PARIGI-Pohon Mangrove yang berada Dipesisir Desa Tolai Barat, dicuri oleh oknum yang belum diketahui asalnya. Diduga oknum tersebut merusak hutan yang ditumbuhi pohon mangrove itu dengan cara mencurinya untuk bermacam –macam kebutuhan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kades Tolai Barat, I Made Sukajati, kepada Radar Parimo, belum lama ini.
Menurut I Made Sukajati, terungkapnya kerusakan hutan Mangrove yang membentang sepanjang pantai Desa yang dipimpinya itu, ketika ia bersama beberapa aparat Desa mendengar laporan masyarakat tentang adanya aksi pengrusakan dan pencurian kayu Mangrove dalam jumlah besar.
“Banyak pohon mangrove yang sudah lumayan besar, kini tinggal bekas karena habis ditebang, dengan jumlah yang cukup banyak. Beberapa ruas hutan sudah terlihat gundul dan terbuka,” tukasnya.
Ia mengaku telah mencoba menanyakan kepada warga yang kebetulan tinggal di sekitar pantai. Sayangnya warga pun tidak bisa memastikan oknum yang mengambil kayu tersebut. Mereka hanya menduga, orang yang mencuri itu bukan warga Tolai Barat. Sebab jika warga desanya yang mengambil kayu itu, maka mereka tentu mengenalnya.
“Saya menduga, mereka yang mengambil kayu mangrove dengan menggunakan perahu melalui jalur laut. Sebab jika melewati darat, tentu akan menimbulkan kecurigaan warga,” tandasnya.
Ia sangat menyesali tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab itu, karena akan merusak habitat yang berada di hutan Mangrove yang saat ini menjadi sumber kehidupan nelayan di sekitarnya. Belum lagi, fungsi hutan Mangrove lainnya, yakni untuk mencegah abrasi pantai dan pemecah ombak dikala air pasang tiba.
Ia menyarankan, jika warga berkeinginan membutuhkan kayu Mangrove, seharusnya melapor dulu kepada pihak pemerintah Desa, sehingga kemudian dicarikan jalan, agar tidak merusak kondisi hutan bakau, yang menurutnya merupakan salah satu aset alam yang dimiliki Desa Tolai Barat.
Saat ini katanya, warga di pesisisr pantai, telah diberikan pemahaman untuk menjaga keberadan hutan Mangrove yang berfungsi menjaga keseimbangan alam dan potensinya. Begitu pula dengan warga, pihak Pemerintah Desa, meminta agar mereka tidak segan-segan, untuk melapor jika, aksi pencurian kayu di hutan Mangrove masih marak kembali.
“Saat ini, yang membuat saya sedikit legah adalah, kepedulian warga terhadap hutan Mangrove tersebut bertanbah. Bayangkan saja, ada warga Desa Tolai Induk maupun Desa lainnya yang hanya datang memburu kepiting langsung ditanyai maksud kedatangan mereka, bahkan adapula warga Desa yang memantau proses pemburuan kepiting itu”. (bil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar