19 Juni, 2010

Pemerintah Ditantang Kembangkan Alat Tangkap Ramah Lingkungan

Denpasar – Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan sekitar 7 persen dari total produksi perikanan tangkap Indonesia setiap tahunnya menjadi sumber daya laut yang terbuang akibat praktek perikanan yang tidak selektif dan menghasilkan perikanan tangkap sampingan (bycatch). Sementara total produksi perikanan tangkap di Indonesia pertahun diperkirakan mencapai 5 juta ton.

Tercatat dari jumlah persentase produksi perikanan tangkap sampingan (bycatch) ini sebagian besar kembali dibuang ke laut. Sehingga produksi perikanan tangkap sampingan tersebut akan menjadi bahan pencemar bagi kelestarian laut.

Kepada Indosmarin.com, Kepala Pusat Analisis Kerjasama Internasional dan Antar Lembaga KKP, Anang Noegroho mengatakan bahwa bycatch yang terjadi sebagian besar akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan oleh nelayan maupun kapal penangkap ikan. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk membantu para nelayan mengembangkan alat tangkap yang ramah lingkungan.

“Bagaimana kita bisa memodifikasi alat tangkap yang efektif dan ramah lingkungan, artinya kalau menangkap tuna, tuna saja yang tertangkap” tegas Anang Noegroho yang ditemui disela-sela pertemuan Forum Perikanan di Sanur, Selasa (15/6) siang.

Anang Noegroho juga menyampaikan tantangan lainnya adalah upaya untuk mengembangkan industri pengolahan untuk bycatch. Anang menambahkan bycatch paling tinggi biasanya terjadi pada penangkapan tuna dan udang yang rata-rata pertahun mencapai 15 persen dari total produksi.(Mul)

http://indosmarin.com/20100615-pemerintah-ditantang-kembangkan-alat-tangkap-ramah-lingkungan.html

Tidak ada komentar: