15 April, 2009

Hasil WOC Diragukan Selesaikan Masalah Kelautan Indonesia

[JAKARTA] Inisiatif Pemerintah Indonesia menyelenggarakan World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiative (CTI) di Manado, Sulawesi Utara, hanya akan mengabaikan persoalan utama laut Indonesia yang menjadi muara sedimentasi dan limbah industri. "Hasil WOC dan CTI diragukan mampu menyelesaikan substansi persoalan kelautan," kata Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Siti Maemunah, kepada SP, di Jakarta, Senin (6/4).

Dikatakan, dalam 15 tahun terakhir, setidaknya 10 negara menjadi aktor utama praktik kejahatan perikanan di perairan Indonesia. Maraknya kejahatan perikanan ini akan berdampak pada ketidakberlanjutan sumber daya ikan. "Bahkan, bisa berujung pada krisis. 


Di samping itu, perairan Indonesia juga menjadi ladang subur bagi pembuangan limbah beracun industri tambang, minyak, dan gas. Di perairan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, ditemukan hampir setiap tahun tumpahan minyak mentah (tarball)," katanya.

Dicontohkan, secara bertahap, hutan bakau di Pulau Sulawesi dan Jawa telah dikonversi untuk pertambakan dan mengalami kerusakan teramat parah. Dari sekitar 4,2 juta ha tambak pada tahun 1982, kini tak kurang dari 1,9 juta ha dalam 3 tahun terakhir. 

"Karena itu, dapat dipastikan, upaya mengoptimalkan peran laut dalam menangani masalah perubahan iklim, yang menjadi tema utama WOC mustahil dapat terwujud," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Riza Damanik mendesak pemerintah untuk segera menyiapkan langkah-langkah diplomasi yang cerdas. Upaya ini diperlukan untuk menuntut dihentikannya praktik kejahatan perikanan di perairan Indonesia, khususnya oleh Thailand, Filipina, Taiwan, Korea, Panama, Vietnam, Malaysia, Kamboja, dan Myanmar.

Menjaga Laut

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan (DKP) Freddy Numberi di Manado Selasa (7/4) mengatakan, laut sangat berperan menurunkan emisi karbon dan mengatasi pemanasan global. Karena itu, masyarakat dunia, harus menjaga laut jangan tercemar dan perusakan terumbu karang. 

Selama dua hari di Sulut Numberi bersama Sekretaris Menkokesra Prof Dr Indroyono Susilo, melakukan, dialog dengan 300 peserta Forum Komunikasi BUMN di Sulut, mengenai manfaat WOC dan CTI) Summit yang akan berlangsung 11-15 Mei 2009 di Manado serta peluang bisnis, pariwisata pasca WOC di Manado. 

Freddy Numberi, yang juga Ketua Panitia Nasional WOC dan CTI Summit mengatakan, laut yang merupakan, 90 persen lebih luasnya dari daratan itu banyak manfaat untuk menurun kan emisi. Dan untuk mengatasi pemanasan global. Namun, kurang diperhatikan di kalangan masyarakat dunia. Saat Konferensi Pemanasan Global di Bali, dari 800 materi, hanya satu materi tentang laut. [W-12/136]

Sumber: http://www.suarapem baruan.com


Tidak ada komentar: