12 November, 2012

POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN PROPINSI JAMBI


 
Provinsi Jambi terbentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-undang No. 61 tahun 1958 tanggal 25 juni 1958 yang terletak pada Pantai Timur Pulau Sumatera berhadapan dengan laut Cina Selatan dan Lautan Pasific, pada alur lalu lintas Internasional dan Regional.

GEOGRAFIS

Secara geografis Propinsi Jambi terletak antara 0º 45¹ 2º 45¹ LS dan 101º 0¹ - 104º 55 BT dengan wilayah keseluruhan seluas 53.435.72 KM² dengan luas daratan 51.000 Km2 , luas lautan 425,5 Km2 dan panjang pantai 185 Km. Batas-batas Wilayah Propinsi Jambi adalah sebagai berikut :
  • Sebelah Utara dengan Propinsi Riau
  • Sebelah Selatan dengan Propinsi Sumatera Selatan
  • Sebelah Barat dengan Propinsi Sumatera Barat
  • Sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan

Propinsi Jambi termasuk dalam kawasan segi tiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapore (IMS-GT) dan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT). Jarak tempuh Jambi ke Singapura jalur laut melalui Batam dengan menggunakan kapal cepat (jet-foil) ditempuh ± 5 jam.

ADMINISTRATIF PEMERINTAHAN

Dengan adanya pemekaran Wilayah Kabupaten seperti UU No. 25 Tahun 2008 kini Propinsi Jambi terbagi menjadi 9 Kabupaten dan 2 Kota yaitu :
  1. Prov. Jambi ke Kabupaten Kerinci, (Ibukota Sungai Penuh) 419 Km.
  2. Prov. Jambi ke Kabupaten Sarolangun, (Ibukota Sarolangun) 179 Km
  3. Prov. Jambi ke Kabupaten Merangin, (Ibukota Bangko) 190 Km
  4. Prov. Jambi ke Kabupaten Bungo, (Ibukota Muara Bungo) 252 Km.
  5. Prov.Jambi ke Kabupaten Tebo, (Ibukota Muara Tebo) 206 Km
  6. Prov.Jambi ke Kabupaten Batanghari, (Ibukota Muara Bulian) 60 Km
  7. Prov.Jambi ke Kabupaten Muara Jambi, (Ibukota Sengeti) 27 Km
  8. Prov.Jambi ke Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (Ibukota Kuala Tungkal) 131 Km
  9. Prov.Jambi ke Kabupaten Tanjung Jabung Timur, (Ibukota Muara Sabak) 129 Km
  10. Prov.Jambi ke Kota Jambi yang juga merupakan (Ibukota Propinsi Jambi) 3 Km
  11. Prov.Jambi ke Kota Sungai Penuh (Ibukota Kerinci) 420 Km

POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN PROPINSI JAMBI

1. Potensi Perikanan Tangkap
Perikanan Tangkap di Laut
Luas perairan laut Jambi lebih kurang 44.496 km dengan panjang pantai kurang lebih 210 km. Potensi perikanan tangkap yang terkandung di dalamnya sekitar 114,036 ton/ tahun, dengan potensi lestari (MSY) sekitar 71.820 ton/tahun, terdiri atas jenis-jenis ikan ekonomis penting seperti ikan Tenggiri, Bawal, Senangin, Kembung, Udang Ketak, berbagai jenis Udang lain, dan lain-lain.
Pada tahun 2006 telah dimanfaatkan sebesar 56,9 % dan peluang pemanfaatan yang masih dapat dikembangkan sekitar 43,1 %.
Perikanan Tangkap di Perairan Umum
Perairan umum di Provinsi Jambi berupa sungai, danau, rawa dan genangan air lainnya, luasnya sekitar 115.000 ha dengan potensi perikanan lestari yang terkandung di dalamnya sekitar 35.500 ton. Pada tahun 2006 tingkat pemanfaatannya 15,9 %, sehingga peluang pengembangannya sebesar 84,1 %.
2. Potensi Perikanan Budidaya
A. Budidaya Laut
Perairan laut Jambi selain dapat dimanfaatkan untuk usaha penangkapan ikan, juga dapat dikembangkan untuk usaha budidaya laut, terutama di perairan Pulau Berhala. Potensi untuk budidaya laut sekitar 50 Ha, pemanfaatannya pada tahun 2006 masih dalam pengkajian.
B. Budidaya Tambak/Air Payau
Potensi lahan untuk usaha budidaya tambak kurang lebih 18.000 ha. Pada Tahun 2006 telah dimanfaatkan seluas 1.579,0 ha (8,7 %), berarti peluang pengembangannya mencapai 91,3 %.
C.Budidaya Keramba/ Jaring Apung
Potensi areal perairan umum yang cocok untuk budidaya keramba dan jaring apung di sepanjang aliran Sungai Batanghari dan anak sungai serta danau-danau sepanjang DAS Batanghari cukup untuk 97.350 unit, pada tahun 2006 dimanfaatkan untuk 10.300 unit, tingkat pemanfaatannya baru mencapai 10,1 % berarti potensi yang masih bisa dikembangkan sebesar 89,9 %.
D. Budidaya Kolam
Potensi lahan untuk budidaya kolam kurang lebih 5.035 ha. Pada tahun 2006 telah dimanfaatkan seluas 1.344,6 ha (26,7 %), sehingga peluang pengembangannya 73,3 %.
E. Budidaya Mina Padi
Potensi lahan untuk usaha mina padi kurang lebih 350 ha, terdapat pada sawah yang telah beririgasi teknis seperti di Merangin. Pada tahun 2006 telah dimanfaatkan seluas 18,2 ha (5,2 %).


Tidak ada komentar: