang baik.
Contohnya:
“Apakah Anda mau mendonorkan darah Anda?”
Jika Anda ditawarkan pertanyaan tersebut, maka kemungkinan besar atau sekitar 80% Anda akan menolak dan begitu juga yang dilakukan oleh orang lain. Tapi jika Anda menerimanya, berarti Anda benar-benar baik hati.
Kalau pakai hukum perbandingan
Seperti yang dijelaskan di atas, berikan yang buruk terlebih dahulu, baru berikan pilihan yang baik. Misalnya. “Apakah Anda mau mendonorkan darah Anda setiap 4 kali dalam seminggu?”
Dengan pertanyaan seperti itu, orang akan modar dan langsung menolaknya. Lalu yang harus kita lakukan adalah memberikan pertanyaan ke 2 yang baik. “Tapi jika untuk hari ini saja mendonorkan darahnya, apakah Anda mau?” Nah, dari sini kemungkinan orang yang tadinya tidak mau sekitar 80% maka dengan memakai hukum Perbandingan, kemungkinan tidak berhasilnya berkurang menjadi 50%.
Namun ingat yang baik dan buruk itu adalah relatif setiap orang. Anda bisa ajuhkan pertanyaan dulu baru tawarkan yang baik atau hal ringannya.
Jika diambil kesimpulan, kebanyakan orang pasti akan memilih yang baik daripada yang buruk.
Dengan itu kita bisa mencari celah agar orang dapat membeli produk yang kita tawarkan dengan Hukum yang satu ini.
Oleh karena itu sebelum meminta orang untuk memilih, tanyakan dulu yang buruk lalu berikan pilihan kedua yang baik.
Contohnya:
“Apakah Anda mau mendonorkan darah Anda?”
Jika Anda ditawarkan pertanyaan tersebut, maka kemungkinan besar atau sekitar 80% Anda akan menolak dan begitu juga yang dilakukan oleh orang lain. Tapi jika Anda menerimanya, berarti Anda benar-benar baik hati.
Kalau pakai hukum perbandingan
Seperti yang dijelaskan di atas, berikan yang buruk terlebih dahulu, baru berikan pilihan yang baik. Misalnya. “Apakah Anda mau mendonorkan darah Anda setiap 4 kali dalam seminggu?”
Dengan pertanyaan seperti itu, orang akan modar dan langsung menolaknya. Lalu yang harus kita lakukan adalah memberikan pertanyaan ke 2 yang baik. “Tapi jika untuk hari ini saja mendonorkan darahnya, apakah Anda mau?” Nah, dari sini kemungkinan orang yang tadinya tidak mau sekitar 80% maka dengan memakai hukum Perbandingan, kemungkinan tidak berhasilnya berkurang menjadi 50%.
Namun ingat yang baik dan buruk itu adalah relatif setiap orang. Anda bisa ajuhkan pertanyaan dulu baru tawarkan yang baik atau hal ringannya.
Contoh Pertama:
"Promo diskon hingga 50%, Dalam Rangka HUT RI". Ini berarti ada promo diskon sebesar 50 persen, karena Indonesia ulang tahun.
Contoh Kedua:
Seringkali Anda tidak tahu berapa bayaran Anda untuk melakukan pekerjaan tertentu. Dalam menentukan hal ini, Anda dapat memakai hukum karena. Misalnya "Karena ini pertama, saya kasih dengan harga pertemanan/perkenalan maka disesuaikan dengan budget Anda". Hukum karena ini berpengaruh dalam promosi Anda.
Semoga Bermanfaat. Saya Tung Desem Waringin mengucapkan salam Dahsyat! (//ade)
Semoga bermanfaat. Salam Dahsyat
"Promo diskon hingga 50%, Dalam Rangka HUT RI". Ini berarti ada promo diskon sebesar 50 persen, karena Indonesia ulang tahun.
Contoh Kedua:
Seringkali Anda tidak tahu berapa bayaran Anda untuk melakukan pekerjaan tertentu. Dalam menentukan hal ini, Anda dapat memakai hukum karena. Misalnya "Karena ini pertama, saya kasih dengan harga pertemanan/perkenalan maka disesuaikan dengan budget Anda". Hukum karena ini berpengaruh dalam promosi Anda.
Semoga Bermanfaat. Saya Tung Desem Waringin mengucapkan salam Dahsyat! (//ade)
Semoga bermanfaat. Salam Dahsyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar