20 Maret, 2011

Fadel Muhammad Launching Sertifikasi ATKAPIN/ANKAPIN III

MedanBisnis – Sibolga. Menteri Kelautan dan Perikanan RI (Menkanla) Fadel Muhammad me-launching pelayanan keliling sertifikasi Ahli Nautika/Teknika Kapal Penangkap Ikan (ANKAPIN dan ATKAPIN III) dan peluncuran sistem otomasi penerbitan sertifikasi hasil tangkapan ikan (SHTI) se-Indonesia. Kegiatan dipusatkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga di Pondokbatu, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Jumat (18/3).
Serangkaian peresmian itu, Menkanla juga menyerahkan secara simbolis di antaranya, tanda peserta pelatihan peningkatan SKK 60 mil menjadi ANKAPIN/ATKAPIN III, sertifikat ANKAPIN/ATKAPIN III kepada pemilik SKK 60 mil yang telah mengikuti upgrading, kartu nelayan sebanyak 1.000 kartu, buku kapal sebanyak 3 unit.

Kemudian, penyerahan bantuan pengembangan usaha mina pedesaan (PUMP) perikanan kepada sembilan kelompok nelayan masing-masing senilai Rp 100 juta, serta penyerahan bantuan dua unit kendaraan roda tiga kepada perwakilan Kelurahan Sibuluan.

Menteri Fadel Muhammad juga melakukan dialog teleconference dengan nelayan Bitung, Banyuwangi dan Tegal serta menandatangani prasasti pasar ikan Mina Nauli Sibolga, Laboratorium Mutu dan dua unit SPDN dan penaburan benih ikan di "Lubuk Larangan" Sungai Sibulaun, Kecamatan Pandan, Tapteng.

Fadel Muhammad yang datang bersama anggota DPR-RI Anton Sihombing, anggota DPD-RI Parlindungan Purba, dan pejabat eselon I dan II Dirjend Perikanan dan Kelautan RI mengungkapkan, program dahsyat pelayanan keliling sertifikasi ATKAPIN/ANKAPIN III tersebut merupakan sebuah terobosan baru dari kementerian dalam rangka memberikan kemudahan bagi seluruh nelayan di Indonesia.

Kalau biasanya nelayan kecil harus datang ke Jakarta untuk mendapatkan izinnya terkait pemberlakuan peraturan International Maritime Organization (IMO). "Maka saya perintahkan dan tekankan kepada bawahan untuk mengubah pola pengurusan sehingga tidak mempersulit rakyat, biarlah kita yang capek tidak apa-apa demi rakyat. Demikian halnya dengan perolehan izin kapal di atas 30 GT yang harus diurus ke Jakarta, coba dihitung, berapa ongkos yang harus ditanggung nelayan kita," beber Fadel Muhammad.

"Sejak saya ditugaskan oleh Presiden SBY menjadi menteri kelautan dan perikanan, banyak terobosan yang telah saya buat. Di antaranya, penghapusan semua jenis retribusi perikanan yang selama ini sangat merugikan nelayan dan masyarakat pelaku perikanan," sebut Fadel Muhammad.
Ternyata, penghapusan retribusi tersebut sangat bermanfaat bahkan dapat menghemat pengeluaran sebesar Rp 2 juta perbulan bagi nelayan. "Beberapa waktu lalu, saya berkunjung ke Belawan di Medan, seorang nelayan mengucapkan terima kasih karena mereka dapat menghemat pengeluaran untuk retribusi tersebut sebesar Rp 2 juta perbulan sehingga dapat dimanfaatkan untuk biaya pendidikan anaknya," tukas Fadel.

Sementara itu, Wagubsu Gatot Pudjo Nugroho menyampaikan, terima kasih karena launching sertifikasi ATKAPIN/ANKAPIN III tersebut dipusatkan di Kota Sibolga. Pihaknya berharap, hal itu menjadi sebuah komitmen dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Wagubsu Gatot Pudjo Nugroho melaporkan, produksi ikan hasil tangkapan dan ikan budidaya di Sumut terus meningkat, pada tahun 2010, produksi perikanan Sumut mencapai 534.524 ton atau meningkatkan besar 66,26% dari tahun sebelumnya.

Produksi perikanan tersebut meliputi, ikan hasil tangkapan mencapai 415.550 ton dan ikan budidaya mencapai 118.975 ton. Demikian juga dengan volume ekspor yang mencapai 54.558 ton dengan nilai US$ 206.448.658,35 atau meningkat 11.49% dari tahun 2009.

Pada kesempatan yang sama, Walikota Sibolga HM Syarfi Hutauruk mengungkapkan, pelaksanaan launching sertifikasi ATKAPIN/ANKAPIN III tersebut berawal dari diskusi nelayan bersama anggota DPD RI Parlindungan Purba beberapa waktu yang lalu.

Nelayan Sibolga sangat kesulitan akibat pemberlakuan peraturan International Maritime Organization (IMO) tentang peraturan baru dan sertifikasi awak kapal. Dia juga melaporkan, hampir 80% penduduk Kota Sibolga menggantungkan hidup dari sektor perikanan dan nelayan.

Terbukti dengan banyaknya kapal perikanan yang berjumlah 1.430 unit kapal. Jika mereka melaut, mereka ditangkap lantaran tidak memiliki sertifikat ATKAPIN/ANKAPIN III.
Hal senada juga disampaikan Bupati Tapteng Tuani Lumbantobing seraya mengucapkan terima kasih kepada Menkanla Fadel Muhammad yang telah sudi me-launching sertifikasi kepelautan tersebut di Sibolga. Dia mengungkapkan, Kota Sibolga dan Kabupaten Tapteng merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. (juniwan)

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2011/03/19/24697/fadel_muhammad_launching_sertifikasi_atkapinankapin_iii/

1 komentar:

idris mengatakan...

kalau ada loncing lagi,aku mau ikutan lah ,biar dapet sertifikat akapin,kapan masuk lampung timur..