Putri Hijau RU – Warga di Desa Pasar Sebelat Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Mukomuko beberapa hari terakhir resah. Pasalnya, Sungai Air Sabai yang berada di belakang kawasan pemukiman warga tercemar limbah pabrik CPO sebuah perusahaan perkebunan sekitar. Pantauan wartawan koran ini di lokasi kemarin (21/7) air di sepanjang aliran sungai tampak berwarna hitam pekat yang didduga tercemar limbah CPO. Tak hanya itu dari Jalinbar (jalan lintas barat) tepatnya di atasjembatan Air Sabai dapat dilihat jelas bangkai ikan memutih dan udang yang menguap ke permukaan bak terkena racun putas dan sejenisnya. Ketua RT 2 Air Sabai desa Pasar sebelat, J. Sihombing mengatakan, biasanya dalam keadaan normal kondisi air tampak jernih.
`'Airnya jernih, kalaupun keruh tidak hitam seperti ini,"katanya. Dikatakan Sihombing, memang kerap limbah itu dialirkan ke sungai hanya saja biasanya pada saat hujan turun sehingga sepintas tak tampak efek dari limbah tersebut, `'Ini kemarau dan tidak ada hujan, biasanya kalau hujan turun baru dibuang ke sungai," ujar Sihombing. Sihombing yakin kematian ikan dan udang di sungai ini akibat limbah yang mengalir dan tak hanya itu, jika terkena air sungai ini penyakit kulit berupa gatal-gatal akan menyerang warga.
Ia berharap pemerintah dan pihak perusahaan dapat segera menyikapi perrmasalahan tersebut. `'Pikirkanlah nasib masyarakat ini mau sampai kapan kondisi ini berlangsung, "katanya berharap. Ia pun menyesalkan pihak perusahaan yang terkesan tutup mata terhadap nasib warga di aliran sungai Air Sabai ini.
Asep, salah seorang warga Cipt Mulya mengaku sangat prihatin dengan tindakan perusahaan serta pemerintah yang menutup mata terhadap nasib masyarakat kecil ini. `'ini sejak pagi tadi mulai hitam, sepertinya sore kemarin limbahnya dibuang ke sungai,"ungkapnya. Menurutnya efek dari pembuangan limbah ke sungai ini tak hanya membunuh ekosistem yang ada di dalam sungai tetapi membunuh matapencaharian warga di sungai terebut. `'besok semua ikan itu akan ngapung lihat saja,"ucapnya.
Hal yang sama disampaikan warga lainnya, Amar. Bapak lima anak warga SP 5 Cipta Mulya ini mengakui sungai yang dijadikan tempat pembuangan limbah tersebut merupakan sumber penghidupan keluarganya, `'saya sudah puluhan tahun mencari kehidupan di sungai itu, ikan dan udang banyak, tapi kalau sekarang mau gimana lagi,"sesalnya.
Sejak Sungai Air sabai menjadi wadah pembuangan limbah, matapencahariannya mulai perlahan menghilang karena tak lagi dapat menghasilkan ikan dan udang seperti biasanya. Diakui Amar, ia pernah mencoba melakukan upaya memberitahukan kepada pihak perusahaan hanya saja jawaban dari perusahaan malah menyakitka hati, `'Tidak ada solusi yang diberikan dan tidak ada tanggapan positif,"sesal Amar lagi.Di Pasar Sebelat, salah seorang perangkat desa Zamari membenarkan keluhan warga ini, `'benar, mereka sudah sering menyampaikan persoalan itu kepada kita," katanya.
Menurut Zamari upaya pendekatan kepada pihak perusahaan telah dilakukan oleh pemerintah desa namun hingga saat ini tidak ada solusi dan niat baik. Ia mengakui telah melakukan pengecekan ke lokasi. `'sampel airnya pun sudah kita ambil, kalo besok mau diteliti di labor ada dengan kita,"katanya. (pen)
Sumber : Harian Radar Utara, rabu 22 Juli 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar