02 Juni, 2011

KKP GELAR INDONESIA BLUE REVOLUTION



Sejalan dengan kebijakan “Revolusi Biru” dalam mendorong optimalisasi pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan nasional, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menyelenggarakan INDONESIA’S BLUE REVOLUTION EXPO & FORUM (IBREF) 2011. Dalam sambutan peluncurannya hari ini (27/5) di Jakarta, Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad menyebut bahwa kegiatan ini sebagai wahana untuk melakukan perubahan paradigma pembangunan, dari daratan ke lautan serta adanya keseimbangan antara pembangunan daratan dan lautan.

Lebih lanjut Fadel menyebut bahwa Indonesia harus melakukan terobosan dan strategi baru dengan merevitalisasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi sekaligus menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru dibidang kelautan dan perikanan. Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan masih terbuka untuk dikembangkan melalui perikanan tangkap dan budidaya, wisata bahari, pertambangan, transportasi laut, dan pengembangan jasa kelautan lainnya, tegasnya. Kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan terhadap PDB nasional tahun 2010 mencapai 3,1 %, dan KKP menargetkan kontribusi PDB perikanan terhadap PDB nasional tanpa migas pada tahun 2011 dapat meningkat menjadi 3,5 %. Sementara itu, nilai ekspor hingga akhir tahun 2010 diperkirakan mencapai USD 2,79 miliar atau meningkat dibandingkan tahun 2009 sebesar USD 2,46 miliar. Untuk tahun 2011, KKP menargetkan nilai ekspor produk perikanan dapat mencapai USD 3,2 miliar.

Kegiatan IBREF 2011 merupakan bagian dari peringatan Hari Nusantara ke-12 tahun 2011 yang kali ini mengusung tema “Melalui Peringatan Hari Nusantara Kita Perkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa dengan Meningkatkan Kemampuan Pertahanan dalam Rangka Menuju Negara Maritim. Sebagai wahana untuk mempromosikan potensi kekayaan sumberdaya laut dan keindahan alam laut Indonesia sebagai negara maritim yang kuat dan jaya, IBREF 2011 rencana akan dilaksanakan pada tanggal 6-9 Oktober 2011 di Jakarta Convention Center, dengan tema “Dengan Semangat Persatuan dan Kesatuan Kita Sukseskan Pembangunan Kelautan dan Perikanan untuk Mensejahterakan Masyarakat”. Tema ini sejalan dengan visi KKP untuk ”menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar 2015”.

Dirjen KP3K, Sudirman Saat selaku ketua panitia menuturkan bahwa kegiatan ini dapat membangkitkan semangat kemaritiman dan pengelolaan hasil laut secara maksimal yang pada gilirannya mampu menjadi sandaran kehidupan ekonomi kepada terutama masyarakat kelautan dan salah satu penyumbang terbesar devisa negara. Sebelumnya, kegiatan IBREF 2010 diikuti oleh 60 peserta dari berbagai industri kelautan. Dalam kegiatan ini akan diundang seluruh pelaku usaha dalam bidang ke-maritim-an di Indonesia serta manca negara, termasuk pemerintah daerah yang memiliki sumberdaya sektor kelautan dan perikanan potensial. Kegiatan peluncuran ini mampu menarik peminat serta pelaku usaha terkait dengan sektor kelautan dan perikanan untuk berperan aktif dalam kegiatan Indonesia Blue Revolution 2011.

Dalam acara peluncuran IBREF 2011, juga dilangsungkan penandatanganan kesepakatan bersama antara KKP dengan Pengurus Nasional Karang taruna dalam upaya pengembangan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan. Kesepakatan bersama ini memiliki ruang lingkup meliputi: pengembangan usaha budidaya perikanan termasuk rumput laut dan perikanan air tawar, pemberdayaan masyarakat pesisir termasuk pengembangan usaha garam rakyat, pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan, pengembangan kewirausahaan di bidang kelautan dan perikanan, pengembangan kampanye gerakan memasyarakatkan makan ikan, pengembangan kapasitas sumberdaya manusia kelautan dan perikanan serta pengembangan sumberdaya kelautan pesisir dan pulau-pulau kecil. Kesepakatan yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal KKP, Gellwynn Jusuf dan Ketua Umum Pengurus Nasional Karang Taruna, Taufan En Rotorasiko ini vakan berlangsung selama 3 (tiga) tahun.

Jakarta, 27 Mei 2011

Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi

Dr. Yulistyo Mudho, M.Sc

Tidak ada komentar: