Martin Bagya Kertiyasa - Okezone
Menteri KKP Fadel Muhammad, Foto : Okezone
JAKARTA – Usaha Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Fadel Muhammad melakukan komunikasi dengan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, guna menutup keran impor garam di Indonesia, mendapatkan apresiasi.
Adalah Anggota Komisi IV DPR Ma'mur Hasanuddin yang memberikan Apresiasi pada Fadel. Sebelumnya, pada Juli 2011, saat rapat kerja Komisi IV DPR dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Fadel berjanji akan menertibkan impor garam menjelang akan berlangsungnya masa panen raya garam seiring dengan dimulainya musim kemarau pada tahun ini.
Namun hingga pertengahan Agustus 2011, impor garam makin merajalela yang menyebabkan terpuruknya petani garam baik secara ekonomi maupun mental. “Menteri Fadel telah membuktikan janjinya untuk masalah garam ini, namun kami mengingatkan penutupan impor garam ini jangan hanya sandiwara belaka,” ujar Ma'mur Hasanuddin lewat siaran persnya kepada okezone di Jakarta, Kamis (8/9/2011).
Namun, Ma'mur mengatakan, janji penertiban garam ini baru terlaksana setengah. Menurut dia, yang paling penting pada penertiban garam impor ini adalah menggenjot produksi garam hingga titik swasembada garam, hingga menjadi negara yang surplus garam sehingga mampu melakukan ekspor garam ke negara lain.
Selain itu, Ma'mur meminta fadel jangan hanya memperhatikan kuantitas garam yang produksi dalam negeri, namun juga harus memperhatikan peningkatan kualitas produksi garam rakyat yang dinilai masih belum memenuhi standar penggunaan industri. “Garam produksi dalam negeri dianggap lembek,” tambahnya.
Ma'mur meyakini anggaran Rp96 miliar untuk peningkatan produksi garam akan dapat segera ditambah hingga menjadi Rp150 miliar rupiah. Peningkatan anggaran ini diharapkan bukan hanya memacu peningkatan jumlah produksi garam, namun juga meningkatkan kualitas garam.
Lebih jauh, Ma'mur mengatakan, penertiban garam impor belum lengkap tanpa dilakukannya reekspor garam yang telah masuk di Indonesia. Contohnya, kata dia, Garam dari India sebanyak 50 ribu ton masih membanjiri pelabuhan.
Sebelumnya, 11.800 ton garam yang masuk ke Banten dan 29.050 ton garam masuk ke pelabuhan Belawan Medan juga berhasil di tahan KKP. “Kami meminta kepada Menteri Fadel agar segera menuntaskan janjinya dengan mereekspor garam yang masih tertahan di pelabuhan Bali, Banten dan Medan,” tegas Ma'mur. (mrt)
(rhs)
http://economy.okezone.com/read/2011/09/08/320/500204/tertibkan-garam-impor-fadel-dapat-apresiasi-dpr
Adalah Anggota Komisi IV DPR Ma'mur Hasanuddin yang memberikan Apresiasi pada Fadel. Sebelumnya, pada Juli 2011, saat rapat kerja Komisi IV DPR dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Fadel berjanji akan menertibkan impor garam menjelang akan berlangsungnya masa panen raya garam seiring dengan dimulainya musim kemarau pada tahun ini.
Namun hingga pertengahan Agustus 2011, impor garam makin merajalela yang menyebabkan terpuruknya petani garam baik secara ekonomi maupun mental. “Menteri Fadel telah membuktikan janjinya untuk masalah garam ini, namun kami mengingatkan penutupan impor garam ini jangan hanya sandiwara belaka,” ujar Ma'mur Hasanuddin lewat siaran persnya kepada okezone di Jakarta, Kamis (8/9/2011).
Namun, Ma'mur mengatakan, janji penertiban garam ini baru terlaksana setengah. Menurut dia, yang paling penting pada penertiban garam impor ini adalah menggenjot produksi garam hingga titik swasembada garam, hingga menjadi negara yang surplus garam sehingga mampu melakukan ekspor garam ke negara lain.
Selain itu, Ma'mur meminta fadel jangan hanya memperhatikan kuantitas garam yang produksi dalam negeri, namun juga harus memperhatikan peningkatan kualitas produksi garam rakyat yang dinilai masih belum memenuhi standar penggunaan industri. “Garam produksi dalam negeri dianggap lembek,” tambahnya.
Ma'mur meyakini anggaran Rp96 miliar untuk peningkatan produksi garam akan dapat segera ditambah hingga menjadi Rp150 miliar rupiah. Peningkatan anggaran ini diharapkan bukan hanya memacu peningkatan jumlah produksi garam, namun juga meningkatkan kualitas garam.
Lebih jauh, Ma'mur mengatakan, penertiban garam impor belum lengkap tanpa dilakukannya reekspor garam yang telah masuk di Indonesia. Contohnya, kata dia, Garam dari India sebanyak 50 ribu ton masih membanjiri pelabuhan.
Sebelumnya, 11.800 ton garam yang masuk ke Banten dan 29.050 ton garam masuk ke pelabuhan Belawan Medan juga berhasil di tahan KKP. “Kami meminta kepada Menteri Fadel agar segera menuntaskan janjinya dengan mereekspor garam yang masih tertahan di pelabuhan Bali, Banten dan Medan,” tegas Ma'mur. (mrt)
(rhs)
http://economy.okezone.com/read/2011/09/08/320/500204/tertibkan-garam-impor-fadel-dapat-apresiasi-dpr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar