28 Mei, 2010

Presiden Harus Kedepankan Penyelamatan Laut

Penulis : Siska Nurifah

JAKARTA--MI: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berangkat menuju Oslo, Norwegia, Selasa (25/5) untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim dan menerima penghargaan lingkungan hidup. Dalam pertemuan itu Indonesia akan mendapatkan komitmen bantuan sebesar US$1 Miliar atau dari dana internasional untuk menekan efek rumah kaca di Indonesia.


"Keberangkatan Presiden ke Oslo harus ditujukan pada upaya penyelamatan warga dan perbaikan ekosistem pesisir dan laut ketimbang semata-mata memburu hibah dan atau pinjaman dari pihak lain, khususnya di Pulau Jawa," papar Koordinator Program Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Abdul Halim dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Selasa (25/5).

Penelitian terbaru Kiara menyebutkan bahwa perairan selatan Kalimantan, Teluk Jakarta, sekitar pesisir Semarang dan Selat Madura yang kaya akan unsur hara dan senyawa kimia yang digunakan untuk metabolisme atau fisiologi organisme, mulai menghadapi berbagai ancaman.

Ancaman tersebut akibat dari pencemaran industri dan aktivitas manusia di wilayah pesisir. Terbukti dari ditemukanya perubahan terumbu karang, mangrove, dan lamun sebesar 15%. Perubahan ini ditelisik antara tahun 2003-2008.

Sumber polusi yang merusak ekosistem pesisir di pinggiran Laut Jawa ini diakibatkan oleh 43,73% aktivitas industri, perluasan permukiman dan aktivitas penduduk sebesar 56,27%.
Sedangkan, daerah pesisir merupakan salah satu dari lingkungan perairan yang mudah terpengaruh dengan adanya buangan limbah dari darat. Wilayah ini bukan hanya merupakan sumber pangan yang diusahakan melalui kegiatan perikanan dan pertanian, tetapi juga menjadi lokasi bermacam sumber daya alam, seperti mineral, gas dan minyak bumi serta pemandangan alam yang indah, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.

Di daratan pesisir, terutama di sekitar muara sungai besar, berkembang pusat-pusat pemukiman manusia yang disebabkan oleh kesuburan sekitar muara sungai besar dan tersedianya prasarana angkutan yang relatif mudah dan murah, dan pengembangan industri juga banyak dilakukan di daerah pesisir.

Perlu perhatian serius dari pemerintah untuk menindak tegas pembuang limbah industri ke kawasan pesisir yang berdampak pada rusaknya sumber daya hayati akuatik, dan merugikan aktivitas perikanan skala tradisional.

"Rusaknya ekosistem pesisir dan laut berarti rusak pula sumber daya di dalamnya. Agar akibat negatif dari pemanfaatan beranekaragam dapat dipertahankan sekeci-kecilnya dan untuk menghindari pertikaian antarkepentingan sektoral, serta mencegah kerusakan ekosistem di wilayah pesisir, pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangan wilayah perlu berlandaskan perencanaan menyeluruh dan terpadu yang didasarkan atas prinsip-prinsip ekonomi dan ekologi. Di sinilah pentingnya keberangkatan Presiden ke Oslo." (*/OL-7)

Sumber: http://www.mediaind onesia.com/ read/2010/ 05/25/145075/ 89/14/Presiden- Harus-Kedepankan -Penyelamatan- Laut

Tidak ada komentar: