28 Juli, 2012

Pengelolaan kelautan minim karena kurangnya sinergi

Jakarta (ANTARA News) - Pengelolan sumber daya kelautan masih minim karena kurang adanya sinergi dari Kementerian dan sejumlah lembaga negara terkait hal tersebut.

"Minimnya hasil laut Indonesia dan harga yang tidak bersaing karena tidak diantisipasi dari waktu sebelumnya oleh pemerintah RI dan tidak ada sinergi yang terjadi," kata Sekretaris Jenderal KIARA Riza Damanik saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan pemerintah dapat membantu nelayan dengan memberikan modal bantuan anggaran pada 2012 kepada nelayan sebelum bulan Ramadhan 1433 Hijriah tiba. Hal itu menurut Riza diperlukan agar masyarakat nelayan bisa meningkatkan hasil tangkapan dengan memperbaiki kapal maupun memperbarui alat tangkap.

"Hambatan seperti dari modal usaha yang berasal dari pemerintah maupun modal usaha perbankan yang tidak tersalurkan jauh hari sebelum Ramadhan menyebabkan momentum bulan puasa lewat begitu saja dan tidak memberikan manfaat kepada masyarakat nelayan," jelas dia.

Selain itu penyediaan bahan bakar subsidi bagi kapal nelayan oleh pemerintah masih dianggap kurang memenuhi kuota yang dibutuhkan. Berdasarkan pengamatan KIARA, beberapa Solar Paket Dealer Nelayan (SPDN) yang telah dibangun ada yang tidak berfungsi atau tidak terisi solar seperti yang diniatkan. Ada juga SPDN yang berfungsi tapi tidak diperuntukan bagi nelayan tradisional, namun digunakan oleh sejumlah industri bukan perikanan.

Ia mengatakan gagasan penyediaan SPDN oleh pemerintah bagus untuk diteruskan, namun dengan penguatan pengawasan yang terpadu bersama masyarakat nelayan.
Selain itu, pemerintah juga didesak untuk merevitalisasi sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) di Indonesia agar dapat menyerap ikan lokal secara maksimal dengan infrastruktur yang memadai sehingga distribusi ikan tidak terhambat.

Pendapatan nelayan amat tergantung dari cuaca yang terjadi pada hari melaut, namun selain itu faktor infrastruktur dan prasarana di darat juga menjadi kunci penyerapan produk perikanan Indonesia. 
(B019)
Editor: Ella Syafputri

Tidak ada komentar: