28 April, 2011

Bumi Kian Merana

Setiap undang-undang tentang ekonomi harus mempertimbangkan keseimbangan dan daya dukung alam." Para ilmuwan memperkirakan kini Bumi berusia 4,6 miliar tahun.
Semakin beranjak renta, Bumi juga makin merana.

P ERUBAHAN iklim memberikan penga ruh yang dahsyat pada kondisi Bumi. Untuk itu berbagai upaya dilakukan agar Bumi menjadi rumah yang nyaman bagi makhluk hidup, termasuk umat manusia.

Sekitar 41 tahun yang lalu, gerakan peduli lingkungan modern lahir di Amerika Serikat atas prakarsa Senator Gaylord Nelson dari Wisconsin.

Terinspirasi dari gerakan antiperang para pelajar, ia menyadari bahwa energi yang sama dapat disalurkan untuk meningkatkan kesadaran khalayak akan polusi air dan udara, dan selanjutnya dapat membuat isu perlindungan lingkungan masuk pada agenda politik nasional.

Tanggal 22 April dipilih karena bertepatan dengan dimulainya musim semi di belahan bumi utara, pada saat yang sama musim gugur mulai berlangsung di belahan bumi selatan. Pada 2009, Perserikatan Bangsa-Bangsa mencanangkan tanggal 22 April sebagai Hari Bumi Internasional.

Setelah 20 tahun sejak pertama kali diadakan, peringatan Hari Bumi bergerak ke taraf global, menggerakkan 200 juta orang di 141 negara dan mengangkat isu-isu lingkungan ke panggung dunia.

Saat menginjak abad ke-21, kampanye lingkungan berfokus pada pemanasan global dan dorongan untuk menciptakan energi yang bersih dan terbarukan.

Hari Bumi di abad ke-21 memiliki tantangan tersendiri.
Kelompok penyanggah isu perubahan iklim, politisi yang pasif, dan khalayak yang tidak tertarik, semuanya berkontribusi pada narasi kuat yang membayangi penyebab perubahan kondisi bumi.

Menurut Ketua Panitia Peringatan Hari Bumi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Irhash Ahmady, upaya pelestarian lingkungan perlu maju dari sekadar kampanye kampanye untuk kegiatan yang bersifat teknis ke kebijakankebijakan yang dibuat pemerintah.

"Yang tidak pernah disinggung adalah persoalan-persoalan lingkungan yang tidak menyentuh prinsip keadilan ekologi. Tiap-tiap undang-undang tentang ekonomi harus mempertimbangkan keseimbangan dan daya dukung alam.
Orang-orang banyak bicara dan berkampanye tentang perubahan iklim, tapi dalam kebijakan pemerintah Indonesia saat ini, eksplorasi sumber daya alam masih diprioritaskan sebagai tulang punggung perekonomian. Ini kan ambigu."

Inkonsistensi kebijakan pe merintah dengan kampanye peduli lingkungan saat ini berdampak pada minimnya hasil yang dicapai. Padahal, tambah Irhash, yang juga Manager Desk Bencana Eksekutif Nasional Walhi, isu-isu lingkungan merupakan isu interdimensional yang juga menyentuh dimensi politik, ekonomi, sosial, budaya, hingga hukum.

Upaya-upaya konservasi pun seharusnya memberikan kontribusi lokal, alih-alih mengesampingkan lahan konservasi sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Dalam International Youth Forum on Climate Change, Februari lalu, di Jakarta, anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Emil Salim menyatakan bahwa pola pembangunan umumnya tidak selaras dengan alam.
Selama ini manusia mengeksplorasi kekayaan alam untuk pembangunan, tapi kurang berupaya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Karena itu, konservasi pun menjadi penting untuk mempertahankan kelestarian alam.
Pelestarian bumi Upaya pelestarian bumi perlu dilakukan bersama-sama.
Di Indonesia, Kementerian Kehutanan telah mencanangkan program penanaman 1 miliar pohon. Dukungan terhadap upaya-upaya penghijauan pemerintah pun datang dari berbagai pihak, baik swasta maupun organisasi nirlaba. Lewat kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial perusa haan (corporate social responsibility), berbagai perusahaan swasta di Indonesia telah melakukan upaya-upaya konservasi secara mandiri.

Salah satunya dilakukan PT HM Sampoerna. Komitmen Sampoerna dalam bidang lingkungan diimplementasikan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan kualitas lingkungan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat.

Sampoerna bekerja sama dengan pemerintah, organisasi lingkungan, dan masyarakat untuk menjaga kestabilan lingkungan yang berkelanjutan.

Salah satu kegiatan yang dilakukan Sampoerna yakni menanam kembali 75.000 pohon di hutan asuh Arjuno, Jawa Timur, dan kerja sama dengan Lembaga Transform untuk menanam 5.000 bibit pohon beringin di Desa Sambelia, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Kegiatan penanaman pohon yang dilakukan Sampoerna dilakukan untuk meraih dua manfaat sekaligus, yakni peningkatan ekonomi masyarakat dan pelestarian lingkungan.

"Dengan program pelestarian lingkungan yang menyeluruh dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujar Manager Contributions & Programs CSR PT HM Sampoerna Santi Djiwandono. (*/S-1) eni@mediaindonesia.com

EMAIL
eni@mediaindonesia.com

http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2011/04/21/ArticleHtmls/21_04_2011_020_003.shtml?Mode=0

Tidak ada komentar: