NELAYAN
di Desa Penuktukan Kecamatan Tejakula memang patut dipuji dalam upaya
penyelamatan terumbu karang di perairan desa tersebut. Atas berbagai
upaya yang dilakukan nelayan tersebut, terumbu karang yang sempat rusak
sekitar tahun 1970-an, kini kembali indah. Dampaknya, laut di desa itu
kini banyak dikunjungi wisatawan untuk menikmati atraksi menyelam
sembari menikmati keindahan terumbu karang di bawah laut.
Seperti yang terjadi Senin (8/10) kemarin, sekitar lima puluh
penyelam yang kebanyakan wisatawan asing melakukan penyelaman massal di
pesisir Desa Penuktukan. Penyelaman massal ini juga dirangkaikan dengan
diresmikannya wilayah pesisir Penuktukan sebagai situs penyelaman di
Bali Utara. Peresmian situs penyelaman di Penuktukan ini dihadiri
langsung Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana.
Ana, seorang wisatawan asal Australia, menuturkan, setelah menyelam di pesisir Penuktukan ternyata panorama bawah lautnya tidak kalah dengan daerah lain di Bali bahkan di luar daerah. Ana memuji kondisi terumbu karang dan populasi ikan hias yang terjaga dengan baik. Bahkan, Ana berjanji pengalaman menyelam di Buleleng Timur itu akan dipromosikan di negaranya sebagai kawasan penyelaman yang layak dikunjungi.
Ana, seorang wisatawan asal Australia, menuturkan, setelah menyelam di pesisir Penuktukan ternyata panorama bawah lautnya tidak kalah dengan daerah lain di Bali bahkan di luar daerah. Ana memuji kondisi terumbu karang dan populasi ikan hias yang terjaga dengan baik. Bahkan, Ana berjanji pengalaman menyelam di Buleleng Timur itu akan dipromosikan di negaranya sebagai kawasan penyelaman yang layak dikunjungi.
“Kebetulan saya bekerja di perusahaan konservasi laut, dan pengalaman
saya menyelam di sini akan saya sampaikan di negara saya agar datang ke
Buleleng untuk mencoba menyelam dan melihat terumbu karang yang cantik
ini,” katanya.
Ketua Kelompok Taman Segara Penuktukan, Nyoman Wartawan, mengatakan
sejak tahun 1970, kondisi terumbu karang di desanya mengalami kerusakan
yang cukup parah.
Kerusakan ini dipicu oleh aktivitas penangkapan ikan hias oleh
nelayan tradisional menggunakan bahan-bahan kimia. Selain itu, maraknya
pengambilan karang menjadi batu kapur pada era itu membuat kawasan
terumbu karang di Penuktukan rusak parah. Atas kondisi itu, dirinya
bersama warga dan aparat desa melakukan perbaikan kondisi terumbu
karang. Hasilnya, meski dengan kemampuan terbatas, kondisi terumbu
karang mulai membaik.
Sementara aktivitas penangkapan ikan hias dengan bahan kimia berhasil
dikendalikan. Demikian pula pencarian karang menjadi batu kapur
perlahan bisa ditekan, sehingga kondisi terumbu karang sepanjang 250
meter kembali pulih. Sejak itu, kelompok yang dibentuknya kini mengelola
kawasan perairan di Penuktukan sebagai daerah perlindungan laut (DPL)
sekaligus sebagai situs penyelaman.
“Syukur usaha kami dengan dibina pemerintah dan pendampingan LSM
kondisi terumbu karangnya terjaga dan banyak memberikan manfaat karena
banyak tamu yang menyelam di sini,” katanya. Menurut Wartawan, untuk
menyelam di perairan Penuktukan, penyelam tidak perlu menggunakan perahu
atau boat untuk mencari lokasi. Penyelam cukup berenang di pinggir dan
ke dalam sekitar 12 hingga 15 meter, taman terumbu karang dengan tiga
jenis bisa dijumpai.
“Di sini memang ada tiga kawasan yang sangat menarik dan untuk
menjangkau lokasi penyelaman itu tidak perlu memakai perahu atau boat,
karena jaraknya sangat dekat di pinggir pantai,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar