Kenaikan emisi karbon dioksida (CO2) memicu pemanasan global dan peningkatan keasaman air laut. Kondisi ini mengganggu kelestarian sumber daya perikanan laut dan
keamanan pangan penduduk di negara-negara kepulauan, termasuk di
Indonesia.
Hal ini terungkap dalam laporan
yang disusun oleh Oceana, kelompok advokasi internasional yang berfokus
pada isu-isu kelautan, yang dirilis hari ini (Senin, 24/9).
Laporan yang berjudul “Ocean-Based Food Security Threatened in a High
CO2 World” ini memeringkatkan negara berdasarkan tingkat risiko
keamanan pangan akibat meningkatnya emisi CO2.
Makanan laut (seafood) saat ini menjadi sumber protein bagi
lebih dari 1 miliar penduduk termiskin dunia. Kenaikan suhu air laut,
menurut para peneliti, akan memaksa ikan menyelam lebih dalam, mencari
air yang lebih dingin, menuju ke arah kutub dan menjauhi wilayah
perairan tropis. Sementara meningkatnya keasaman air laut telah merusak
habitat terumbu karang dan masa depan hewan bercangkang seperti tiram,
remis dan kerang.
Negara-negara kepulauan kecil seperti Maldives, yang penduduknya
sangat bergantung pada makanan laut sebagai sumber protein, akan terkena
dampak paling parah, karena mereka tidak memiliki alternatif jika
makanan laut musnah.
“Bagi negara-negara kepulauan ini, makanan laut adalah sumber protein
yang paling murah dan paling mudah diperoleh,” ujar Matthew
Huelsenbeck, ilmuwan kelautan dari Oceana yang menyusun laporan ini.
“Sebagian besar nelayan kecil tidak akan mampu mencari ikan di laut
dalam jika perubahan iklim dan keasaman air laut merusak sumber daya
alam pesisir. Mengurangi emisi CO2 menjadi satu-satunya cara untuk
mengatasi kedua masalah ini.”
Dampak perubahan iklim dan meningkatnya keasaman air laut juga
dirasakan oleh sejumlah negara penghasil minyak besar seperti Iran,
Libya, Kuwait dan Uni Emirat Arab. Menurut Oceana, perubahan iklim akan
memaksa ikan bermigrasi ke wilayah kutub. “Namun yang paling menderita
adalah nelayan-nelayan miskin dan bukan penduduk di negara-negara
penghasil minyak yang telah menyumbang perubahan iklim ini,” ujar
Huelsenbeck.
Di Amerika Serikat (AS), jutaan lapangan kerja dan miliaran
pendapatan terancam hilang jika industri penangkapan, pemrosesan dan
penjualan ikan terus merosot akibat dampak regional perubahan
iklim. Peningkatan suhu di AS diperkirakan menurunkan potensi
penangkapan ikan hingga 12% pada pertengahan abad ini, mengganggu
industri perikanan di Teluk Meksiko, Pesisir Pasifik serta laut Atlantik
Utara dan Tenggara.
“AS tidak kebal terhadap dampak kenaikan emisi CO2 ini,” ujar
Huelsenbeck. “Peternakan tiram di Oregon misalnya, telah mengalami
kematian massal dalam sepuluh tahun terakhir akibat air pantai yang
semakin asam. Dan jangan lupa, potensi kerugian miliaran dolar yang akan
diderita AS akibat kerusakan terumbu karang dan hilangnya hewan dan
tumbuhan laut.”
Untuk itu, Oceana memberikan beberapa rekomendasi guna mengurangi
risiko perubahan iklim dan keasaman air laut. Diantaranya adalah dengan
mengurangi emisi CO2, menghentikan subsidi bahan bakar fosil,
menghentikan praktik penangkapan ikan dengan cara yang merusak
(destruktif), mencegah eksploitasi perikanan (overfishing),
membentuk wilayah konservasi kelautan dan mengelola laut dengan
selalu memertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan perubahan
iklim. Berikut peringkat negara yang paling rentan terkena dampak
perubahan iklim dan keasaman air laut versi Oceana:
Negara Paling Rentan Terkena Dampak Perubahan Iklim
Peringkat Risiko Nama Negara Nama Wilayah Kelautan
1. Maldives Samudra Hindia
2. Togo Samudra Atlantik Selatan
3. Komoro Samudra Hindia
4. Iran Teluk Persia
5. Libya Laut Mediterania
6. Singapura Laut China Selatan
7. Kuwait Teluk Persia
8. Guyana Samudra Atlantik Utara
9. Indonesia Samudra Hindia
10. Uni Emirat Arab Teluk Persia
2. Togo Samudra Atlantik Selatan
3. Komoro Samudra Hindia
4. Iran Teluk Persia
5. Libya Laut Mediterania
6. Singapura Laut China Selatan
7. Kuwait Teluk Persia
8. Guyana Samudra Atlantik Utara
9. Indonesia Samudra Hindia
10. Uni Emirat Arab Teluk Persia
Negara Paling Rentan Terkena Dampak Peningkatan Keasaman Air Laut
Peringkat Risiko Nama Negara Nama Wilayah Kelautan
1. Kepulauan Cook Samudra Pasifik Selatan
2. Kaledonia Baru Samudra Pasifik Barat Daya
3. Kepulauan Turks dan Caicos Laut Karibia
4. Komoro Samudra Hindia
5. Kiribati Samudra Pasifik Tropis bagian Tengah
6. Aruba Laut Karibia Selatan
7. Kepulauan Faroe Samudra Atlantik Utara
8. Pakistan Laut Arabia
9. Eritrea Laut Merah
10. Madagaskar Samudra Hindia
2. Kaledonia Baru Samudra Pasifik Barat Daya
3. Kepulauan Turks dan Caicos Laut Karibia
4. Komoro Samudra Hindia
5. Kiribati Samudra Pasifik Tropis bagian Tengah
6. Aruba Laut Karibia Selatan
7. Kepulauan Faroe Samudra Atlantik Utara
8. Pakistan Laut Arabia
9. Eritrea Laut Merah
10. Madagaskar Samudra Hindia
Redaksi Hijauku.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar